10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pasang Surut Hati Dalam Bacaan Kisah 11 Ibu

Dian SuryantinibyDian Suryantini
March 26, 2022
inEsai
Pasang Surut Hati Dalam Bacaan Kisah 11 Ibu

11 ibu | Foto tatkala.co

Pentas 11 Ibu 11 Kisah 11 Panggung bagi sebagian orang mungkin hanya pentas biasa. Menyihir ibu-ibu yang biasa berkutat sebagai ibu rumah tangga atau wanita karir ke dalam dunia seni peran.

Saya mengikuti beberapa pementasannya, tidak semua. Kemudian saya mengikuti semua kisahnya lewat buku. Sebelum menjadi sebuah buku, kisah-kisah ini dipentaskan secara maraton. Project ini adalah project inspirasi. Project ini lolos kurasi dan dibiayai oleh Ford Foundation melalui Cipta Media Ekspresi pada tanggal 21 Apri 2018. Begitu dinyatakan lolos, eksekusi dimulai dengan sutradara Kadek Sonia Piscayanti.

11 kisah yang dibukukan itu merupakan sebuah perjuangan panjang yang dialami seorang perempuan dari masa mudanya hingga berumah tangga. Sedih, haru, bahagia, marah, sangat marah, kebencian dan dendam berkecamuk. Muncul bersamaan di benak saya ketika membaca buku itu. Saya ikut merasakan beratnya jalan hidup mereka.

Menu Hidup Ikhlas Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A – Catatan 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Kemelut dalam kehidupan tak pernah luput menghampiri. Selalu ada celah untuk masuk pada kehidupan mereka. Ajaibnya mereka bisa bertahan. Bisa bergerak maju. Bisa menghadapi dengan santai, dengan senyum. Dan saya tebak dibalik keluwesan itu ada hati yang teriris.

Ada air mata yang harus ditahan agar tak menerobos pertahanan. Berlagak santai tapi gontai. Berlagak manis tapi miris. Ahh, pelik sekali. Saya sebagai penonton dan pembaca turut merasakan yang mereka rasakan. Menonton dan membaca bagi saya adalah dua hal yang berbeda.

Saat saya membaca buku ini, rasanya lebih lengkap, tertata dan terukur. Imajinasi menjadi sangat liar. Membayangkan adegan satu ke adegan lainnya. Serasa menjadi tokoh di setiap ceritanya. Ada 11 kisah, ada pula 11 peran berbeda yang saya “perankan” saat membaca.

Rasa sesak yang dituliskan dengan rangkaian kata juga bisa saya rasakan. Tapi ketika saya menonton pementasan itu, perasaan saya tidak begitu menghayati. Mungkin karena anyak orang. Dan saat membaca saya hanya sendiri. Dalam kamar. Mungkin itu sebabnya saya bebas berimajinasi, berekspresi. Emosi pun terkuras.

Halaman demi halaman saya buka. Sampailah pada kisah Wati. Seorang perempuan yang berprofesi sebagai tukang batu. Entah tukang batu bagaimana yang dia maksud. Yang jelas ia menyebut dirinya perempuan batu. Segala pekerjaan rendah ia kerjakan. Asal bisa hidup dan memenuhi kebutuhan. Mengambil pekerjaan rendah bukan tanpa alasan. Sebab ia dari golongn kurang mampu dan pendidikannya tidak tinggi. Kehidupannya sangat sulit. Terlebih ia hidup sebagai seorang single mom dengan anak-anak. Yang membuat saya miris dan sesak saat membaca kisahnya ketika ia sama sekali tak memiliki sepeser uang. Beras untuk ia dan anak-anaknya makan tak ada.

Kemudian anak Wati yang paling bontot berinisiatif membuat layang-layang sendiri. Lalu layangan itu ia jual. Entah kepada siapa. Namun layangan itu laku. Uangnya ia belikan beras. Ia bawa pulang dan diberikan kepada ibunya, Wati. Anak sekecil itu dengan usia dibawah 10 tahun memiliki inisiatif untuk membeli beras. Bayangkan betapa nestapanya kehidupan mereka. Saya membayangkan jadi Wati. Sedih sekali. Begitu perjuangan Wati bersama anak-anaknya. Berusaha tumbuh tanpa suami. Namun setiap detik yang berlalu dijalani Wati dengan sepenuh hati hingga ia bangkit lagi. Menjadi sosok perempuan kokoh, sekokoh batu yang tak mudah terpecahkan.

Revolusi Seorang INTJ di Panggung Teater — Catatan Jelang Pentas Tini Wahyuni di 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Beranjak lagi saya ke bagian berikutnya. Peran dan kisah yang berbeda. Tetu dengan kemunculan emosi yang berbeda. Tini Wahyuni. Seorang dokter yang gemar melukis. Kisah ini membuat saya tergelitik, sedih dan juga haru. Mengajarkan saya bahwa kedamaian itu indah.

Tapi saya bukanlah seorang Tini Wahyuni yang bisa melakukan itu. Saya akui seorang Tini Wahyuni memiliki hati yang sangat lapang. Bukan memuji. Tapi ini yang saya rasakan setelah membaca kisahnya. Melakukan perceraian dengan damai. Mengakhiri semuanya dengan baik-baik saja. Meski dalam hatinya ada gejolak.

Mungkin bagi sebagian orang ketika akan bercerai, datang ke pengadilan sendiri-sendiri. Tapi tidak berlaku baginya. Mereka datang berdua, berboncengan layaknya suami istri yang harmonis. Pengadilan mengabulkan permohonan cerai mereka. Bagi mereka perpisahan bukanlah akhir tapi awal untuk memulai hal baru.

Dan Tini Wahyuni melakukannya. Ibarat bayi Koala yang digendong induk. Memeluk erat di belakang. Dan ketika ia mulai bertumbuh dan matang maka akan memilih dan memiliki jalannya masing-masing.

Profil 11 Pahlawan dalam 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Yang paling membekas ketika saya baca adalah kisah dari Ibu Simpen. Entah kisah itu nyata atau hanya kiasan tapi jujur saya marah. Emosi saya terkuras saat membaca bagian tertentu. Ketika sampai pada kalimat itu, tak sadar saya berucap kasar dan kotor. Suasana hati tak menentu. Seperti gelombang pasang yang menghempas segala yang teronggok di pesisir.

Sosok laki-laki manipulatif. Sifat yang begitu mejijikkan bagi saya. Jika saya mampu, ingin rasanya langsung mengirimkannya ke Titi Ugal-Agil. Menarik ulur dirinya agar melintasi titi itu lalu melepaskannya dan terjatuh dalam kawah dengan panasnya api neraka. Tersiksalah kau di sana. Tapi saya bukan Tuhan.

Kemarahan saya benar-benar memuncak saat membaca kisah itu. Buku itu saya tutup. Mencoba menenangkan diri dengan meneguk air putih. Sembari megenang apa yang saya baca beberapa menit lalu, saya membayangkan alurnya. Saya menempatkan diri sendiri dalam situasi itu. Saya berkhayal. Kemudian saya ingat meski diperlakukan tidak adil beliau tetap diam. Tidak mengambil tindakan keji. Menunjukkan bahwa diri benar dan bermartabat dengan diam.

Menjadi Ibu dan Menjadikan “Theater of Society” sebagai “Society of Theater”

Begitulah perempuan. Terkadang ia harus diam untuk bertahan. Terkadang ia juga harus bersuara untuk bertahan. Ini hanya soal pilihan. Perempuan juga harus pandai bagaimana meracik sebuah rasa agar keharmonisan dalam keluarga terjaga. Buku ini saya rekomendasikan bagi anda kaum perempuan. Baik yang sudah berumah tangga atau belum. Buku ini pantas dibaca sebagai benteng pertahanan hati menghadapi badai kehidupan. [T]

  • Tulisan ini didedikasikan untuk acara Book Discussion 11 Mothers 11 Souls with Kadek Sonia Piscayanti, Tini Wahyuni dalam acara Mahima March March March di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Sabtu 26 Maret 2022
Tags: ibuKomunitas MahimaMahima March March March 2022PerempuanTeatertetaer perempuan
Previous Post

Menjadi Pahlawan Super: Bukan Perkara “Bisakah?”, Tapi “Maukah?”

Next Post

Rahim yang Kelu | Cerpen Putu Arya Nugraha

Dian Suryantini

Dian Suryantini

Kuliah sambil kerja di Singaraja

Next Post
Rahim yang Kelu | Cerpen Putu Arya Nugraha

Rahim yang Kelu | Cerpen Putu Arya Nugraha

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co