21 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Persona
Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A bersiap pentas monolog

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A bersiap pentas monolog

Menu Hidup Ikhlas Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A – Catatan 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Kadek Sonia Piscayanti by Kadek Sonia Piscayanti
December 21, 2018
in Persona
882
SHARES

Jika anda mendengar nama Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A apa yang terlintas di benak anda?

Seorang profesor yang tegas, galak, atau penuh kasih dan toleran? Atau anda telah mendengar kisahnya? Atau melihat perjuangannya? Atau pernah menyangsikannya? Atau pernah menganggapnya biasa-biasa saja?

Jawabannya ada di pentas ke 11 dari projek “Monolog 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah” yang dipentaskan Jumat 21 Desember 2018.

Siapa sesungguhnya seorang ibu yang bergelar profesor ini. Sejenak mari kita letakkan gelar di tempat yang semestinya, karena sebagai ibu, tentulah gelar profesor saja tak cukup. Seorang ibu lebih dari sekadar gelar, atau segala jabatan tertinggi di bidang akademik. Seorang ibu lebih dari itu. Apanya yang lebih? Dari konteks saya sebagai sutradara, beginilah saya memandang Ibu Titik panggilan akrab Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih.

Bagi saya, kalau disebut subyektif, memilih Ibu Titik menjadi aktor di panggung 11 ibu ini adalah subyektif, namun tidak subyektif tanpa pertimbangan. Ibu Titik adalah ibu di semua aspek kehidupan, dia ibu di keluarganya, ibu di fakultas, ibu di beberapa lembaga sosial, ibu bagi beberapa teman dekatnya, ibu bagi beberapa anak asuhnya, dan ibu bagi anak didiknya tentu saja.

Dengan jabatan beliau sebagai dekan di kampus, jangan tanya kesibukan beliau. Hampir tak ada lubang lowong di kalendernya. Tidak itu saja, ibu juga aktif dimana-mana, selain komunitas akademik, tentu komunitas sosial, komunitas keluarga, komunitas budaya. Semua perlu sentuhannya. Dan seolah mengijinkan semua kepadatan itu memasuki jadwalnya, ibu mengatur dengan teliti semua yang perlu mendapat perhatiannya. Saya kadang takjub dan heran sekaligus pada usahanya mengatur semua aspek hidupnya dengan seimbang. Setiap saya berkesempatan mendampinginya, ibu selalu terjaga mengatur semua urusannya, sampai detail-detail sekalipun tak luput.

Pernah dalam suatu waktu, saat saya sedang berbicara soal akademik dengan beliau, beliau menjeda percakapan dan mengangkat telpon untuk memesan banten purnama, menyiapkan semua perlengkapan yang sudah dia catat dengan detail. Pernah juga saat berbicang serius soal akademik di kantor, telepon berdering, dan ketika diangkat, ternyata ada pipa bocor di rumahnya dan segera harus dicarikan tukang dan alat.

Ada lagi kali lain, ketika akan berangkat ke suatu tempat, ibu harus membeli oleh-oleh untuk keluarganya di tempat itu dan semua sudah tercatat dengan detail. Saya juga sering berkesempatan bepergian ke luar negeri bersama ibu, dimana ibu selalu menyiapkan kopernya jauh jauh hari, dengan cermat dan teliti, kotak-kotak peralatan rapi, dari kotak mandi, make-up, kotak obat-obatan, dan yang lebih mengejutkan lagi, kotak obat-obatan itu menyerupai bilik-bilik kamar hotel. Semua bilik itu memiliki takaran obat yang sesuai.

Jadi setiap bilik itu dibuka, itu berarti takarannya sudah sesuai, tinggal diminum saja. Ibu menghitung setiap waktunya yang berharga. Sebab dalam perjalanan jauh, memilah memilih obat tentulah membutuhkan waktu dari membuka, mengingat dosis, dan sebagainya, jadi bilik-bilik obat itu adalah solusi. Pernah juga di tahun 2012, pengalaman pertama saya bersama Ibu ke luar negeri, ketika kami ke Australia, saya berada satu kamar dengan ibu. Saat itu saya masuk kamar dengan leluasa. Kami berbincang sejenak, lalu siap-siap beristirahat. Saya langsung siap-siap tidur. Namun ibu, mencari sudut hening, dan menyalakan dupa. Berdoa.

Saya malu. Segera saya ikut berdoa. Saya masih jet lag. Ke Australia, bawa lupa bawa dupa, dan ikut-ikutan berdoa di belakang Ibu. Perjalanan saya berikutnya kemanapun bersama Ibu, akan selalu hampir sama, pasti diajaknya saya berdoa sebelum pergi dan setiba dari berpergian.

Akhirnya setelah dari Australia, sepanjang ingatan saya, saya bepergian kemana saja bersama Ibu, ke Belanda, Prancis, Malaysia, China, Thailand, hingga India dan Bhutan. Kami sudah bersama ke 8 negara berbeda. Kebanyakan untuk tujuan program akademik dan budaya. Saya selalu satu kamar dengan Ibu.

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A

Bagi saya pelajaran utama saya dengan ibu adalah, beliau selalu mengingatkan saya berdoa. Saya jarang sekali dilihat berdoa, kalau diajak baru mau. Mungkin cara saya berdoa berbeda. Saya berdoa dalam hening dan diam. Mungkin juga saya belum tahu cara berdoa yang baik. Namun bersama Ibu, saya selalu diingatkan kembali berdoa. Onya, sudah berdoa? Biasanya saya nyengir, belum Bu. Hehhe. Sini, kata Ibu. Lalu saya menurut.

Bagi saya, Ibu adalah pembimbing saya dalam banyak hal. Dalam hal apa saja, bisa. Tentu saya juga mengkritisi ibu kalau ibu salah, misalnya saya kadang memprotes ibu kalau sedang bicara di rapat, kalimatnya salah, misalnya ibu berkata, Saya sudah meng”ini”kan. Saya bertanya, apa maksud Ibu dengan kata meng”ini”kan. Tidak jelas. Katakan saja apa maksud sesungguhnya. Begitu saya “menasihati” Ibu. Dan Ibu menerima. Ibu mau berubah dan belajar.

Saya hormat pada keputusannya mau belajar dari siapa saja. Apalagi dalam konteks project ini, saya mendekati Ibu karena bagi saya ibu mampu dan bisa. Beliau awalnya juga menyangsikan dirinya sendiri, apakah bisa, mampu? Ternyata bisa dan mampu. Naskah saya garap perlahan. Saya mendengar beliau bercerita, dari A sampai Z bahkan Z plus plus. Ada yang off the record, namun lebih banyak on the record. Saya kagum. Kok bisa ya. Seorang ibu yang dikenal dengan ketegasan, ketangguhan, ketanganbesian, juga bisa rapuh dan menangis.

Ibu juga manusia, ibu juga perempuan biasa. Ada titik terlemah yang dia akui selalu hadir, saat rapuh dan saat tak tahu harus mengadu kemana. Kini Ibu selalu tahu caranya. Berdoa dan berusaha. Berdoa lagi dan berusaha lagi. Terus menerus. Itulah yang menyebabkan hidupnya seimbang dan tak pernah goyah lagi. Menu hidup ibu adalah keikhlasan tanpa batas. (T)

Tags: ibuMonologPerempuanTeater
Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis buku “Perempuan Tanpa Nama” dan “Burning Hair”. Tinggal di Singaraja

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi dari penulis
Dongeng

Si Manusia Kodok

by I Ketut Suar Adnyana
April 17, 2021
Ilustrasi
Opini

Apakah Masih Mungkin Mengalahkan PDI Perjuangan di Tabanan?

Pertanyaan pada judul tulisan ini agaknya sudah basi ketika saya kemukakan hari ini. Pilkada Tabanan sudah selesai, pemenangnya sudah diketahui, ...

December 16, 2020
Suasana di sebuah sekolah internasional di Bali. (Foto: Sonia)
Esai

Siswa Lokal Bali di Sekolah Internasional: Cari Ilmu atau Gengsi?

KEHADIRAN sekolah-sekolah berlabel internasional yang kini berganti status menjadi SPK (Satuan Penyelenggaraan Kerjasama) seakan menjadi primadona di kalangan orang tua. ...

December 2, 2018
Nyoman Erawan:Shadow Dance,200cmx500cm,Mixed Medium.
Puisi

Puisi-puisi IDK Raka Kusuma # Juru Masak Tampan: Wayan Koster

JURU MASAK TAMPAN :Wayan Koster di Desa Sembiran aku ingin jadi juru masak tampan memasak matahari dan bulan jadi masakan ...

November 16, 2019
Cerpen

Bibir yang Diciptakan untuk Melahap Hidupku

Cerpen: Carma Citrawati Aku bersumpah! Jika aku terkena penyakit yang tak bisa disembuhkan dan aku diajak ke dukun, aku akan ...

March 16, 2020
Salah satu karya pada Pameran di Galery Seni Rupa FBS Undiksha Singaraja, 29 November 2019 [Foto: Mursal Buyung]
Puisi

Puisi-puisi AA Ayu Rahatri Ningrat # 1 Menit Sebelum 12 Malam

1 Menit Sebelum 12 Malam Hari ini aku di kotamu Tapi tidak untuk bertemu. Langit abu-abu, mungkin karena sendu Ceritakan ...

March 22, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Dok Minikino | Begadang
Acara

[Kabar Minikino] – Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan Untuk Distribusi Nasional

by tatkala
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (69) Cerpen (163) Dongeng (14) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In