Cuaca sore itu sejuk. Pemandangan asri sawah membentang lebar di sekelilingnya. Hembusan angin mengayunkan dahan pohon dan membuat rumput menari-nari. Aliran air selokan mengalir dengan lancar dan memantulkan warna berkilau saat diterpa cahaya surya menandakan air berwarna jernih. Warna warni dasar selokan terlihat jelas berkat kejernihan itu. Pemandangan ini disaksikan di desa Guwang bagian selatan dimana Kulidan Kitchen and Space berdiri. Bangunan ini dikelilingi sawah di tiga sisinya dan jalan raya di sebelah barat pintu gerbang. Momen dari cuaca yang bersahabat, dan air yang jernih mengalir ditambahkan dengan acara pameran seni bertema Supra Village pada tanggal 3 April 2021.
Acara Supra Village adalah pameran seni rupa yang menghubungkan seni dengan isu lingkungan dan pertanian. Berkat kerja sama Galang Kangin dan pengelola Kulidan Kitchen and Space pameran ini berlangsung dengan khidmat dan menyenangkan. Komunitas seni Galang Kangin sebagai peserta pameran didirikan pada tahun 1996. Kekuatan Galang Kangin yang membuatnya mampu bertahan sampai sekarang adalah rasa solidaritas dan saling membantu anggotanya menghasilkan karya yang bermutu.
Seniman dan yang bukan seniman dapat belajar dari komunitas ini bahwa menghasilkan karya yang bermutu harus dilandasi rasa solidaritas dalam arti ketika ada anggota seniman menghasilkan karya bernilai, dia akan memotivasi dan memafasilitasi sesama anggotanya menghasilkan hal serupa, bukan menjauh dari komunitas, menganggap dirinya paling hebat. Para pelaku seni dan bidang lain yang peduli dengan isu sosial dan ekologi harus meminggirkan egonya dan bekerja sama menghasilkan karya yang bermutu dan dapat menyelesaikan masalah.
Di sore hari yang cerah,pembukaan pameran seni dibuka dengan pidato Bapak Nyoman Partha, SH menjabat sebagai anggota komisi VI DPR RI. Dalam pidato beliau, sejatinya pertanian dalam arti luas yaitu produksi makanan, serat dan kayu dari lahan dan laut adalah batangnya Bali. Ironisnya saat ini yang jadi batang tersebut digantikan oleh pariwisata. Ketika ini terjadi batangnya rusak, dan merambat ke akar sampai pucuk daun dan buah. Batang adalah tempat produksi. Pariwisata sebagai bunga dan buah adalah hasil dari batang yang sejati ini. Seni dalam kaitannya dengan masalah ini harus menyuarakan suara hati yang mencerminkan keadaan sesungguhnya mulai dari kritik, perlawanan atas kekeliruan kebijakan dan pemberdayaan untuk mewujudkan ide alternative menyelesaikan masalah. Sekitar setengah jam berikutnya , Bapak Dr.Hardiman selaku kurator seni menjadi pembicara.
Melewati pintu kaca berbingkai kayu di sebelah timur ruang pameran, sudah berkumpul orang orang di dalam. Mereka mengamati dan mengadakan dialog dengan sesame pengunjung bahkan seniman dan curator. Mengamati karya karya yang ada, terdapat sebuah karya tiga dimensi berbingkai kayu berukuran panjang 70 cm dengan lebar 65 cm. di tengah bingkai adalah jaring jaring yang disusun dengan kawat. Di atas jaring jaring itu , sampah sampah yang sering muncul di sawah diambil lalu disusun dengan perpaduan lem dan kawat sehingga kokoh. Karya ini dibuat oleh Wayan Naya Swantha dengan judul Kloni non Organik
Wayan Naya Swantha menyuarakan kepada publik bahwa sampah sampah non organic amat rugikan petani. Lahan sawah dapat menjadi rusak karena hal ini. Tak jarang sawah menjadi tempat pembuangan sampah. Masyarakat sering melakukan ini karena dianggap paling praktis dan tanpa biaya.
Masalah sampah di Indonesia termasuk Bali kompleks. Tak dapat disangkal bahwa kebiasaan buang sampah sembarangan masih marak di masyarakat. Berita heboh pada tanggal 9 Maret 2021 dimana seseorang melempar botol minuman ke mulut kuda nil yang menyebabkan nyawa hewan itu terancam adalah gejalah dari parahnya kebiasaan buruk ini. Bahkan saat berjalan di areah persawahan Guwang, dapat ditemukan sandal, botol, gelas plastik dan barang barang non organic lainnya yang berserakan di sela sela antara pematang dan areal penanaman padi.
Dampak paling jelas dari kebiasaan buruk ini adalah tersumbatnya saluran irigasi sawah dan banjir disertai cemaran zat kimia non organic yang merusak sawah. Padi tidak mendapat cukup air dan berpotensi terencam air terpolusi. Pada kasus banjir, unsur hara pada lapisan atas tanah hanyut sehingga mengurangi nutrisi yang diperoleh tanaman padi bahkan mampu mematikan padi itu sendiri saat menjelang panen sehingga kerja yang dilakukan jadi sia sia dan harus kembali menanam bibit lagi dari awal. Kualitas gabah dan jerami yang dihasilkan amat rendah yang mengurangi nilai guna hasil sawah dan berdampak pada pendapatan petani. Dua hal ini berperan dalam mengganggu produktivitas lahan, ekonomi petani dan keasrian.
Petani harus menguras waktu dan tenaganya untuk memungut sampah dari lahan yang dia garap , area antara garapan dan pematang serta saluran irigasi. Terkadang, air banjir yang tercemar berdampak buruk bagi kesehatan petani. Produktivitas kerja dan potensi dirinya mengolah sawah terhambat karena kebiasaan buruk masyarakat. Kebanyakan sampah non organik di sawah berasal dari selokan yang sebagian berakhir di antara saluran air masuk dan lahan garap. Rusaknya keasrian sawah memperkecil minat wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung karena nilai estetika nyaris tidak ada. Ini berpotensi mengurangi pendapatan ekonomi masyarakat Bali khusunya akibat kebiasaan buruk buang sampah sembarangan. Ini turut berperan dalam alih fungsi lahan karena petani merasa bebannya terlalu berat(1).
Sampah non organic padat dapat dipungut langsung oleh orang-orang yang melihatnya sehingga dapat berkurang dari lahan untuk waktu yang amat singkat saat diadakan bersih bersih lingkungan. Hal ini tidak berlaku bagi limbah cair non organic. Sekitar Dua tahun lalu di Denpasar Selatan, di Banjar Pitik, kelurahan Pedungan, petani mengalami kesulitan yang lebih berat dibandingkan biasanya. Sampah non organic cair dari bercampur dengan air saluran irigani lalu mengaliri persawahan. Persawahan di situ berdekatan dengan usaha sablon rumah tangga yang tidak punya sistem pengolahan limbah cair sehingga membuangnya langsung ke selokan. Kesuburan padi terganggu karena limbah cair sisa sablon. Perubahan sawah jadi fungsi non pertanian di Pedungan berlangsung tanpa henti karena ini dimana petani enggan bercocok tanam selain daripada harga jual gabah, biaya biaya dari pembibitan, perawatan hingga penggilingan dikarenakan juga aliran sampah(2).
Dari membuang waktu petani, serta merusak kesuburan tanah dan keindahan bentang lahan, sampah non organic dapat melukai manusia secara fisik. Di kabupaten Bandung, pecahan kaca sering ditemukan di areal persawahan sampai ada petani mengalami luka robek yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani(3). Ini membuktikan bahwa kebiasaan buruk masyarakat Indonesia dapat membahayakan nyawa manusia meski tidak disadari.
Selain terus mendidik setiap orang agar buang sampah pada tempatnya, masyarakat harus diberi pendidikan untuk memilah sampah organic dan non organic beserta pemanfaatannya. Harus disosialisasi dampak negative dari buang sampah sembarangan dan memberikan dampak positif dari perilaku menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan yang berperan penting dalam menjaga kualitas pangan. Petugas pengangkut sampah harus sediakan dua ruang pada bak penampungan sampah yaitu organic dan non organic agar tidak tercampur sehingga akan jauh lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga saat mengolahnya. Tiap kabupaten/kota harus ada unit pengolahan sampah tersebut.
Ini dapat menambah pendapatan ekonomi warga dari barang barang yang dibuang menjadi bernilai guna. Kreativitas warga akan diberdayakan untuk menyelesaikan masalah ini. Untuk limbah sablon dan limbah cair non organic dari industri skala rumah tangga dan usaha kecil menengah, pemerintah daerah wajib mensosialisasikan kepada tiap pelaku usaha mendirikan fasilitas untuk penampungan limbah cair di tiap tempat produksi yang terhubung dengan instalasi pengolahan untuk menjaga kualitas air dan kesehatan lingkungan. Dirikanlah pengolahan sampah dan limbah yang terpadu supaya kualitas pangan dan air terjaga buat manusia hidup di lingkungan yang layak.[T]
Sumber:
- SAMPAH PLASTIK SAMPAI DILAHAN SAWAH, SALAH SIAPA? 28 Desember 2020 https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/sampah-plastik-sampai-dilahan-sawah-salah-siapa-31
- Persawahan dipenuhi sampah plastik, petani mengekuh dewan kota turun tangan . 30 agustus 2019. https://www.nusabali.com/berita/58481/persawahan-dipenuhi-sampah-plastik
- 20 Hektare Sawah di Soreang Kabupaten Bandung Tercemar Sampah. 25 Maret 2017 https://news.detik.com/berita/d-3456877/20-hektare-sawah-di-soreang-kabupaten-bandung-tercemar-sampah