3 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Wayan Eka Artana Putra, pengelola kedai kopi mini di Pecatu, Badung

Wayan Eka Artana Putra, pengelola kedai kopi mini di Pecatu, Badung

Pandemi, Bule jadi “Tamu Lokal”, Ngebon pun Biasa | Cerita dari Sebuah Kedai Kopi

Nyoman Nadiana by Nyoman Nadiana
January 26, 2021
in Khas

Rasa-rasanya dan memang seperti nyata, hampir semua orang di dunia mengenal Bali. Ini pulau dengan hampir 100 % sumber penggerak kehidupan ekonominya berasal dari denyut nadi pariwisata. Pariwisata itu  utama, yang lain pelengkap saja (kayaknya}.

Dengan begitu, dulu, pariwisata identik dengan bule. Entah apa arti sebenarnya dari bule, tapi yang jelas setiap turis mancanegara disebut bule, dari mana pun negaranya. Turis lokal tak disebut bule. Di dunia pariwisata, kata “bule” itu keren.

Orang selalu menyebut-nyebut kata bule dalam banyak percakapan. Bahwa orang yang tinggal di hotel adalah bule, yang makan di restaurant itu bule, di Kuta bule, di Ubud bule, di mana-mana yang berwisata di Bali adalah bule.

Nah. Tak ada yang pernah meramal bahkan pernah membayangkan, bahwa pandemi ini bukan hanya membuat pariwisata redup seperti lampu teplok, melainkan juga membuat banyak bule menyulap diri menjadi “tamu lokal”. Akibat lockdown, pintu keluar-masuk bandara terkunci, atau dibuka sedikit-sedikit saja, maka banyak bule (turis mancanegara itu) harus “menetap” di Bali dalam waktu yang cukup lama. Ada yang memang tak bisa pulang akibat lockdown di mana-mana, ada yang dengan sengaja memilih tinggal di Bali dengan berbagai alasan.

Karena “menetap” cukup lama, bule yang seperti “tamu lokal” itu dengan tak sengaja atau sengaja belajar Bahasa Bali. Mereka harus beradaptasi. Lama-lama, pasih juga Bahasa Bali. Lama-lama, mereka juga makan masakan Bali, bahkan masakan Bali yang dijual di warung-warung lokal yang bukan restoran.

Ini saya ketahui ketika pada ujung minggu lalu, di awal Januari, saya semat berkunjung ke sebuah kedai kopi mini milik sahabat di Pecatu, Badung. Teman itu, Wayan Eka Artana Putra, adalah teman kuliah di Politeknik Negeri Bali. 2006 -2009. Pada saat pandemi ini, kedai yang dibukanya dengan setia banyak didatangi bule yang sudah menjadi “tamu lokal”.

Sebagaimana layaknya “tamu lokal”, banyak bule tampak tanpa malu-malu membeli nasi, dibungkus,  lalu dibawa ke tempat menginap. Atau banyak juga bule duduk berjam-jam ( bahkan bisa sampai setengah hari) hanya ditemani  secangkir kopi, sembari mencari wifi.

Jadi, jangan heran juga, jika belakangan melihat banyak “bule lokal”, yakni bule yang sudah seperti orang lokal akibat hampir 12 bulan terjebak pandemi, terlihat sudah amat terbiasa menyantap makanan bali,  jaje bali sampai ngorta (ngobrol) pake Bahasa Bali.

Sebelum pulang balik ke Buleleng, iseng-iseng saya bertanya kepada teman pengelola kedai itu. Apakah ada bule yang ngebon alias ngutang dulu kalau beli kopi?

Dengan agak manis nyengir, ketawa sedikit, teman saya yang memang murah senyum ini bilang, “Banyaklah.  Ada yang 100, 350, 600. Ada yang belum bayar, ada yang nyicil. Ada yang gak pernah lagi ngopi di sini!”

Dalam hati saya hanya bisa berdoa semoga BON-nya menjadi BONUS suatu saat nanti. Memang masa pandemi kembali mengingatkan kita di mana-mana, bahwa manusia di seluruh penjuru dunia adalah sama. Setidaknya, sama-sama ngebon jika terdesak. [T]

Nyoman Nadiana

Nyoman Nadiana

Anak dari pelosok utara Bali. Suka ke semua penjuru arah mata angin menemukenali semua hal tentang hidup dan kehidupan lewat cerita-cerita

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Soekarno
Esai

Necisme Bung Karno, Gerakan Busana Melawan Kolonialisme Barat

Jumat sore, 16 Agustus 2019, sehari sebelum perayaan kemerdekaan RI, saya menyempatkan diri untuk berolahraga di pelataran Kampus Tengah Undiksha. ...

August 18, 2019
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Lelaki yang Menagih Janji Kepada Langit

Cerpen: Fatah Anshori "Dalam tradisi Yahudi empat puluh hari sebelum, bayi lelaki dilahirkan. Dilangit ada suara yang meneriakkan siapa wanita ...

February 2, 2018
Rendra Bagus Pamungkas (Foto: Dok Teater Ingsun)
Khas

Rendra Bagus Pamungkas: “Ini yang Anjing dari Teater!”

“INI yang anjing dari teater! Karena banyak orang tersesat dan tidak bisa keluar!” pungkas Rendra Bagus Pamungkas dalam forum Srawung ...

July 15, 2019
Esai

Arca Siwa Mahadewa di Bali pada Masa Lalu

Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup ...

January 12, 2021
Google
Opini

Generasi Micin, Di-bully atau Dikontrol?

  ISTILAH generasi micin kini populer. Sebutan ini sering digunakan orang ketika melihat ada orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Tergerusnya Demokrasi Indonesia

by I Made Pria Dharsana
March 3, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1419) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In