13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jalan Kehilangan || Cerpen Ozik Ole-olang

Ozik Ole-olangbyOzik Ole-olang
January 9, 2021
inCerpen
Jalan Kehilangan || Cerpen Ozik Ole-olang

Ilustrasi tatkala.co || Satia Guna

Namanya jalan kehilangan. Dari namanya saja, jalan itu adalah tempat orang-orang yang kehilangangan sesuatu. Entah, apapun itu. Mereka ramai-ramai berjalan di sana merunduk seperti sedang mencari-cari sesuatu.

Jalan itu membentang panjang dari timur ke barat membelah antara dua gedung museum besar. Orang-orang ramai mengunjungi jalan itu sekedar mencari sesuatu atau memang mereka sengaja merayakan kehilangan. Seperti kemenangan, kehilangan juga patut dirayakan. Setidaknya dengan kesedihan atau pula ratapan.

Ramai, ramai sekali. Orang-orang dari berbagai penjuru daerah banyak yang mengunjungi jalan tersebut. Seperti lahan wisata saja, ada banyak pedagang di sana. Ada gorengan, minuman-minuman, atau juga oleh-oleh yang berupa suvenir dan banyak lagi macam pedagang di sana. Kau tahu, merasa kehilangan juga butuh tenaga, oleh karena itu, mereka yang berkunjung juga butuh minum dan camilan-camilan. Penjual-penjual itu berjejer dan berbaris rapi sepanjang tepi jalan menunggu ada pembeli datang.

Lihat saja, seperti di sore itu ada banyak pengunjung. Jalanan itu tak pernah sepi pengunjung. Setiap saat selalu ada yang datang. Kau pasti tahu sendiri, setiap hari pasti akan ada orang-orang yang kehilangan. Kehilangan barang, orang, atau bahkan umur dan kesempatan. Oleh karenanya, jalan itu akan selalu ramai dengan orang-orang.

Mereka semua merunduk, seperti meratapi sesuatu. Tak ada kendaraan di sana, semua orang berjalan, menyusuri bentangan aspal panjang dari ujung jalan ke ujung satunya lagi sambil sesekali duduk di taman-taman penuh bunga dan pedagang asongan. Sesekali pula menikmati minuman dan gorengan, sejenak, sebelum akhirnya kembali berjalan merayakan kehilangan. Bersama, tanpa saling kenal satu sama lain, para pengunjung itu memadati jalan kehilangan. Mereka tidak tahu nama-nama satu sama lain, yang mereka tahu adalah bahwa mereka memiliki satu nasib yang sama, yaitu: kehilangan sesuatu.

***

Seorang anak muda terlihat sedang melenggang dari arah timur. Jalannya sempoyongan seperti orang putus asa. Dia menggenggam sepucuk surat dan sebotol air minuman. Pelan ia seperti tanaman merambat menyusuri jalan itu. Terlihat ada sebuah foto tertempel pada surat yang ia bawa. Mungkin itu foto pacarnya yang telah lama putus dengannya. Kemudian dia duduk sejenak di samping taman-taman bunga sambil sesekali memandang isi surat yang ada fotonya itu.

Matanya merah mencoba tegar hadapi kenyataan. Ditenggaknya air mineral yang digenggamnya tadi itu sesekali agar haus tidak mengganggu kesyahduan meratapi kehilangan.

“Terkadang cinta adalah rangkaian peristiwa kehilangan kawan,” ucap seorang lelaki yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

“Aku belum siap ketika itu. Kukira cinta hanya perihal menemukan seseorang, tapi nyatanya lebih kejam dari itu,” sahutnya dengan suara lirih.

Dua pemuda itu dipertemukan oleh nasib yang sama. Mereka putus cinta dan oleh karena itu, mereka berdua sama-sama kehilangan orang yang mereka sayangi. Mereka bertukar cerita, berbagi kepedihan dan saling menunjukan foto orang yang kini hilang dari pelukan mereka.

Waktu terus berjalan seiring percakapan dua pemuda itu. Tak terasa hari sudah mulai petang. Lampu-lampu sudah banyak yang dinyalakan dan semakin mewarnai gelap serta suasana muram di jalan kehilangan. Ya, begitulah jalan itu. Tempat dramatis bagi orang-orang yang ingin merayakan kehilangan dan keputusasaan. Sambil berjalan, pelan, meratapi kesyahduan.

Terkadang, tanpa disadari, apa atau siapapun yang orang-orang cari karena hilang itu ada di jalan tersebut. Ya, tapi karena namanya adalah jalan kehilangan maka mereka tak akan pernah menemukannya meski sudah jelas-jelas lewat di depan mereka. Andai saja nama jalan itu adalah jalan menemukan, niscaya yang kehilangan akan selalu menemukan.

Seperti saat itu, ketika dua pemuda tadi masih berbincang-bincang sementara malam semakin gelap, dua orang perempuan tanpa sengaja lewat di depannya. Dua perempuan itu saling berpegang tangan, seperti sedang menahan dingin dan kesedihan. Mereka tak saling kenal tapi tanpa sengaja mereka berpapasan dan saling berbincang. Ya, mirip dua lelaki tadi yang dipertemukan oleh nasib yang sama.

Dua perempuan itu terus melangkah berjejeran sambil saling merekatkan badan. Seolah ingin saling menguatkan dan menanggung masing-masing beban, keduanya semakin erat berpelukan sambil sesekali sesenggukan.

Wajahnya yang satu tirus dan yang satu bulat. Dalam balutan kerudung, samar-samar wajah dua perempuan itu mirip dengan foto yang dipegang dua laki-laki yang sedang berbincang tadi. Ah, tidak, dua perempuan itu memang orang yang ada di foto yang dipegang oleh dua laki-laki itu.

Dari keempatnya, tak ada yang sadar bahwa orang yang selama ini mereka cari ternyata ada di sana, ada di jalan kehilangan. Dua perempuan itu lewat di depan dua laki-laki yang sama-sama saling mencari dan merasa kehilangan. Mereka tak tahu kalau sebenarnya mereka ada dalam satu lokasi, bahkan mereka tak sadar bahwa mereka sangatlah dekat bahkan saling bersampingan.

Dua perempuan itu terus berjalan di hadapan dua lelaki mantan pacarnya tanpa ada apapun yang mereka sadari. Dua laki-laki itu juga terus saja berbincang tanpa menyadari bahwa perempuan yang menjadi tema perbincangannya lewat di depan mereka. Terus saja mereka begitu sampai akhirnya keempatnya saling berjauhan. Dua perempuan tadi terus berjalan semakin menjauh dari lokasi dua laki-laki tadi. Sampai akhirnya semua tak menemukan siapa yang mereka cari dan terus saja merasa kehilangan.

Ya, begitulah jalan kehilangan. Udara di sana sudah seperti candu dan rokok saja bagi orang-orang yang sedang kehilangan. Mereka menghirupnya agar bisa melupakan sesuatu. Aroma-aroma putus asa dan ratapan pekat memenuhinya sampai tengah malam. Sampai kemudian dua laki-laki tadi tak lagi terlihat entah ke mana. Dan orang-orang di sana terus berjalan dalam sesenggukan dan tundukan kepala.

***

Aku terus melangkah menembus hujan. Di bawah naungan payung hitam air terus saja menghujam bumi. Kakiku basah juga beberapa bagian bawah celanaku. Beberapa orang berteduh di depan toko-toko yang sudah tutup.

Terus saja aku menunggumu sayang. Sambil berjalan tak peduli nanti masuk angin atau tidak. Ah, tidak aku belum pantas memanggilmu begitu. Sejak dulu aku memang malu mengatakannya padamu. Tapi sekarang, sebelum kau pulang ke rumahmu dan tidak lagi sekota denganku, aku ingin kau mengetahuinya meski kau sudah milik orang lain.

“Maaf Ndre, aku tidak bisa menerima dua orang sekaligus di hatiku,” ucapmu beberapa jam lalu.

“Bukan, bukan itu maksudku, aku cuma …” Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, Joko, pacarmu yang sekarang tiba-tiba datang memergoki kita yang sedang berduaan di taman waktu itu. Dengan sejurus singkat dia melayangkan kalimat “putus” dan mengancamku dengan tatapan sinis. Kau langsung meninggalkanku dan mengejarnya. Terus kau mengejarnya tapi apalah daya, kakimu keseleo dan kau terjatuh sementara si Joko terus saja menancap gas sepedanya menjauh ke dalam gelapnya malam.

Hujan turun deras sekali beberapa detik kemudian membasahi tubuhmu yang sedang berusaha bangun dari jatuh. Aku menghampirimu bermaksud menolongmu dan memberikan naungan payung yang memang kubawa sedari tadi. Tapi belum sampai aku padamu, kau langsung lari sekencang mungkin. Aku mau mengejarmu tapi angin buru-buru menerbangkan payungku dan sejenak aku terhuyung-huyung sebelum akhirnya aku tak lagi melihat tubuhmu. Entah kau pergi ke mana.

Aku terus berjalan, meninggalkan sepedaku yang diparkir di pinggir taman menerabas hujan dan berharap aku bisa menemukanmu di sela-sela trotoar.

Aku seperti merasa bersalah dan seperti, ah, sepertinya aku tak akan lagi pernah bertemu dan menemukanmu lagi. Ya, aku seperti kehilangan sesuatu. Bertahun-tahun aku menunggu kesempatan ini untuk bisa mengungkapkan perasaanku. Tapi nahas, Joko si pacarmu itu merusak segalnya. Aku sadar betapa kau akan marah padaku. Tapi aku juga pantas merasa marah pada si Joko itu.

Betapa kesempatan yang bertahun-tahun itu kutunggu hilang begitu saja. Aku tak berharap kau menerimaku sebagai pacarmu, aku hanya ingin menyampaikan dan kau mengerti, itu saja. Semua hilang dalam sekejap.

Malam terus berlanjut dan hujan terasa semakin deras. Aku berjalan terus saja menyusuri trotoar yang sudah basah dan malam yang semakin lembab. Terus berjalan dengan perasaan kehilangan. Sampai akhirnya aku menemukan plang nama jalan yang terpampang di tepi sebuah warung kecil.

Ya, kau pasti tahu nama jalan itu apa. Lihat, ada sesuatu tertulis di sana. Samar-sama kubaca plang arah jalan itu, hatiku berdesir. Betapa tepat dan kebetulan, aku tiba di suatu tempat yang pas untuk bisa merayakan kehilangan. Ya, apa lagi kalau bukan kehilanganmu. Plang jalan itu bertuliskan: Jl. Kehilangan.

Dari jauh, aku melihat banyak orang berjalan merunduk, di bawah naungan payung-payung dan hujan yang lebat jalan itu tetap saja ramai. Aku melesat di sela-sela kerumunan orang-orang. Aroma putus asa dan penyesalan pekat merebak.

Di ujung jalan, aku seperti melihatmu berdiri di bawah sebuah lampu jalanan. Tubuhmu basah dan seperti gemetar dan terlihat sesenggukan. Tapi tiba-tiba, dalam sekejap, tubuhmu lenyap menghilang dari pandanganku. Hilang, tak bisa kutemui lagi. Sirna, untuk selamanya. Ya, aku melihatmu terakhir kali di jalan ini, jalan kehilangan. [T]

Previous Post

Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS || Tentang Namanama, Sungai dalam Kepalaku

Next Post

Perempuan dan Perubahan Zaman

Ozik Ole-olang

Ozik Ole-olang

Pemuda asal Madura yang lahir di Lamongan dan berdomisili di kota Malang.

Next Post
Perempuan dan Perubahan Zaman

Perempuan dan Perubahan Zaman

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co