25 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Penyair Santi Dewi

Penyair Santi Dewi

3 Puisi Santi Dewi || Perempuan Sangkar Kata

Santi Dewi by Santi Dewi
December 5, 2020
in Puisi

Perempuan Sangkar Kata


Ada yang tak benar-benar sendiri

Dari tubuhku, tubuh kita

Perempuan


Dulu,

Ketika usia menetas

Mimpi terajut di kain langit

Aku menimang-nimang benih teranum

Mengeramnya di kantong waktu


Kelak jadi kunci,

Pengetuk gembok masa depan


Kayuhan waktu pun tiba

Pada subur tanah usia

Gumamku menggigil

Menyambut mimpi di ujung rekah

Dari setengah gelas keringat perjalanan


Tiba-tiba tubuhku,

Dihujam runcing peluru kata-kata

Mimpi harus dilibas

Sebab rahim tak mekar lama

Sebab anak sulit menyapa

Sebab malu dengan tetangga

Jika usia terlalu masak

Mendidih hanya di tungku pendakian


Benarkah waktu kini tak bersangkar?

Sedang aku masih ingin, melampaui terbang burung Kondor


Tak tertawan, atau

Bertengger di ranting pilihan

Mimpi dan ancaman


Elegi Kupu-Kupu


Aku tak tau bagaimana memulai

Sebab dua puluh warna musim telah kulukis

Aroma keruh jalan telah kusesap

Aku menyeduh surut-pasang nasib

Dalam sepi cangkir peninggalan


Ramuan gelombang itu

Basah mengguyur anak tanpa keraman rahim

Ialah aku, seorang takdir

Lahir dari liang angin

Ditimang pertemuan, besar di kusut perjalanan


Dalam nama yang mungkin kau lupa

Pernah ada atau tiada

Aku bertanya setiap purnama

Cahaya bulan pun

Merambat dalam kilau hujan mata

Mulut dada merapal tanya paling purba

: adakah kau ingat kejadian itu?


Dari tubuh silammu

Keluar seorang perempuan

Beretina matahari

Yang sinarnya kini merah-rekah

Ia menanam pucuk-pucuk mimpi

Menembak balon-balon angan

Di angkasa


Dengan tangan sunyi

Sepasang kaki besi

Sendiri ia, terus berdiri


Adakah kau mengingatnya?

Barang sekali saja?


Dongeng purba tentang sisa-sisa kita

Hambar tertelan di telinga

Kau tak ubahnya sebuah tokoh

Hidup dalam kisah para tetua

Mati sejak awal cerita


Benarkah kau ada?


Yang Rebah Dari Cemas


Hidup, adalah terminal siang hari

Di mana keberangkatan dan kepulangan

Seperti teh pada cangkir

Timbul tenggelam bergantian


Waktu yang lama berampas

Mengendap dalam dinding bercat kasih

Di petak-petak tanah, bertubuh rumah

Tempat di mana hidup bermula

Perlindungan paling pulas

Bagi yang pulang, yang rebah dari cemas


Di dalamnya aku

Terkejut oleh letup-letup perasaan yang dingin

Dapur yang beku, tetumbuhan yang mengkristal

Wangi tandus taman, dan

Sudut-sudut yang tak akrab wajahnya


Mereka menatapku asing

Aku mengernyit mengerling

Kami saling meraba-raba rupa

Seperti saudara lama tak berjumpa


Berapa lama pengembaraanku di luar?

Hingga noda susu di bibir kasur jadi sublim

Kamar-kamar kosong jadi arena tarung laba-laba

Dan rapuh tangkai anggrek

di balik rerumputan liar

Menjerit sekuntum air

Bagi lesu kelopak bunganya


Begitu asingkah aku pada mereka?

Sebab aku yang sibuk di kota

Hanyut dalam riuh peta-peta

keberangkatan

Kampung adalah halte persinggahan

Bagi percumbuan datang dan pergi


Di temaram pojok kamar

Setumpuk debu menderu ingin disapu

Begitu banyak keasingan menggerutu

Mereka memelas hangat tangan

Juga pot daun mint

Yang dulu bersaing dengan kelingkingku

Membelalakkan mata dengan anak cucu

Yang berkecambah jadi seribu


Ah, sangat malu rasanya

Rumah sendiri justru tak kukenali


Tiada lagi selain aku

Memanjat syukur pada nasib

Mengeruk perasaan yang lama karam

Bahwa jarak sesungguhnya

Ialah bulir-bulir hujan di tanah Mesir


Di luar sana orang-orang sibuk bersabda

Hujatan menggema bagai pertunjukkan orkestra

Tiada lagi selain aku

Begitu sujud dan kagum

Pada jarak, debu, tempat-tempat sepi, dan

aturan yang berbiak


Sebab tiada lagi selain mereka,

Yang membuatku pulang

Pada kemana seharusnya aku kembali

Santi Dewi

Santi Dewi

Lahir di Kalimantan, 02 Mei 2000. Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Undiksha. Saat ini aktif dalam Teater Kampus Seribu Jendela. Suka menyanyi, teater, dan melukis wajah.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Pemandangan di Subak Ganggangan, Penebel, Tabanan, Bali
Perjalanan

Ketahanan Pangan ala Petani di Alam Subak Ganggangan yang Damai

Tak sengaja, meski kerap terjadi, saya bertemu pengetahuan lokal yang penuh kebijakan. Ini terjadi, mulanya, saya hanya hendak menyatakan akan ...

April 18, 2020
Ilustrasi foto: penulis
Esai

Pandemi Corona atau Pandemi Kesenjangan Sosial? – [Catatan dari Ibukota]

Hari-hari berlalu hidup ditengah wabah Corona yang kian berpandemi. Aku tak melihat ada kekhawatiran akut di lingkungan ku. Jika setiap ...

April 21, 2020
Opini

Hindu yang Universal, Seperti Apa?

Syafii Maarif ketika menulis orasi ilmiah dalam acara Nurcholish Madjid Memorial Lecture mengutip satu pandangan menarik dari Bassam Tibi tentang ...

August 21, 2020
Warga Banjar Gelulung Sukawati Gianyar di Tukad Bembeng [Foto=foto Sukaya Sukawati]
Khas

BEMBENG, DARI SIGAR KE TUKAD BANGKA || Bagian terakhir dari tiga tulisan

PENGANTAR: Tukad Bembeng di kawasan Banjar Gelulung, Sukawati, Gianyar, Bali merupakan salah satu sungai yang sudah puluhan tahun terlupakan. Sejak ...

December 15, 2020
Ilustrasi Juli Sastrawan
Esai

Buku Harian Fans Bali United dari Bali Utara

Dear Diary, Rasanya sudah lama aku nggak pernah cerita-cerita lagi soal sepakbola. Apalagi soal klub-klub sepakbola profesional. Aku ngerasa hal ...

March 1, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co [diolah dari sumber gambar di Google]
Esai

Skenario Besar di Balik Tambahan Lirik Lagu “Bintang Kecil” di Bali | Meli tipat sing ada dagang

by Gede Gita Wiastra
January 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1356) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In