28 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, November 2019. [Foto Mursal Buyung]

Salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, November 2019. [Foto Mursal Buyung]

I Gde Nyana Kesuma; Puisi-puisi di Masa Pandemi

Gde Nyana Kesuma by Gde Nyana Kesuma
April 19, 2020
in Puisi
19
SHARES

HARAPAN


Berharap semua ini hanya mimpi

Ternyata sungguh nyata


Sesuatu yang kecil

Tak terbayangkan ada

Tapi menyerang


Setiap hari kian bertambah

Entah kapan berkurang

Entah kapan sirna


Begitu banyak dari kita

Berpulang

Sesuatu yang kecil

Tak terbayangkan ada

Tapi menyerang

Seperti pikiran buruk


Cepatlah menghilang

Tinggalkan semua ini

Jangan pernah kembali lagi

Pulihkan bumi

Pulihkan kehidupan

Kembalikan kebahagian

Kembalikan semuanya

Yang suharusnya dapat kami jalani


Dan ingatlah

Harapan ini

Jangan dikabulkan

hanya lewat mimpi


RINDU DALAM BELENGGU


Dilanda rindu

Rindu ingin bertemu

Rindu ingin berkumpul

Menikmati senja yang menawan

Menikmati pagi yang sejuk

Tanpa bayang-bayang kegelisahan

Yang senantiasa menahan langkah kaki


Di rumah saja

Seperti dalam kurungan

Berjalan-jalan dalam pikiran sendiri

Tanda kehidupan masih tercapai


Apalah daya di masa kini

Diam di rumah

Tanpa berkumpul

Dengan teman dan sahabat


Di rumah saja

Cuci tanganmu selalu

Agar masa bahagia ditemukan nanti

Setelah kegelapan ini sirna


MAU TAK MAU


Puja

Puja mantra

Melekat dalam alam sadarku

Mengiringi setiap langkah

Setiap aku keluar rumah


Rumah yang kecil

Di tengah suasana bahagia dalam keseharian

Rasa takut itu melekat

Takut pada udara di luar


Tapi

Anakku istri dan keluarga

Mau makan apa?


Dalam risau hati

Dalam gelap kegelisahan

Yang senantiasa membayangi bumi ini

Cepatlah pulih

Bangkitlah bumiku

Seperti sediakala


Agar udara di rumah

Dan di luar rumah

Tetap sama

Memberi semangat


PERJUANGAN


Segarnya udara pagi

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya

Di mana asap-asap memenuhi langit

Biru yang terang pun berubah menjadi kegelapan

Inilah yang dinamakan perubahan

Perubahan yang kekal abadi kata orang

Perubahan yang merubah pola pikir

Perubahan yang mengajarkan arti hidup sebenarnnya


Istirahatlah sejenak

Renungkan otak yang mulai kusut

Berputar seribukali dalam belenggu

Jawablah dengan kedisiplinan

Disiplin yang tinggi


Berdiam diri tanpa keluhan

Nikmati apa yang ada

Dan terus berjuang menyambung hidup

Hidup yang masih panjang

Untuk menyambung kebahagiaan


BIJAK


Bijaklah dalam mendengar

Bijaklah dalam meneruskan

Bijaklah dalam melihat

Wahai kaula-kaula masa kini

Tua, muda dan anak-anak

Yang gemar bermain jari jemari


Putar kanan

Putar kiri


Hingga bahagia itu datang

Senyum lebar tanpa beban

Raut wajah senang

Namun ingatlah

Bijak dalam meneruskan

Pikir dahulu

Bukan masalah bijaksana bijaksini

Hingga membuat kekhawatiran

Kepanikan yang tak menentu

Membunuh rasa manusiawi


PIMPINAN PEMIMPIN

Hormatku tak kan pernah padam

Kau yang selalu menjadi panutan

Pemimpin yang sejuk

Sesejuk udara pagi saat ini

Tangismu pun tak ada yang tahu

Lelah dan letihmu apalagi

Kau kubur dalam denyut nadimu

Biarlah mereka yang menghujatmu

Jangan pernah hiraukan

Kuatlah untuk melawan semua

Kelak jikalau musuh telah pergi

Menjauhi bumi ini

Hujan pujian akan menghampirimu

Tanpa reda akan terus mengalir

Mengubur semua anggapan

Yang ingin menikammu dalam belenggu

Teruslah berjuang untuk nusantara

Wahai, presidenku


PAHLAWAN MASA KINI

 


Setiamu menjadi taruhan

Setia itu nyawamu

Tak ada kata mengeluh

Mengeluh lapar

Minta makan

Minta sembako

Apalagi hanya setetes air

Namun saat rindu datang

Kupastikan air matamu mengalir

Mengalir deras sederas air hujan

Lelah terbayarkan dengan pelukan

Pelukan hangat yang diharapkan

Akan tetapi jika kau berpulang

Ada juga yang mengecam

Tak mau menerima

Entah di mana pola pikirnya

Jasamu yang berjuang seakan sirna

Ditelan oleh kecaman primitif

Kuatlah pahlawan masa kini

Perjuanganmu akan selalu dikenang

Dalam mimpi atau kehidupan nyata


NUSANTARA


Nusantara

Apa kabarmu?

Baik atau buruk

Dirasa semua sudah tahu

Nusantara ku sedang berduka

Terasa gelap meski matahari setia bersinar

Kuatlah nusantara

Figur kebanggan pun menangis

Menangis dalam sendu

Akan tetapi beliau bersembunyi

Agar masyarakat mu tak ada yang tahu

Sungguh mulia hatinya

Berjuang dalam kecaman

Dalam caci dan cibir kata

Raut wajah yang mulai pucat

Seakan pertanda perlawanan melemah

Tapi sesungguhnya tak ada yang tahu

Kekuatan yang tak pernah lekang

Adalah persatuan

Tags: Puisi
Gde Nyana Kesuma

Gde Nyana Kesuma

Lahir di Denpasar 19 Maret 1994. Tinggal di Banjar Yehtengah, Kelusa, Payangan, Gianyar. Lulusan Undiksha jurusan Pendidikan Bahasa Bali ini punya hobi main voli, namun kini merasa senang belajar menulis.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Lukisan: Nyoman Wirata
Puisi

Nyoman Wirata# Puisi: Aku Memungut Bendera dan Air Mata Seekor Elang

. AKU MEMUNGUT BENDERA DAN AIR MATA SEEKOR ELANG Pagi ini aku memungut airmata seekor elang Kukira kesedihan Sebab luka ...

February 2, 2018
Ilustrasi: Suar Adnyana
Dongeng

Legenda Dusun Batu Megaang di Busungbiu

Legenda ini menceritakan terjadinya suatu dusun. Dusun itu bernama Dusun Batu Megaang. Dusun itu merupakan wilayah Desa Pucaksari. Desa Pucaksari ...

December 6, 2020
Kolaborasi Sambasunda dan Mohram music, [dokumentasi ICAS 2019 herfan rusando]
Khas

Merayakan Kegembiraan dan Kebhinekaan Melalui Musik #Catatan ICAS dari ISBI Bandung

Musik menjadi media perjumpaan yang egaliter dan  humanis.  Sejumlah seniman  bertemu, menampilkan kemahiran bermusik, berkolaborasi dan bergembira dalam International Cultural ...

December 27, 2019
Foto-foto: koleksi penulis
Khas

“Daha-Teruna” di Bungaya: 3 Hari “Non Gadget”, Tahan Kantuk dan Dahaga

PADA zaman maya saat ini, seorang remaja tanpa menyentuh gadget atau handphone selama satu hari saja sudah termasuk hebat. Tapi ...

February 2, 2018
Ulasan

Film Pendek “The Umbrella”, Satu Tembakan Untuk Sebuah Kisah

--- Selasa, 9 Oktober 2019, pukul 20.15 dalam Minikino Film Week (MFW) 5, program Out Of Ordinary, Rumah Film Sang ...

October 8, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Moch Satrio Welang dalam sebuah sesi pemotretan
Kilas

31 Seniman Lintas Generasi Baca Puisi dalam Video Garapan Teater Sastra Welang

by tatkala
January 27, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Puji Retno Hardiningtyas saat menyampaikan ringkasan disertasi dalam ujian terbuka (promosi doktor) di Universitas Udayana, Selasa, 26 Januari 2021.
Opini

Antara Keindahan dan Kehancuran | Wacana Lingkungan Alam dalam Puisi Indonesia Modern Karya Penyair di Bali Periode 1970-an Hingga 2010-an

by Puji Retno Hardiningtyas
January 28, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1363) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (312) Kiat (19) Kilas (193) Opini (472) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (330)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In