21 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Penulis yang seorang ibu dan  anaknya

Penulis yang seorang ibu dan anaknya

“Jalan Menjadi Ibu” – Catatan Ibu Baru yang Masih Cupu

Candra Puspita Dewi by Candra Puspita Dewi
December 22, 2019
in Esai
81
SHARES

Pertama-tama, saya ucapkan selamat kepada semua ibu. Sebab hari ini adalah Hari Ibu. Maka keberadaan kita ramai-ramai dirayakan. Hah, kita? Ya, artinya saya juga. Sebab saya juga ibu. Ibu baru. Ibu yang masih cupu.

Hari Ibu ini boleh kita rayakan dengan cara apa saja. Yang penting kita senang sehingga kita merasa ada. Selain kita menghadiahi diri sendiri, anak-anak, dan suami pun turut terlibat dalam perayaan hari ibu ini. Mereka akan memberi kado, bunga, kue, tiup lilin, atau apa pun yang disukai oleh sang ibu. Tak jarang ada juga yang makan-makan, jalan-jalan, atau nonton bareng keluarga. Perayaan hari ibu jadi meriah akhirnya.

Memang, selama ini perayaan Hari Ibu hanya melibatkan ibu dan anak. Atau hanya melibatkan ibu dan suami saja, tepatnya ayah dari anak-anak. Padahal, akan tambah lengkap rasanya jika Hari Ibu dirayakan oleh sesama ibu. Dengan cara apa saja. Cara mudah atau cara susah. Yang mana cara mudah? Ya itu tadi, memberi kado, bunga, kue, dan tiup lilin. Tinggal beli. Lalu, yang susah? Yang susah adalah menghargai setiap geraknya, langkahnya, tindakannya, keputusan-keputusannya. Cuma gitu doang? Di mana letak susahnya? Sini saya ceritakan.

Menurut saya menghargai sesama ibu adalah pekerjaan paling sulit. Sebab, hal ini mulai jarang dilakukan. Ibu yang satu, menghargai ibu yang lain, jarang ada. Lebih-lebih kalau merasa senior. Kenapa jarang ada? Ya itu tadi, mungkin karena menghargai adalah pekerjaan yang sulit.

Okai, kita mulai dari perjalanan menuju menjadi ibu. Menuju menjadi ibu banyak jalan. Dan setiap ibu bebas memilih jalannya. Sebab, itu haknya. Sebab itu keyakinannya. Ada yang menuju menjadi ibu tanpa mengandung. Ada yang menuju menjadi ibu dengan jalan persalinan normal. Ada juga dengan jalan caesar. Apa penyembuhannya berbeda? Jelas beda.

Kalau jadi ibu tanpa mengandung, yang disembuhkan adalah hati. Kalau jadi ibu dengan jalan persalinan normal, yang disembuhkan adalah vagina. Kalau jadi ibu dengan jalan caesar, yang disembuhkan adalah perut. Semuanya sakit? Sakit. Sakit yang sama. Letak sakitnya saja yang berbeda.

Tapi sayang, sebagai sesama ibu,  masih saja ada yang mengungkit-ungkit jalan menuju menjadi ibu ini. Semisal, “Kalau ketuban pecah, kenapa ga langsung caesar? Kenapa tetep lahiran normal? Ga kasian sama bayinya? Ga punya uang ya, buat caesaran?”

Atau begini, “Normal atau caesar, Say? Wah enaknya ga ngerasain sakit.” atau ada juga yang begini, “Oh Caesar, berarti belum merasakan perjuangan menjadi seorang ibu dong.”

Halo, sesempit itukah makna perjuangan? Perjuangan menjadi ibu itu bukan hanya saat melahirkan saja, Saudara-Saudara. Tetapi setelahnya. Setelahnya apa kita adalah ibu yang bertanggung jawab? Di saat itulah ada perjuangan yang lebih panjang.

Okai, kita lanjutkan. Setelah itu, anak kita pun lahir jadi manusia baru. Kita juga lahir. Lahir menjadi ibu. Kita melahirkan anak kita. Kita melahirkan diri kita sendiri juga.

Semua perempuan yang menjadi ibu tentu ingin yang terbaik untuk anaknya. Terbaik tentang pola asuh, tentang pendidikan, atau yang paling sederhana adalah terbaik tentang makanan anak. Tujuannya apa lagi, kalau bukan agar anak bertumbuh dan berkembang  sesuai harapan dan mimpi ibunya.

Berbicara tentang pola asuh. Sama seperti menuju menjadi ibu, pola asuh pun sering dijadikan persoalan. Padahal, setiap langkah yang diambil dan dijalankan oleh seorang ibu merupakan jawaban atas sikap-sikap atau prilaku anaknya. Tap-tiap anak butuh penyikapan yang berbeda bukan? Perilaku anak yang berbeda. Maka penyikapan yang berbeda. Tenaga yang berdeda pula.

Ini contoh kecilnya. Ada anak yang ketika bayi, hanya tidur. Tak merengek minta jalan-jalan. Tak minta digendong ibu. Jika begini seorang anak, maka ibu akan membiarkannya tidur saja. Bila perlu digendong, gendong sesekali saja. Hanya ketika menyusui, misalnya. Setelah itu, ibu bisa pergi, belanja sebentar, beres-beres rumah, maskeran, luluran. Meninggalkan anak Sendirian. Apa ibu salah? Tentu tidak.

Tapi ada juga anak yang suka gendong. Ketika tidur ingin digendong. Ketika tidur ditinggal, tidurnya tak akan senyenyak saat ditemani. Jika begini seorang anak, maka ibu akan menggendongnya, menemani tidurnya. Apa ini salah? Bagi saya tidak juga. Namun, sebagian ibu percaya bahwa cara ini salah. Anak akan jadi manja dan terbiasa dibegitukan. Ya soal salah menyalahkan, sebagian ibu memang senang.

Pernah dengar mitos kalau bayi terus-terusan digendong, maka tubuhnya akan bau tangan? Menurut saya, ini mitos terjahat yang pernah saya dengar. Sedih rasanya jika gendongan seorang ibu dianggap tabu. Lalu, kalau bayi suka naik kereta dorong, maka tubuhnya akan bau besi kereta dorong? Atau kalau bayi suka di taruh di kasur, maka tubuhnya akan bau spring bed? O iya, mitos ini bisa dipakai alasan kalau ada ibu yang malas ngempu.

Sekarang tentang makanan. Makanan bayi yang jadi bulan-bulanan. Apa lagi kalau bukan susu formula? Saya membahas ini bukan karena saya seorang ibu yang tak kasi ASI. Anak saya minganjak enam bulan. Selama enam bulan pula makanan anak saya adalah ASI. Tapi, saya sangat sayang terhadap ibu lainnya.

Tak pernah rasanya saya ingin hati ibu lain tersakiti gara-gara pertanyaan, “Mengapa tak kasi ASI?”. Sebab, dari lubuk hati yang paling dalam dan yang paling luas, semua ibu pasti ingin menyusui. Hanya saja, mereka memiliki kendala untuk bisa melakukannya. Mungkin ada yang pernah punya kendala menyusui, tapi tidak menyerah dan bisa melewatinya  sehingga bisa menyusui anak-anaknya. Itu sungguh ibu yang luar bisa. Tapi tentu kita tidak boleh tinggi hati dengan perjuangan yang kita lakukan ini. ASI atau susu formula. Keduanya pasti dipilih bukan tanpa alasan. Keduanya pasti dipilih dengan jalan diskusi dan secara sadar.

Sebagai sesama ibu, kita harus belajar mendengar. Menerima alasan dari setiap keputusan-keputusan. Sebab setiap ibu pasti berusaha memberi yang terbaik untuk anak-anaknya.  Kalau hubungan baik ini terjalin, maka Hari Ibu bukan hanya dirayakan oleh anak dan suami saja. Tapi oleh kita, sesama ibu juga. Mari, rayakan. [T]

Tags: Hari IbuibuPerempuan
Candra Puspita Dewi

Candra Puspita Dewi

Lulusan Undiksha Singaraja, kini jadi guru di Denpasar. Di sela mengajar, ia juga main teater di Komunitas Mahima dan Teater Kalangan

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi dari penulis
Dongeng

Si Manusia Kodok

by I Ketut Suar Adnyana
April 17, 2021
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

AKU DAN PERTIWI, PERCAKAPAN DI DEPAN API Api menjulur-julur mengkabutkan pandangan        Orang-orang kian menjadi bayangan        Oleh lelehan air ...

January 23, 2021
Ilustrasi: Surya Pratama
Cerpen

“Tikus Tanah Mencari Api” – Dongeng Pendidikan tentang Api, Udara, dan lain-lain

TERIK sang surya menyinari hutan cemara. Burung-burung berkicau menghibur binatang-binatang lainnya yang sedang sibuk mengumpulkan makanan. Para binatang itu mengumpulkan ...

February 2, 2018
Tangkapan layar akun youtube Desy Cahyani Lari
Esai

Youtube, Instagram & Tiktok, Ladang Subur Kaum Milenial || Catatan Seorang Youtuber

Penulis: Desy Cahyani Lari ________ Saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, setiap orang bertanya tentang cita-cita saya. Dan ...

December 23, 2020
Cerpen

Balas Dendam

Cerpen: Kris Alexsandro Menjelang SMP, aku selalu dipaksa ibu dan ayah harus masuk SMP negeri yang favorit dengan ancaman tidak ...

March 17, 2020
Acara

Festival Makan Duren di Buleleng: Promosi Buah Tempatan, Bolehlah Nyontek Upin-Ipin

BICARA tentang acara festival, masyarakat Buleleng pasti tak asing dengan acara Buleleng Festival, Twin Lake Festival, Lovina Festival, Pemuteran Festival, ...

February 7, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Dok Minikino | Begadang
Acara

[Kabar Minikino] – Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan Untuk Distribusi Nasional

by tatkala
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (69) Cerpen (163) Dongeng (14) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In