18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Foto: Agus Wiryadi

Foto: Agus Wiryadi

Puisi-puisi Pranita Dewi # Benteng, Episode, Chaplin

Pranita Dewi by Pranita Dewi
June 15, 2019
in Puisi
95
SHARES

BENTENG


Mayat yang tertidur itu kaku. Tak terkubur

tak berumur.


Ia telah mengenal kekalahan dengan nafsi,

dan tahu pasti, ia akan segera dihukum mati


Tetapi ia tetap tatap berdiri


Wahai! Nikmatilah wajahku yang segar ini

Datanglah kalian para serdadu negeri

dan tembaklah aku dengan nyeri,

katanya, sebelum senapan menembus dahinya


Memang ia pernah mendengar sebelumnya

nujuman ini, akhir ihwal ini

ia melihat garis edar hari,

membaca peruntungan dan

percayalah ia kini,

lengannya akan mengantarnya

ke kuburan!


Di luar pagar,

hasratnya, yang tinggi bagai

tumpukan jerami,

menyala lagi


Ia mengenang kembali

demarkasi

antara ujung-pangkal

kekalahan dan kemenangan


Tetapi ia tetap tatap

tidak bergerak


Pada akhirnya kematian itu nisbi

Di dalam dadanya berkecamuk rasa pasi

Maut menjadi kemudi

dan ia temukan mayat dirinya

kaku. Tak terkubur. Tak berumur

Di luar benteng dan tembok gergasi


2015 – 2018


CHAPLIN


Dengarkanlah aku yang sungguh-sungguh

kebingungan ini; seperti si bisu

bagai badut tolol, menggunakan

tangan dan simbol untuk

bicara kepadamu dan terus-terusan

karam dalam mimpi ketika tersenyum


Bibir yang tak pernah dihuni suara ini

Berbicara padamu dengan simbol

lambaian tangan;

kau tak akan menemukan aku bernyanyi

di depan panggung atau memaki

bayanganku di depan cermin sendiri


Maka dengarlah aku dalam jiwa gelap

dari mulut-mulut gulita yang

bernyanyi tanpa tepi, o, menjadi si kembar

dari kesunyian ini.


Sementara engkau menyanyi, meraung

di dangau-dangau, dalam ratap merayu,

menelan hilang suaraku


Kau tak akan pernah menemui aku bernyanyi

di depan panggung atau memaki

bayanganku di depan cermin sendiri

bertanya-tanya, menanyakanku; adakah akhir

bagi jiwa yang lebih silam dari gulita? 


Sebab kini telah aku tanggalkan bunyi yang

kerap menjadi musuhku, dan telah

kunyawakan gerak yang menunjukan

jalanku 


2012-2018


EPISODE


Bagi seorang pemurung sepertiku

jagat ini seluas rasa sedihku.

Mimpi-mimpi bertumpukan

mengarah ke satu peti mati:


Aku akan mati.


Dari celah kakiku kini menyelip

putih bulir pasir

pasir beribu, kering, dan sedikit

berbatu.


Muramlah cakrawala senja hari

muramlah si jelita

di bawah cerlang cahaya:

habis terbakar matahari

yang selalu terbit di awal hari


Matahari, kuntum luna yang jingga,

sulaman nyawa

nyanyian fana

di kegelapan


Dari sipit mataku

tercermin kebekuan malam

kerak masalalu menetas

menyerupai lentera perak 

mengubah hati menjadi riak


Akan kutunggu engkau menjemputku


Engkau yang menaburkan emas di rerumputan,

Engkau yang beringas memberi titik sebelum

kata terakhir,

Engkau yang bersembunyi di semak berimbun,

di penghabisan jiwa yang tertegun, 

di mana setiap raga menemukan pemukiman

paling kuat.


Dan begitulah

pagi akan mulai kembali

daun-daun mengatup berjatuhan

bara abu seluas lautan

gentar pada tiang-tiang

mimpi dan pengharapan

bertumpukan di peti mati


O, alangkah sunyi mati.


2013

Tags: Puisi
Pranita Dewi

Pranita Dewi

Penyair. Tinggal di Denpasar

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Anak-anak di Desa Peliatan, Ubud, antusias mengikuti Festival Rurung di desa itu
Peristiwa

Festival Rurung Peliatan 2017 – Meninggalkan Pahatan Seni Tebing, Bukan Sampah

  FESTIVAL Rurung di Peliatan, Ubud, Gianyar, 22-24 Desember 2017, adalah satu dari sejumlah festival di Bali yang punya konsep ...

February 2, 2018
Foto: koleksi penulis
Esai

Nostalgia Bahagia Bersama Honda Win – Dulu Pemenang Kini Dilelang…

  JIKA Anda kelahiran tahun 1980-1990, terlebih di sekitar Anda ada keluarga atau tetangga yang bekerja di kantor pemerintahan, pasti ...

February 2, 2018
Ulasan

Cinta Suci “Di Bawah Letusan Gunung Agung” – Membaca Novel Djelantik Santha

  GUNUNG AGUNG sebagai hulu dan pusat orientasi spiritual orang Bali banyak dituangkan dalam teks-teks tradisional. Kisah keutamaan Gunung Agung ...

February 2, 2018
Esai

Pikirkanlah Sakit Saat Sehat, Pikirkanlah Sehat Saat Sakit

Silakan buka semua buku tentang kesehatan dan kedokteran, saya jamin tak satu pun membahas topik seperti judul di atas. Lagipula ...

February 23, 2020
Laklak gede berisi pisang di Pasar Penebel, Tabanan, Bali
Khas

“Laklak Gede” Isi Pisang di Pasar Penebel, Namanya Laklak Biu Men Bayu

Kalau pas melintas di Pasar Penebel, di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, mampirlah sebentar ke sebuah warung kecil. Lokasinya di ...

May 8, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

by IG Mardi Yasa
January 18, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1350) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In