25 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi diolah dari Google

Ilustrasi diolah dari Google

Madura itu “China”-nya Orang Indonesia

Muhammad Fathur Rozi by Muhammad Fathur Rozi
February 24, 2019
in Esai
27
SHARES

Siapa yang tidak kenal dengan orang China? Negara yang maju akan teknologi, industri, dan sebagainya. Orang yang berkulit putih dan bermata sipit.Negara China sebagai salah satu negara digdaya di dunia, bahkan dulu Nabi Muhammad S.AW pernah menyeru “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, saking majunya peradaban negeri tersebut.

Uniknya China juga sebagai maskot dari orang berparas putih. Mau ada orang Korea, Jepang, Tionghoa atau sebagainya tetap disebut orang China, tak terkecuali orang Madura.

Jadi, kasian kalau melihat orang berparas putih dan mata agak sipit dari negeri selain China, misalnya dari Madura, ujung-ujungnya disebut orang China.

Sudah tidak asing lagi bahwasannya keturunan China sebagai bengsa perantau hingga ke penjuru dunia. Berdagang dan bisnis adalah hobinya, tak ada kata menyerah hingga banyak orang China perantau ke pelosok negeri di dunia menjadi sukses.

Tidak usah jauh-jauh memandang ke negeri lain untuk melihat orang China merantau ke sebuah negeri, mari kita lihat di Indonesia. Di negeri kita ini coba perhatikan tak sedikit orang China datang untuk berdagang. Di perkomplekan kota biasanya ada oarang China pemilik toko.

Stereotype warga keturunan China disebut pelit, itu berdasarkan cerita-cerita dari kawan dan sahabat yang bekerja di tempat mereka. Namun sesungguhnya banyak warga keturunan yang royal dan pemurah. Tapi yang paling saya kagumi adalah kekonsistenan mereka dalam hal waktu dan etos kerja, yang yang membuat mereka eksis di negeri manapun mereka berada.

Tapi, saya tak perlu mengagung-agungkan orang China. Karena, Indonesia yang kaya ini ternyata juga punya hal semacam itu. Saya sebut saja keturunan Madura sebagai orang China-nya Indonesia. Loh kenapa begitu?

Kalau kita atau orang lain mengecap orang China adalah perantau, maka saya katakan juga Madura tak kalah dengan orang China. Orang Madura juga perantau di pelosok Indonesia dari Sabang sampai ke Marauke. Silakan cek jika memang tidak percaya ke seluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia, hitung-hitung juga sebagai jalan-jalan. Pasti akan menemukan orang Madura berada di situ.

Mari kita lihat di Bali. Dipantau dari beberapa wilayah pasti ada orang Madura mulai dari kampus, mahasiswa Madura tidak asing untuk dipandang bahwa mereka adalah orang Madura. Logat bahasanaya jelas seoalah-olah ada fonem suprasegmental alias penekanan pada sebuah kata dan kalimat menjadi ciri khas. Bahkan terkadang para dosen tidak enggan menertawakan mereka dengan ujaran “te satte tak ye”.

Siapa yang tak kenal dengan Suku Madura? Teruntuk orang Bali, jika penasaran dan ingin tahu dengan keturunan Madura tidak usah jauh-jauh menyebrangi lautan, silakan pergi ke Seririt. Di sana sudah ada kampung orang Madura. Kampung yang rata-rata dihuni oleh mereka yang awalnya merantau di Pulau Dewata ini hingga menetap di sana.

Selain itu, ada pula kalau tidak ke Seririt pergi ke arah barat lagi di Grokgak rata-rata di sana juga lumayan banyak suku Madura. Bali lumayan sepi tidak seperti biasanya kalau menjelang lebaran Idul Fitri karena perantau yang berprofesi sebagai pekerja pada pulang kampung ke tanah kelahirannya.Maka dari itu, Madura mirip dengan China sukanya merantau ke daerah tetangga.

Mari kita juga lihat Indonesia bagaian Timur Irian Jaya dan Papua. Saya jamin di sana ada banyak orang Madura, dan profesinya rata-rata sebagai tukang ojek. Dari tahun ke tahun menjadi tukang ojek sebagai tempat sasaran di daerah sana. Karena, uang yang mereka terima dari setiap penumpang berlipat ganda jika dibandingkan dengan uang yang mereka terima saat ada di Madura atau Jawa walaupun jarak tempuh yang dituju tidak jauh.

Tapi, di sana tukang ojek dilarang meminta bayaran jika penumpangnya dari orang berkulit hitam entahlah alasannya kenapa. Tapi, jika ia memberi uang dari kemauan mereka sendiri boleh diambil dan pasti uang yang tidak sedikit (ini cerita dari pengalaman orang Madura).

Kalau di Jawa jangan ditanya lagi, di sana memang penghuni asli Jawa tapi entah dari mana munculnya rata-rata bahasa mereka adalah Madura. Lebih parahnya lagi terkadang orang Jawa tidak mengerti bahasa daerahnya sendiri. Ya, seperti saya ini tidak tahu berbicara Bahasa Jawa hanya saja sedikit mengerti jika ada yang bertutur Bahasa Jawa. Ah Madura memang unik di mana-mana pasti ada.

Sekarang mari juga lihat di Sumatera dan Kalimantan. Di sana pasti ada perantau dari Madura yang berjualan entah itu Sate Madura atau Soto khas Madura, pokoknya bermacam-macam. Begitu juga di Kalimantan orang-orang Madura bekerja sebagai tukang kayu dan memotong besi-besi tua karena memang rata-rata lowongan pekerjaan yang semacam itulah yang ada di sana untuk kaum laki-laki. Begitulah Madura, bahkan orang Dayak pada Tahun 2017 mengadakan gelar temu kangen dengan orang Madura semenjak jarangnya orang Madura sejak pasca perang sampit. 

Satu yang perlu diingat, Madura bukan penjajah dan juga bukan kekerasan. Hal demikian disematkan karena orang Madura ketika merantau berkelompok sehingga di manapun berada selalu bersama di sebuah wilayah tertentu karena kuatnya solidaritas dan kekeluargaan, baik sesama etnis Madura ataupun di luarnya.

Dengan begitu mereka bisa membuat kampung khusus Madura di mana-mana. Selain itu, perlu diingat Madura tidak keras, hanya saja cara berbicaranya memang seperti itu dengan nada yang agak tinggi atau mungkin mereka (bukan orang Madura) memandang ciri khas Madura adalah celurit dan itu dikenal dengan carok maka dari itu orang Madura dicap dengan kekerasan. Tapi sebenarnya tidak, orang madura sangat ramah apa lagi lawan tuturnya juga berlaku baik pada orang Madura.

Perlu diketahui kenapa orang Madura mudah diterima di mana saja. Karena beberapa alasan misalnya saja, rasapersaudaraan yang tinggi karena orang Madura memegang prinsip; kalau kau pintar menghargai orang lain, maka engkau akan dihargai juga. “Mun been penter areggein oreng laen, been bekal ereggein kiah”.

Selain dari itu kerja kerasnya itu loh, bagaimana mereka tegar mengahadapi hambatan yang mereka alami apa lagi berbicara tentang kekonsistenan. Kalau keturunan China konsisten akan waktu maka Madura saya katakan konsisten dalam prinsip kebenaran. Yah, begitulah Madura si perantau di pelosok Negara Indonesia.

Yakin dah, di mana pun anda berada, di mana pun anda merantau pasti bertemu dengan orang Madura di tempat tinggal anda. Karena seperti yang sudah saya katakan, Madura adalah “China”-nya orang Indonesia. Ada di mana-mana. [T]

Tags: CinaIndonesiaMaduraTionghoa
Muhammad Fathur Rozi

Muhammad Fathur Rozi

kelahiran 21 Agustus 1997 Probolinggo-Jawa Timur, Mahasiswa aktif di Jurusan PBSI – Undiksha dan juga Pengurus Cabang PMII Buleleng. Penikmat sastra dan aktif menulis puisi di media elektronik Loker Puisi

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Foto: Ole
Opini

Semua Orang Bali Selebritis

SELEBRITI artinya orang terkenal, termasyur, tersohor. Untuk menjadi terkenal, banyak hal bisa dilakukan. Jika seseorang berbuat aneh-aneh, masuk dalam kategori ...

February 2, 2018
Ilustrasi diolah dari beberapa sumber di google
Opini

Bela Rakyat, Padahal Rakyat Lebih Bangga Lihat Mahasiswa Tamat

HALO agan-agan mahasiswa di seluruh pelosok negeri ini. Bagaimana kabar agan-agan semua? Apakah sudah ikut demo 121? Atau mungkin agan-agan ...

February 2, 2018
Esai

Perjuangan, Kerinduan dan Keyakinan

Lima tahun yang lalu saya memutuskan banting setir dan berangkat ke kapal pesiar. Semua pekerjaan yang saya lakoni, saya tinggalkan. ...

April 16, 2020
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Khas

Lempar “Bom” Benih, Mempraktikkan Cara Hidup Ekologis di Nusa Penida

Sudah lebih satu bulan jenis virus corona baru (Covid-29) menyebar sampai diputuskan sebagai pandemi global. Pengusaha wisata dan pekerjanya di ...

March 28, 2020
Penyair Wayan Jengki Sunarta (berdiri) saat peluncuran buku Solilokui di JKP Denpasar
Khas

Apakah Menjadi Penyair Seperti Wayan Jengki Sunarta Bisa Hidup Bahagia?

Pada tanggal 24 Oktober 2020, di Jatijagat Kampung Puisi (JKP 109), berlangsung dengan sederhana peluncuran buku kumpulan puisi Solilokui karya penyair Wayan Jengki ...

November 10, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Lambang Garuda Pancasila Logam buatan tim pengrajin di Nursih Basuki Art Studio, Kotagede Yogyakarta
Khas

Kerajinan Logam Kotagede: Masa Lalu dan Masa Kini

by Luki Antoro
February 24, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

CITRAWILĀPA | Dari Sastra Kawi ke Jajanan Pasar Jawa

by Sugi Lanus
February 24, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1409) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (339) Kiat (19) Kilas (196) Opini (477) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In