2 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Puisi
Foto lukisan Nyoman Erawan

Foto lukisan Nyoman Erawan

Puisi-puisi Winar Ramelan# Hawa Dingin yang Mengintai

Winar Ramelan by Winar Ramelan
January 27, 2019
in Puisi
34
SHARES

HAWA DINGIN YANG MENGINTAI

Menjauhlah dari pintu, dalam ruang sempit ini tak ada penawar andai engkau memaksa masuk dan melindap satu satunya yang aku punya.

Naungmu pada pohon pohon di halaman, tempat embun memamerkan beningnya dan menangkap siapa saja yang melintas, lalu engkau menyelimutinya layaknya ibu dan anak.

Rasa hangat di ruang sempit ini, dan hanya itu yang kupunya, dan menjadi penawar ketika malam malam benar benar empedu dan sepi merajah seluruh tubuhku.

Memang tak ada memar atau ruam merah, namun empedu yang pecah dan membaluri seluruh tubuh dan rasaku itu rasanya seperti apa, jika engkau ingin tahu.

Aku seperti dilempar ke kutub, dengan suhu yang mampu merontokkan sendi sendiku, dingin, sepi, lengang yang berlipat lipat.

Tunggulah sampai esok jika engkau ingin masuk, sampai matahari menyentuh kulit tubuhku, sentuhnya yang mampu menembus jantungku dan merayapi seluruh tubuhku. Lalu engkau boleh bermain main di ladang tubuhku, bahkan menyentuh ceruk rahasiaku.

Permainkan seluruh tubuhku hingga tanpa sisa, sampai engkau mampu menghitung pori poriku yang meremang, dengan julangan bulu bulu lembutku, hingga hangat di ruang yang saat ini kupuja lindap atau malah purna.

–

NARASI DAUN

Kolaborasi yang indah, desau angin, dentang jam angin, gemerisik dedaunan, lengkingan lengkingan bambu terbelah, derit ranting.

Entah , esok apa yang berserak di tanah, dan terjerembab dari ketinggian, menyudahi takdir akan perjalanan, akan kehidupan.

Siapa yang salah. Waktu kah, Tuhan kah, angin kah, atau daun-daun itu sendiri? 

Mereka mencoba bermain akrobatik dengan instrumen alam, melayang dan berputar putar.

Nyatanya, daun yang gugur adalah kematian panjang, henti sudah yang bernama petualangan.

Ucapkan salam pada tanah, sebagai penghormatan terakhir sebelum esok menjadi serpih serpih. Dan bakterilah yang berkuasa menjadikanmu remah-remah, sebelum akhirnya menjadi surga bagi cacing-cacing yang melata.

Siapa yang menanti selanjutnya, setelah tanah dan daun menjadi bubur penuh gizi?

Pohon sexy tanpa daun yang meminang lembut bubur tanah dan telor cacing, menjadi santapan terlezat untuk tumbuh kembang, sebelum daun berikutnya tumbuh, dan kembali mengulang putaran yang sama.

Sesungguhnya, hidup ini hanya melakukan pengulangan pengulangan dan pengulangan yang sama, dan kematian pun bagian dari pengulangan pengulangan itu sendiri.

–

NARASI MERDEKA

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, apa artinya bagi diriku. Merdeka adalah lepas sejenak dari etika yang membelenggu.

Contoh ringan namun menjengkelkan, makan tak boleh terdengar suara kunyahan, karena gigi yang beradu dan mengeluarkan suara itu tak sopan. Habis makan tak boleh sendawa dekat meja makan, karena itu terkesan jorok. Alat makan tak boleh beradu dan menimbulkan dentingan keras, karena ini ini ini. Tak boleh begini begini begini karena akan menimbulkan itu itu itu.

Halah, repot amat ini hidup!

Sejenak kasih kemerdekaan, apakah belum puas membaca babat, membaca sejarah yang tebatnya melebihi dosa. Lepaskan aku dari etika etika yang sebenarnya tak menambah dosa jika kulanggar.

Jadi, bolehkah aku keluar dari kamar mandi dengan kolor yang tersampir di pundak. Apakah ini melanggar etika kesopanan?

Rumahku adalah negaraku dan aku presidenya, aku rakyatnya dan aku tukang bersih bersihnya. Jadi boleh dong sejenak saja aku suka suka tanpa etika.

Tak ada kok yang akan melotot, kalau pun ada, apakah tembok dan cicak akan terangsang terika manusia sejenak tak beretika?

–

LIBURAN

Liburan telah tiba, rasanya seperti judul mengarang pada pelajaran bahasa Indonesia sebelum kaum milenial tiba. Dan isinya seputar pergi ke rumah nenek atau ke kebun binatang. Pergi ke sungai atau melihat gajah yang besar.

Seperti bumi dan langit kisah liburan sekarang. Jaman telah berubah dengan cepat. Liburan bagi orang tua bukan lagi bertemu dengan keluarga dan membuka kembali album masa lalu, membongkar brankas kenangan tempat tawa, tangis orang tua dan saudara saudara. Tabungan rindu pun mungkin mulai menipis karena dikikis oleh kesibukan oleh teknologi yang memudahkan setiap saat bersapa. Atau mungkin tradisi yang bisa meremajakan usia karena mengungkit kembali masa kanak telah purna.

Liburan tidak lagi meremajakan pikiran dengan sejenak jeda dari kesibukan. Namun perjalanan jauh dan berdesakan di jalanan karena kemacetan. Berdesakan di tempat wisata hanya untuk berfoto ria dan tak lagi menikmati yang ada, jika ditanya detailnya tak mampu untuk menjawab karena hanya sibuk berpose dan memajang senyum palsu di kamera. Selanjutnya kesibukan tak berguna melilit tubuhnya, memilih foto terbaik, mengedit, dan membagikan media sosial. Menunggu pemberitahuan masuk, menghitung jempol yang menandai kehadirannya, tak lupa menjawab komentar palsu. Aaah sibuk sekali.

Liburan macam apa itu?

Inilah fenomena jaman, kemajuan atau kemunduran untuk sebuah nilai dari liburan.

Mungkin akan libur panjang dan tenang setelah dikubur di kuburan.

–

HIKAYAT SUNGAI

Tak ada risau, apakah esok akan ada bidadari dengan kulitnya yang pualam dan geraian mayangnya yang hanyut menjauh itu berenang di tubuhnya. Tak ada risau, apakah esok akan ada anak anak seperti kijang, melompat dari ketinggian menuju lambungnya dengan riang. Tak ada kesangsiang baginya, apakah esok ada biduk yang mendayung di arus tubuhnya. Baginya, mengalirkan bening tanpa riak apalagi ombak adalah segalanya, sebelum kembali pada takdirnya, mencapai kedalaman laut tanpa ada kebimbangan akan tersesatnya arus dalam menempuh perjalanan.

Tags: Puisi
Winar Ramelan

Winar Ramelan

Lahir di Malang 05 Juni, kini tinggal di Denpasar. Menulis kumpulan puisi tunggal dengan judul Narasi Sepasang Kaos Kaki. Puisinya dimuat di berbagai media lokal dan nasional

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Saya (nomor dua dari kanan) akhirnya lulus juga
Esai

Kaleidoskop Mahasiswa “Pejuang Taliban”: Akhirnya Lulus Juga!

April, 2013 “Lulus SMA nanti, kamu mau lanjut ke mana?” Seorang teman bertanya pada saya yang saat itu sedang pusing-pusingnya ...

February 2, 2018
Google/Merawai.blogspot.com
Kiat

Kamu Ditinggal Begitu Saja? Enjoy-lah! Ini Resep Cepat Move On

Bolehkah aku meramalmu? Upsss... ada-ada saja. Bisa-bisa jadi saingan Dilan, dong? Sudah, ah! Lupakan saja. Tapi saya memang akan mencoba ...

March 25, 2019
Esai

Bukan Masalah Minat Bacanya, Yang Jadi Masalah Justru Pada Kesungguhan

“Lagi apa, Ted? Pasti lagi baca buku ya?” Sesaat saya teringat percakapan dengan ayah saya via telepon beberapa hari yang ...

May 4, 2020
Foto: Mursal Buyung
Opini

Ini Universitas, Bung! Bukan Panci Bertekanan

  “Kuliah itu bukan tentang nilai dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Kuliah itu sebenarnya tentang pengalaman, orang-orang yang kalian temui, ...

February 2, 2018
ILustari tatkala.co | Nana Partha
Esai

Tubuh Tanpa Makan

Bukan tanpa alasan jika Bhagawan Wararuci menyebut ucapan Bhagawan Byasa ada pada setiap ajaran. Baginya, ajaran Bhagawan Byasa seperti cahaya ...

May 26, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi tatkala.co | Vincent Chandra
Esai

Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

by I Ketut Serawan
March 1, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1418) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In