26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Anak Sekolahan “Memainkan” Putu Wijaya – Catatan Festival Monolog di SMA Bali Mandara

A.A.N. Anggara Surya by A.A.N. Anggara Surya
February 2, 2018
in Ulasan
47
SHARES

APAKAH anak-anak sekolahan zaman sekarang mengenal dramawan dan sastrawan Putu Wijaya? Apakah mereka mengenal teror mental? Pahamkah mereka dengan dinamika masyarakat Indonesia, dari tahun ke tahun, yang kerap lucu, konyol, dan bersikap tak masuk di akal sebagaimana dilukiskan dalam karya-karya Putu Wijaya?

Pertanyaan itu muncul setelah tiga anak sekolahan memainkan naskah monolog Putu Wijaya dalam rangkaian Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya di SMA Bali Mandara, Kubutambahan, Buleleng, Bali, Jumat 25 Mei 2017.

Adapun pementasan tersebut adalah naskah “Pahlawan” dengan aktor Sugi Aryawan yang disutradarai IGB Weda Sanjaya. Monolog “Cinta” dengan aktor Luh Ayu Liana Sari dengan sutradara Komang Mudita. Naskah “Mimpi”, aktor Wahyudi Prasancika, disutradarai Rio Andre .

Tiga pementasan itu menunjukkan tiga aktor siswa SMA dan SMK Bali Mandara itu punya upaya keras untuk mengenal Putu Wijaya dengan segala pemikirannya. Misalnya, bagaimana mengelola cerita  dalam pementasan agar penonton bisa terteror (setidaknya dalam pengertian kaget atau terkejut). Seperti adanya adegan lempar berbagai benda dan aksi siram dengan air benaran. Itu ditunjukkan setidaknya oleh dua aktor, Sugi Aryawan dan Wahyudi Prasancika.

Di situ tampak peran sutradara (yang kebetulan guru-guru mereka) begitu serius, bukan hanya melatih aktor bergerak atau menularkan cara layak untuk bermain, melainkan juga mengajari bagaimana menghirup jiwa naskah ke dalam napas si aktor.

Upaya keras lain ditunjukkan pada pemilihan dan pengelolaan panggung. Setiap pementasan menggunakan panggung berbeda. Pementasan pertama dilangsungkan di sebuah halaman sekolah. Panggung dibuat dengan menyesuaikan ruang yang ada. Memanfaatkan tiang listrik dan pohon ketapang sebagai penyangga lampu, sebuah kain hitam menutupi bagian lorong. Pementasan dimulai dengan alunan musik lamat-lamat.

Sugi Aryawan memainkan naskah Pahlawan

Pada pementasan ini, peran sutradara sangat terlihat. Mulai dari konsep sampai pemilihan tempat. Naskah Pahlawan bercerita tentang perdebatan manakah yang lebih pantas disebut pahlawan. Laki-laki atau perempuan yang pada akhirnya dijadikan kuis behadiah puluhan juta?

Meski tampak belum matang dari segi pengolahan raga dan rasa, setidaknya terlihat bahwa aktor Sugi Aryawan tampak disiplin mendengarkan instruksi sutradara. Di sisi lain, sutradara Weda Sanjaya tampak mengatasinya dengan konsep pementasan yang dinamis sehingga aktor tidak terlihat mati gaya ketika berbicara. Dalam sejumlah adegan, Sugi memperlihatkan potensi untuk menjadi aktor bagus di kemudian hari. Perlu sedikit pematangan diri dengan cara melakukan pentas lebih banyak.

Beralih ke pementasan kedua. Tempat pementasan ini juga tak kalah menarik.Pementasan berlangsung pada tangga tinggi menuju aula Bali Mandara. Penonton harus mendongak jika ingin menyaksikan pementasan ini. Ajaibnya semua penonton mendongak tanpa banyak protes sampai akhir pementasan. Hal ini bisa jadi karena Luh Ayu Liana Sari cukup lihai memainkan kata-kata dalam naskah untuk menyihir pemnonton.

Monolog “Cinta” dengan aktor Luh Ayu Liana Sari

Dialog mengalir dengan santai tanpa ada ledakan emosi. Cinta yang tenang tersirat secara alami. Apa yang patut dibenahi adalah penyadaran aktor tentang kondisi seseorang yang jatuh cinta. Meski beberapa dialog sudah pas, beberapa dialog terasa terlepas dari kondisi psikologi seseorang yang jatuh cinta. Selain itu, sedikit sentuhan musik romantis barangkali cukup untuk meningkatkan kekuatan adegan yang masih terasa lemah.

Naskah “Mimpi”, aktor Wahyudi Prasancika

Pementasan ketiga dengan naskah “Mimpi”. Kematangan aktor terasa lebih di pementasan ini. Di sebelah kandang kambing, pementasan ini berlangsung cukup lancar. Syukurnya para kambing tidak banyak bicara sehingga tidak mengganggu pementasan. Bisa dikatakan bahwa dari segi keaktoran Wahyudi lebih mantap dari aktor sebelumnya. Hal ini bukan tanpa alasan. Mulai dari dinamika, jeda sampai pada stamina, Wahyudi bisa menyeimbangkannya.

Sehingga dialog tidak terkesan oratoris dan tempo permainan terjaga dengan baik. Tidak lupa peran sutradara dalam beberapa adegan yang cukup menarik. Mulai dari teriakan histeris sampai lempar panci, sepatu dan penggorengan. Paduan antara kematangan aktor dan kemenarikan konsep.

Tiga pementasan itu ditutup dengan pementasan “cukup heboh” dari penggagas festival monolog ini, Putu Satria Kusuma. Pementasan ini bisa dijadikan studi banding atau sebagai bahan pelajaran bagi anak-anak SMAN/K Bali Mandara. Dari Putu Satria bisa dipelajari tentang olah vocal, spontanitas hingga improvisasi.

Selain improvisasi, tehnik dialog juga bisa dijadikan pelajaran tambahan. Dialog yang dilontarkan Putu Satria tidak lagi seperti berakting, tapi benar-benar alami sehingga apa yang terdengar di telinga bukan lagi dialog yang terasa bersandiwara. Pementasan ini juga mengajarkan bagaimana mengolah naskah dengan cukup cerdik dengan menambahi berbagai hal kontekstual tampa jauh melempas dari naskah asli. Sesekali beristirahat sejenak saat pementasan rasanya sah-sah saja. Apalagi jika hal tersebut justru menunjang keindahan dan rasa komedi dari pementasan.

Akhirnya, selamat untuk SMA dan SMK Bali Mandara. Anak sekolahan bukan hanya hidup di kelas, tapi juga di panggung yang lebih luas – panggung teater sekaligus panggung kehidupan.  (T)

Tags: baliFestival Monolog Bali 100 Putu WijayaMonologsekolahTeater
A.A.N. Anggara Surya

A.A.N. Anggara Surya

Pemain teater, menulis puisi dan cerpen. Tulisannya berupa ulasan pementasan teater sering dimuat di media massa. Kini sedang menempuh pendidikan di jurusan Bahasa Inggris, Undiksha, Singaraja.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Mahasiswa belajar berjualan di kampus. (Foto: Mursal Buyung)
Esai

Sarjana Zaman Now – Jadi Pegawai Kontrak di Pemda atau Buka Usaha Sendiri?

Tantangan Pembangunan meliputi tiga hal yakni pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan. Ketiga hal tersebut telah menjadi masalah yang kompleks dan kronis ...

February 7, 2019
Esai

“Ngidih Pelih”, Di Balik Arti Permohonan Maaf Orang Bali

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia dipastikan memiliki beribu kesalahan baik terhadap orang lain maupun dirinya sendiri. Di saat ia ...

October 2, 2019
Ilustrasi by Inok
Ulasan

Membaca “Perempuan Tanpa Nama”, Mencoba Mengenal Diri

Judul Buku : Perempuan Tanpa Nama Pengarang : Kadek Sonia Piscayanti Penerbit : Mahima Institute Indonesia Tahun Terbit : 2015 ...

February 2, 2018
Seorang teman memegang cangkir kopi jenis Macchiato yang tak dipahaminya
Khas

Obrolan Konyol di Kedai Kopi: Macchiato = Kopi Jro Gede?

Ini cerita saya ketika pulang dari ibu kota ke kampung halaman. Rasa rindu ingin bertemu teman-teman karena selama dua pekan ...

February 21, 2020
Grup Band Birama asal Badung
Kilas

Birama Hadir Lewat “Tresna Sing Meganti”

Birama, salah satu band asal Badung yang terlahir dari sebuah perkumpulan kecil akhirnya berikrar dan komitmen untuk mewarnai blantika musik ...

January 13, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Wayan Eka Artana Putra, pengelola kedai kopi mini di Pecatu, Badung
Khas

Pandemi, Bule jadi “Tamu Lokal”, Ngebon Kopi pun Biasa | Cerita dari Sebuah Kedai Kopi

by Nyoman Nadiana
January 26, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (311) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In