9 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Sumber ilustrasi: Google

Sumber ilustrasi: Google

Warna Demokrasi Negeri

Taufikur Rahman Al Habsyi by Taufikur Rahman Al Habsyi
February 2, 2018
in Opini
34
SHARES

 

IBU pertiwi mungkin gelisah dan menangis karena demokrasi selalu diwarnai dengan aksi yang penuh sensasi.

Kenapa aksi atau sensasi? Sapatutnya kita sebagai warga negara yang baik harus lebih memahami apa itu demokrasi yang sesungguhnya. Tidak hanya dimaknai secara sempit yaitu kebebasan berpendapat. Kita harus runcingkan permasalahan ini bersama.

Kebebasan berpendapat seperti apa? Kita tidak bisa menyelesaikan segala permasalahan negeri, terutama yang sangat lekat dengan SARA, hanya dengan aksi demonstrasi. Karena demokrasi secara luas sendiri ialah bagaimana dalam suatu pemerintahan kedaulatan berada di tangan rakyat dengan sistem perwakilan bisa lewat eksekutif, yudikatif, dan legislatif.

Jelas kita saksikan bersama ribuan orang turun ke jalan menuntut satu orang diproses secara hukum atas dugaan kasus penistaan agama. Menjadi dilema ketika ribuan orang tersebut harus meninggalkan pekerjaan, istri, anak-anaknya, yang seharusnya menjadi kewajibannya untuk dijaga. Aksi damai 4 November 2016 menjadi drama yang berseri dengan aksi damai 2 Desember 2016.

Seharusnya sebagai bangsa yang berideologi Pancasila dan menjunjung musyawarah, kasus ini bisa kita diskusikan bersama di meja rakyat dengan mediasi dan sejenisnya. Tidak bersuara lantang di jalan yang memunculkan kesan seakan demokrasi selalu berwajah demonstrasi.

Selain itu kita adalah bangsa yang besar yang multikultural serta masyarakat yang heterogen. Jangan hanya menyebar isu-isu negatif seperti perpecahan hingga makar serta tidak bersikap berlebihan ketika kata-kata NKRI digaungkan.

Lantas, soal aksi-aksi belakangan ini perlulah dipikirkan kembali dengan cermat. Apakah ada setting politik di belakangnya? Dan siapa di balik semuanya?

Jika kita lihat dari aspek ekonomi aksi-aksi semacam ini tentunya banyak menimbulkan kerugian seperti dilansir hariannindo 30 November 2016 16:48. Bahwa 100 pengusaha keluar dari Jakarta. Para pengusaha ini pergi ke daerah-daerah yang relatif lebih tenang dan tidak memiliki potensi kerusuhan. Tentunya roda perekonomian kita mengalami masalah sehingga tidak produktif dan cenderung membuat para investor berfikir dua kali jika ingin menanamkan modalnya.

Selain itu dilihat dari aspek sosiologisnya interaksi lintas budaya sebagai negara yang multikultur bisa dikatakan tidak berjalan dengan baik, dan secara sosial masyarakat Indonesia cenderung terprovokasi tanpa memperjelas titik permasalahannya.

Marilah jangan rusak negeri kita dengan isu-isu SARA yang rentan terjadinya konflik dan memecah belah satu kesatuan bangsa. Kita kawal proses hukum yang ada dengan lebih menekankan “Bhineka Tunggal Ika”. Suara rakyat tidak lagi dibungkam dan jangan juga digelembungkan politik penguasa yang haus kekuasaan.

Tetap jaga kesatuan negeri dengan berlandaskan ideologi Pancasila. Jangan hanya mencaci dan membenci tetapi harus lebih memberi sumbansi untuk kemajuan negeri. NKRI harga mati! (T)

Tags: agamaBhineka Tunggal IkademokrasiIndonesiaPolitik
Taufikur Rahman Al Habsyi

Taufikur Rahman Al Habsyi

Biasa dipanggil Koko Opik. Lahir di Bondowoso, 05-06-1998. Anak kedua dari pasangan Arjas dan Irliya, orang tua yang selalu berjuang membahagiakan anak-anaknya.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi: salah satu karya dalam pameran seni rupa di Undiksha Singaraja, 7 Mei 2018
Puisi

Puisi-puisi Eny Sukreni | Lima Macam Kecemasan

by Eny Sukreni
March 6, 2021
Ilustrasi foto diolah dari sumber di google
Esai

Kisah Mahasiswa jadi Ayah, Kuliah Nyambi Kerja, Dunia Terasa Keras

Hari itu, Selasa 12 Maret. Pagi hari aku bergegas ke Obonk. Bekerja. Kerja membantu Bli Komang mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk ...

March 13, 2019
Penulis sedang monolog (Foto ilustrasi: Mursal Buyung)
Esai

Ketika Saya Ingin Bunuh Diri, Saya Tak Benar-benar Ingin Mati

Ini bukan tulisan serius, tapi saya serius dengan tulisan ini. Bolehlah sesekali saya membuat curahan hati saya sendiri di sini, ...

April 24, 2019
Esai

Kuliah di Pendidikan Teknik Informatika, Nanggung, Nggak Cukup S-1

Sebelum membaca, saya ingin menjelaskan bahwa tulisan ini tidak ada maksud sama sekali merendahkan pihak manapun, apalagi kampus yang menaungi ...

November 13, 2019
Foto: Istimewa
Peristiwa

Baca Lontar Menembus Lorong Waktu: Intelektual Bali Lampau dan Kegagapan Kita Kini

KEGIATAN identifikasi cakepan lontar di rumah Kelian Desa Pakraman Buleleng, Nyoman Sutrisna, di wilayah Delod Peken, Kelurahan Kendran, tepatnya di ...

February 2, 2018
GM Sukawidana, Umbu Landu Paranggi, bersama alumni Sanggar Cipta Budaya (Foto:FB)
Khas

Reuni Puisi Sanggar Cipta Budaya SMPN 1 Denpasar: GM Sukawidana itu “Nabe”

Reuni puisi Sanggar Cipta Budaya SMPN 1 Denpasar yang bersamaan dengan peluncuran buku kumpulan puisi “Peladang Kata”, berlangsung hangat sehangat-hangatnya, ...

February 26, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ketua Tim Literasi SMAK Harapan, Ni Putu Nuratni, M.Pd. dan Kepala Sekolah SMAK Harapan, Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd.
Kilas

Kupetik Puisi di Langit | Buku Puisi dari SMAK Harapan

by tatkala
March 5, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (158) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (198) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (104) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In