1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Aneh, Hujan di Singaraja, Selalu Hadirkan Cerita Kecil dari Kampung

Muhammad Fathur RozibyMuhammad Fathur Rozi
March 9, 2019
inEsai
Aneh, Hujan di Singaraja, Selalu Hadirkan Cerita Kecil dari Kampung

Ilustrasi foto: Mursal Buyung

27
SHARES

Kenapa harus hujan? Bagi saya itu adalah sebuah pertanyaan kecil yang hadir dalam intuisi.

Ada sesuatu fenomena atau seperti ada kekuatan besar mengingat masa yang pernah terjadi silam. Saya tidak tahu harus memulai cerita ini dari mana. Baiklah saya akan menceritakan antara saya dan hujan.

Saya berada di Singaraja hampir tiga tahun sebagai anak rantauan hanya untuk kuliah. Meninggalkan keluarga, saudara, dan sahabat jauh dari pulau Jawa. Entah berapa musim hujan terlewati. Ketika hujan turun sepertinya ada kekuatan yang hadir mengingatkan cerita kecil yang ada di tanah Jawa.

Saat itu hujan di waktu pagi, kebetulan hari sabtu tidak ada kegiatan. Dari jendela kos kulihat hujan turun dan setiap tetesanya menghadirkan cerita.

Saya ingat ketika pagi seperti ini sewaktu di kampung saya harus berada di ladang bersama bapak. Menenteng sabit, cangkul, dan karung. Untuk urusan memotong rumput-rumput belukar yang mengganggu tanaman itu bagian saya dengan sabit dan karung yang saya bawa, sementara bapak saya hanya mencangkul bagian pinggir ladang karena tanah di sana kalau musim hujan sering kelimpahan air dari aliran sungai-sungai kecil yang ada di pinggir ladang.

Selain kami berdua masih saya ingat sosok ibu, acap kali mengantarkan makanan untuk kami yang ada di ladang mulai dari pagi. Makanan yang Ibu bawa memang tidak seberapa, hanya nasi putih dicampur jagung sedangkan lauknya hanya tahu, tempe, dan sayur-mayur dilengkapi dengan sambal beserta krupuknya.

Tapi rasanya sangat berbeda jika dibandingkan dengan makan di rumah walaupun yang dimakan itu berlauk ayam atau ikan laut.

Ada kenikmatan tersendiri makan bersama seperti di sawah-sawah sembari melihat petani desa memanggul rumput, ibu paruh baya menggendong bayinya, dan melihat burung-burung kecil yang melalu-lalang hinggap. Seharian berada di ladang mungkin kami pulang hanya untuk Shalat Duhur lalu setelah itu kembali lagi ke ladang untuk meneruskan kembali menyabit jika belum selesai.

Suasana yang sangat saya rindukan beberapa tahun ini, dan cerita lama ini muncul dalam ingatan ketika hujan turun bahkan terkadang membuat saya larut dalam rindu dan kesedihan.

Entah berapa musim hujan saya masih ada di Singaraja, kembali lagi hujan mengingatkan pada sebuah cerita.

Pada sore itu, saya ingat ketika berteduh di kantin sembari menyeruput kopi. Kebetulan sekali tugas kuliah semakin menumpuk dan di sisi lain dimarahi oleh dosen. Sekali lagi hujan mengingatkanku, betapa asiknya ketika saya masih belum kuliah.

Dulu kalau di kampung hujan-hujan seperti itu asik bermain bola bersama teman-teman sebaya, lucunya lagi kami bermain bola bukan di lapangan tapi di halaman rumah tetangga karena untuk bermain bola di lapangan jaraknya cukup jauh dari kampung.

Masih saya ingat waktu itu bermain bola memiliki peraturan-peraturan yang kocak di tanah yang becek dan itu menjadi suasana bermain sangat nyaman, jatuh tersungkur, dan ketika pulang diomeli oleh ibu itu sudah menjadi kebiasaan yang kami lakukan.

Lamunan di kantin saat itu buyar ketika petir menggelegar semakin keras, sementara saya harus pulang karena menjelang petang.

Terkadang saya berpikir ada apa dengan hujan, karena bak ada kekutan yang mengembalikan seseorang pada cerita lama. Bahkan hal demikian tidak melulu hanya dialami oeh saya, melainkan juga sahabat ketika asik bincang-bincang tentang kekuatan di balik hujan. Bahkan mereka juga menceritakan ingatan masa lalunya dengan versinya masing-masing, yang pasti cerita yang diambil dari kampung masing-masing.

Saya ceritakan lagi ingatan silam yang datang, kali ini pasca langit biru lepas hujan. Saat itu duduk meringkuk di atas karpet depan kos, sendirian pula. Seteguk teh hangat yang menemani sampai habis bersama rintik hujan yang reda. 

Tiba-tiba saya ingat, dulu pasca hujan seperti ini di kampung mencari jamur bersama kerabat, kadang pula bersama rekan sebaya. Mengingat kami anak yang lahir dan besar di kampung nan banyak tanah lapang berupa persawahan. Kami menyusuri setiap petak sawah di bagian pojok, biasanya jamur-jamur adanya di sana berjejeran di tanah yang lembap.

Selain di pojok sawah juga tak kalah banyak mencari jamur di bawah lumbung padi di antara tumpukan jerami yang petani simpan di dekat lumbung, lumayan banyak entah itu jamur jenis apa. Penat yang kami rasa solah-olah hilang karena serunya mencari jamur dengan canda dan tawa mereka di area persawahan.

Biasanya selepas mencari jamur kami serahkan pada Ibu entah nanti mau digoreng atau dibuat jamur dengan kuah yang lezat, sangat nyaman apa lagi biasanya kami makan bersama dengan keluarga. Kali ini saya rindukan momen yang seperti sedia kala, tapi yasudahlah waktu liburan semester masih lama.

Kamarin, saat hari raya Nyepi tepatnya pagi yang lengang saya terperangah dengan penglihatan masih temaram saat kembali lagi hujan kecil. Mulailah cerita masa lalu datang. Biasanya pagi-pagi yang masih remang-remang seperti ini saya dan petani desa di kampung mulai ke sawah membawa penggilis padi, gadang, sabit, dan terpal.

Beramai-ramai memanen padi bergerombolan setiap keluarga dan itu saya lakukan setiap kali musim menanam padi. Di sana ada dangau tempat kami berteduh tempat sejenak melepas penat bersama embusan angin, kicau burung, tupai-tupai di dahan pohon, domba-domba petani, dan sebagainya.

Sebenarnya masih banyak lagi cerita kecil yang belum saya utarakan dalam tulisan ini, tapi yasudahlah cukup sampai di sini saja, kali lain akan saya lanjutkan. Insyaallah, saya tidak mau berjanji karena takut dosa jika tidak ditepati.

Hujan memang begitu, di setiap tetes meghadirkan sebuah cerita. Cerita-cerita ini hadir hanya saat hujan dan pasca hujan turun. Bahkan catatan kecilpun terkadang lebih nyaman di tulis saat hujan. Di bawah ini potret kampung halaman saya yang masih asri. Ah…ingat, ini bukan puisi hanya saja catatan kecil.

KAMPUNG-TANAH JAWA

Berapa kemarau panjang dan musim hujan

menghiasi waktu aku merantau.

Aroma tubuh dan rimbunmu menyeruak

masuk memancing rindu.

Aku pulang pertiwi masih tak berlumur.

Mata air memancur di tepi bukit.

Mengalir dari hulu ke hilir

membasahi kering rerumputan.

Sekelumit petak tanah masih membekas

jemari di antara lumpur.

Teduh jerami kering dangau di sanalah Ibu meringkuk.

Menyantap buah nyunyuran kecil berteman angin

yang meniup-niup sekujur tubuh.

Tak kutemukan bising bus kota.

Suara ringkih ujar petani desa.

Kicau burung pipit menyahut bergantian.

Sirkus tupai bergelantungan  dari ranting ke ranting.

Domba liar di hamparan rumput tanah Jawa.

Sekali lagi bumi pertiwi masih tak berlumur.

Tempat aku menjamah santapan pagi bersama Ibu.

Memberi dongeng lampau turun-temurun hingga

padaku sebagai anakmu.

Tags: hujanjawakampungkenangannostalgiaSingaraja
Previous Post

Acintya

Next Post

“Petang di Taman” pada Petang Basement Kampus Bawah Undiksha

Muhammad Fathur Rozi

Muhammad Fathur Rozi

Alumni mahasiswa PBSI–Undiksha. Kini menjadi guru dan mahasiswa magister aktif di Universitas Nurul Jadid Paiton. Facebook: El-Fathur Rozi. Gmail: rozi8917@gmail.com

Next Post
“Petang di Taman” pada Petang Basement Kampus Bawah Undiksha

“Petang di Taman” pada Petang Basement Kampus Bawah Undiksha

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more

“Noctourism”: Berwisata Sambil Begadang

by Chusmeru
June 1, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

“Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya, begadang boleh saja, kalau ada perlunya”. Itulah sebait lagu dangdut yang dibawakan Rhoma Irama...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co