5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tempe Optimis dan Tempe Pesimis di Negeri Kita

Made Surya HermawanbyMade Surya Hermawan
November 14, 2018
inEsai
Tempe Optimis dan Tempe Pesimis di Negeri Kita
21
SHARES

BELAKANGAN, panggung politik nasional ramai menyuguhi dikotomi diksi. Optimis dan pesimis salah satunya. Di luar itu, masih banyak diksi aneh lain dari para elit yang semakin menjelaskan kelucuan pentas politik di Indonesia.

Kesan sebagai kelompok optimis dibangun oleh petahana. Redaksi-redaksi yang dihadirkan di ruang publik lewat podium atau layar kaca mengesankan begitu. Bagi kelompok ini, negara selalu dalam keadaan baik-baik saja.

Neraca perdagangan minus, nilai tukar Dollar USA sempat menembus 15 ribu, impor kebutuhan dasar, pertumbuhan ekonomi tak sampai 7%, dan masih banyak masalah lain disikapi pemerintah dengan keengganan secara eksplisit untuk mengoreksi diri sendiri. Atau sekadar mengakui sedang tidak bekerja secara optimal.

Bahwa pemerintah telah berusaha meregulasi kembali kebijakan ekspor-impor, bahwa kendala-kendala lain yang dihadapi negeri juga diakibatkan oleh faktor eksternal. Salah satunya yang paling sering mampir di telinga adalah perang dagang USA dan Tiongkok.

Intinya, pemerintah mengklaim bahwa mereka tidak diam. Bahwa Indonesia tetap akan menjadi negara hebat dalam dekade mendatang.

Sebaliknya, narasi yang dibangun kelompok penantang punya suasana yang sama sekali berbeda. Dari ancaman krisis yang parah, terlalu bergantung pada impor, tempe seukuran kartu ATM, harga nasi ayam di Jakarta lebih mahal daripada di Singapura, mayoritas orang Indonesia hidupnya pas-pasan, hingga bubarnya negara.

Narasi-narasi macam itu kemudian dilabel sebagai narasi pesimis oleh kelompok petahana. Dan, secara naluriah, kelompok penantang berdalih menentang. Juga di ruang publik. Bahwa narasi yang mereka bangun bukanlah gambaran pesimisme. Tapi, gambaran realita republik, yang kata mereka sedang salah urus.

Sampai di titik ini, untuk sekadar menenangkan diri dan menghindari perdebatan omong kosong, barangkali, banyak orang perlu menyadari, bahwa segala hal, di masa hangat politik, bisa didikotomi. Bisa dijual. Jangankan sekadar diksi, bahkan Tuhan dan setan-pun ikut ditarik-tarik. Surga dan Neraka-pun ikut dibawa-bawa.

Pentas politik di Indonesia memang unik. Lintas alam. Lintas makhluk hidup. Hingga Tuhan serta Surga dan Neraka ciptaan-Nya. Padahal, politik itu hanya muncul dari, oleh, dan untuk manusia. Tapi, toh ada juga yang justru getol percaya, dan berteriak.

Narasi adanya kelompok optimis dan pesimis di pentas politik hari ini tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Apalagi secara total menjadikannya sebagai dasar penentuan pilihan politik di tahun 2019. Karena, di setiap perhelatan politik, semua orang yang berkepentingan selalu memoles diri. Menjadi lebih tampan untuk memikat kaum perempuan. Menjadi lebih menawan untuk menggaet para lelaki. Hati-hati.

Mereka hadir hanya sebagai alat propaganda.

Petahana tentu selalu datang dengan segala macam redaksi kemajuan dan harapan solusi dari berbagai masalah. Menyampaikan kabar kepada rakyat bahwa selama ini mereka telah bekerja. Telah berupaya menjalankan suara rakyat yang diselipkan di kertas suara 4 tahun lalu, 2014.

Tentunya, dalam narasi itu ada satu tujuan. Agar rakyat masih percaya padanya dan memilihnya kembali tahun depan, 2019.

Sebaliknya, tim penantang selalu hadir dengan segala bentuk kekurangan pemerintahan saat ini. Menyampaikan berita kepada rakyat bahwa pemerintahan saat ini belum bekerja dengan baik. Atau sekadar cukup baik. Bahwa diri mereka menawarkan perubahan untuk menjadikan tanah ini lebih baik.

Tentunya, dalam narasi itu, tujuannya juga satu. Agar rakyat tak lagi percaya pada pemerintahan saat ini sehingga berpaling ke pelukannya di tahun depan, 2019.

Namun, di balik kedua upaya propaganda itu, yang wajar saat kompetisi politik, tim petahana dan penantang sering melupakan hal yang cukup penting.

Masyarakat jarang, kalaupun ada sangat sedikit, diberikan tontonan tentang kebesaran hati mengakui kekurangan dan keikhlasan diri mensyukuri kemajuan. Para politisi yang diundang di berbagai acara gelar wicara di banyak stasiun TV menjadi buktinya.

Mereka, dari kubu petahana, berupaya sekuat tenaga melawan, atau menghindari, argumen-argumen kritik yang dikirim penantang, yang apabila diresapi pasti ada benarnya. Sepertinya semua yang dilakukan pemerintah sudah benar adanya.

Mereka lainnya, dari kubu penantang, berdalih dengan upaya sangat keras untuk mengabaikan segala bentuk kemajuan negeri yang sudah diupayakan oleh pemerintah saat ini. Sepertinya semua yang dilakukan pemerintah tak ada benarnya.

Buruknya lagi, perdebatan itu sering kali sampai pada suatu hal yang paling menyedihkan. Berupa obrolan tak substantif sampai argumen yang tak masuk akal. Hingga pilihan terakhir yang paling realistis adalah mematikan TV atau pindah channel.

Jadi, pesan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden tentang pemilu yang sejuk dan damai tempo hari jelas-jelas belum sampai. Jangankan kepada masyarakat akar rumput, kepada para elit dan tim internalnya pun belum.

Sehingga, menjadi wajar bilamana media sosial hari ini masih menjadi gelanggang “perang”. Karena kecintaan dan kebencian yang buta masih tumbuh subur di ruang publik. (T)

Tags: NegeriPilpresPolitikwacana politik
Previous Post

Blackscape Series; Momentum Sindu Memaknai “Hening“

Next Post

Revolusi Seorang INTJ di Panggung Teater — Catatan Jelang Pentas Tini Wahyuni di 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Made Surya Hermawan

Made Surya Hermawan

Lahir di Denpasar, 7 Oktober 1993, tinggal di Kuta, Bali. Lulusan Jurusan Pendidikan Biologi Undiksha, Singaraja, 2015. Gemar mendengar cerita politik dan senang berorganisasi. Setleah menamatkan studi pascasarjana di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, ia mengabdikan ilmunya dengan jadi guru.

Next Post
Revolusi Seorang INTJ di Panggung Teater — Catatan Jelang Pentas Tini Wahyuni di 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Revolusi Seorang INTJ di Panggung Teater -- Catatan Jelang Pentas Tini Wahyuni di 11 Ibu 11 Panggung 11 Kisah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co