7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mengenang Tanah Kelahiran, Menapaki Jalan Kesenian – Pengantar Pameran Putu Sudiana Bonuz

Wayan Jengki SunartabyWayan Jengki Sunarta
February 28, 2018
inEsai
Mengenang Tanah Kelahiran, Menapaki Jalan Kesenian – Pengantar Pameran Putu Sudiana Bonuz
10
SHARES
  • Pameran lukisan “A Land to Remember” Putu Sudiana Bonuz
  • di Griya Santrian Gallery, Sanur
  • Jumat, 2 Maret 2018, jam 18.30 Wita.

TANAH kelahiran seringkali menerbitkan banyak kisah dan kenangan. Ada kenangan indah, ada pula kenangan sedih. Kenangan indah tentu membangkitkan kerinduan. Sedangkan kenangan sedih pasti ingin segera dilupakan. Namun, bagi seniman, kenangan indah maupun sedih selalu bermakna dan menjadi energi kreatif untuk dituangkan dalam bentuk karya seni.

Putu Sudiana aliasBonuztermasuk seniman yang mencintai kenangan. Nusa Penida tempat dia dilahirkan pada 30 Desember 1972 adalah pulau yang menyimpan banyak kenangannya. Dia mencintai tanah kelahirannya seperti mencintai jalan kesenian.

Nusa Penida ketika Bonuz masa kanak tentu sangat berbeda dengan zaman sekarang. Saat itu, pulau tersebut dipenuhi ladang gersang yang selalu kesulitan air pada saat musim kemarau menyengat. Karang-karang terjal dan ganas berpadu cuaca ekstrem. Malam hari menebarkan suasana magis yang merindingkan bulu kuduk. Selain menjadi nelayan, satu-satunya harapan hidup masyarakat pada saat itu adalah bertani rumput laut.

Kenangan masa kanak yang begitu getir mengendap dalam batin Bonuz. Dia ditinggal orang tuanya bertransmigrasi ke Sumbawa selama enam tahun. Saat itu memang banyak warga Nusa Penida memilih bertransmigrasi ke pulau-pulau yang lebih menjanjikan masa depan. Bonuz kecil kemudian diasuh neneknya.

Bonuz tumbuh menjadi anak yang tak terurus, bermain sesuka hati, sering tidur di balai banjar, makan sembarangan. Hamparan pantai yang berdekatan dengan rumahnya menjadi salah satu arena bermain yang menyenangkan. Pantai dan laut pula yang membuat hatinya selalu merindukan kebebasan.

Ketika remaja, Bonuz pergi merantau, meninggalkan tanah kelahirannya. Dia melanjutkan sekolah di SMSR Denpasar dan kemudian di jurusan Seni Lukis STSI (kini ISI) Denpasar. Namun, Bonuz rajin pulang kampung untuk berbagai keperluan. Dia menjadi salah satu saksi bagaimana tanah kelahirannya mengalami perubahan drastis belakangan ini. Industri pariwisata telah menyulap Nusa Penida menjadi lebih gemerlap. Villa, restauran, kafe, dan berbagai sarana pariwisata bermunculan, memberi warna tersendiri bagi pulau tersebut.

Tentu saja perubahan yang terjadi di Nusa Penida berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Namun, goncangan-goncangan sosial-budaya pun tak bisa dihindari. Dan, di sisi lain, kerusakan alam sangat terasa, bataran (pematang ladang) di keruk, pohon-pohon tua ditebang, rumah-rumah khas Nusa Penida diganti baru.

Kenangan masa kanak dan kegelisahan Bonuz menyaksikan perubahan yang terjadi di tanah kelahirannya kemudian menjadi energi kreatif yang diungkapkannya lewat lukisan-lukisan bercorak abstrak. Komposisi lukisannya cenderung dinamis dan mengandung luapan emosi yang sangat kuat. Hal itu bisa dicermati pada guratan-guratan garis ataupun sapuan warna ekspresif yang mewakili kegelisahan batinnya menyaksikan pembangunan yang tidak memedulikan alam.

Karya Pameran Putu Sudiana Bonuz yang dipamerkan

“Warna-warna gelap adalah ungkapan pemberontakan alam bawah sadar saya menyaksikan berbagai hal yang bertentangan dengan hati kecil. Ketika kesal dan kecewa tidak bisa disampaikan lewat kata-kata, maka garis dan warna menjadi pilihan saya,” ujar Bonuz.

Bonuz tidak anti perubahan. Dia senang melihat kemajuan yang terjadi di tanah kelahirannya. Namun di sisi lain kemajuan itu juga membuatnya khawatir. Rumah-rumah khas Nusa Penida di masa kanaknya sering hadir dalam mimpinya. Hal itu membuat batinnya seringkali berontak menyaksikan pembangunan yang mengorbankan atau menghancurkan alam. “Seharusnya pembangunan ramah lingkungan, atau mampu menciptakan suatu keharmonisan dengan alam,” ujarnya.

Selain dikenal sebagai pemangku, Bonuz termasuk seniman multitalenta yang memiliki pergaulan sangat luas. Sebagai seniman, dia bergaul melampaui sekat-sekat seni. Dia tidak hanya dikenal sebagai pelukis, namun juga pembaca puisi. Di saat lain, dia juga membuat seni instalasi, atau menggelar performance art.

Sejak SD Bonuz telah menyukai puisi. Dia masih ingat, ketika berangkat ke sekolah dengan menyusuri pantai, dia menghafal puisi untuk dideklamasikan di depan kelas. Seiring perjalanan waktu, hobinya pada puisi sempat menghilang. Dia kembali menggemari puisi ketika sering diundang menghadiri acara-acara sastra dan bergaul dengan penyair. Namun dia mengaku merasa tidak percaya diri bila membaca puisi di depan sastrawan.

Sejak bergaul di dunia sastra, Bonuz pun kembali belajar menulis puisi. Baginya, puisi adalah cara lain untuk mengekspresikan kegelisahan batinnya. Namun, seringkali dia tidak yakin apa yang ditulisnya bisa disebut puisi. Dia menganggap tulisannya hanya orasi berbentuk puisi.

Selain puisi, musik juga menarik perhatian Bonuz. Sejak sekolah di SMSR, Bonuz telah menyukai musik. Dia menggemari lagu-lagu Iwan Fals yang banyak bermuatan kritik sosial. Pada masa di SMSR pula dia rajin menulis cerita untuk dipajang di koran dinding sekolahnya. Cerita-cerita tersebut terkadang berisi kritikan terhadap sekolah atau hal-hal yang mengusik hatinya.

Musik memang ikut memengaruhi proses berkesenian Bonuz. Baginya, melukis tanpa mendengarkan musik terasa ada yang kurang. Musik merangsang Bonuz menumpahkan energi kreatifnya. Bahkan ketika dia menulis puisi, setiap rangkaian kata selalu disesuaikannya dengan irama atau nada musik yang akan menjadi pengiring pembacaan puisinya. Dia menjadi lebih bergairah membaca puisi di depan publik bila diiringi musik.

Karya Putu Sudiana Bonuz yang dipamerkan

Bonuz tidak sekadar menikmati musik, namun juga belajar memahami musik yang didengarnya. Dia sering berdiskusi tentang musik dengan beberapa musisi Bali untuk sekadar mendapatkan pengetahuan baru. Pada saat musisi itu konser, Bonuz terkadang diundang tampil membaca puisi dan berkolaborasi dengan mereka.

Bonuz memang seniman yang mampu bergaul dengan siapa pun. Dia tidak mau mengotakkan diri sebagai pelukis saja. Justru dengan pergaulannya yang luas dia menyerap banyak energi kreatif dan sekaligus mengapresiasi berbagai jenis seni.

Sejak lama Bonuz menyadari bahwa seni bukan hanya melukis. Ada banyak seni lain yang juga layak diapresiasi demi meningkatkan wawasan berkesenian. “Atas dasar kesadaran itulah saya bergaul dengan semua sekte seni,” pungkasnya.

Kehidupan Bonuz yang unik dan eksentrik menarik minat Ida Bagus Hari Kayana Putra alias Gus Hari. Sutradara muda itu membuat film yang berkisah tentang sekelumit kehidupan Bonuz dan proses kreatifnya menapaki jalan kesenian. Film semi biografi berjudul “Napak Pertiwi” itu hampir selesai digarap. Trailer dan teasernya bisa dinikmati pada saat pembukaan pameran lukisan ini. (T)

Tags: kehidupanPameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Pelaba Intaran — Catatan untuk Perayaan 6 Tahun Rumah Intaran

Next Post

Buku Harian Fans Bali United dari Bali Utara

Wayan Jengki Sunarta

Wayan Jengki Sunarta

Penulis puisi, cerpen, novel, esai/artikel/ulasan seni. Penyuka seni, batu akik & barang antik.

Next Post
Buku Harian Fans Bali United dari Bali Utara

Buku Harian Fans Bali United dari Bali Utara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co