7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Wicaksandita: Mendalang, Menjaga Marwah Leluhur

Santana Ja DewabySantana Ja Dewa
February 2, 2018
inKhas

Dalang Wicaksandita. /Foto: Santana

14
SHARES

 

SECARA esensial, kesenian wayang kulit adalah media pencerahan. Melalui cerita epos terkenal Mahabarata dan Ramayana, wayang memberi sesuluh, memberi penerangan jiwa agar terbit terang dan hidup makin cerah.

Di Bali wayang dianggap sebagai kesenian wali, dipentaskan saat upacara dilangsungkan. Seiring perkembangan dunia hiburan, wayang yang memberi pencerahan justru makin redup karena digempur berbagai bentuk seni hiburan lain. Maka dalang melakukan inovatif dan kreativitas menyuguhkan lebih aktraktif. Sehingga marwah wayang kulit kembali diminati penikmatnya.

Seperti salah satunya dilakukan Wayang Cenk-blonk di Tabanan. Sentilan yang diselipkan penuh tawa, tata lampu dimainkan, sehingga setiap kehadirannya dinantikan masyarakat. Pakemnya tetap, namun dikombinasikan banyolan sesuai dengan keadaan sekarang, baik berasal dari problema sosial, politik dan urusan paling spesifik terhadap Tuhan.

Awalnya Dalang Cilik

Tidak banyak anak-anak mau belajar mendalang. Tentu saja, karena mendalang tidaklah mudah. Biasanya kemampuan itu berasal dari faktor keturunan, lingkungan ditambah dukungan keluarga. Banyak anak-anak muda berpendapat mendalang hanya digeluti kaum tua. Jika ditelisik, jurusan dalang di kampus ISI Denpasar pun paling rendah peminatnya ketimbang jurusan lain.

Dari yang sedikit itu tersebutlah sosok pemuda asal Nusa Penida, Klungkung. Mendalang, bagi anak muda itu, adalah laku berkesenian mulia untuk ersembahan kepada masyarakat dan Tuhan sekaligus. Dia adalah I Dewa Ketut Wicaksandita.

Sejak masih kecil Wicaksandita tampil di berbagai kompetisi mendalang dan sudah tidak terhitung lagi jumlah prestasinya. Salah satu di antaranya yang paling berkesan masuk dalam 5 Besar Dalang Cilik Nasional dalam ajang Festival Dalang Remaja Nasional 2010 yang diselenggarakan SENAWANGI dan PEPADI pusat di Jakarta. Saat itu ia sebagai duta Provinsi Bali

Kiprah mendalangnya bermula dari tahun 2006 ketika Pemkab Klungkung sedang mencari dalang cilik untuk diikutkan dalamlomba di Pesta Kesenian Bali. Kebetulan ayahnya, I Dewa Ketut Wicaksana, mendengar info tersebut dari Disbudpar. Maka Wicaksandita disarankanlah untuk mencoba ngewayang. Pada saat itu ia kelas 5 SD.

Si cilik itu pun mau. Padahal saat itu ia lebih suka melukis, ikut pramuka dan paskibra. Ia mau karena iming-iming ayahnya, kalau mau ngewayang bisa beli banyak mainan’. Ia terbawa rayuan dan pada akhinya terbujuk untuk melakoni laku dalang. Dalang cilik.

Jalur Akademis

Wicak – begitu ia bisa dipanggil – pun giat belajar. Dalang yang berperan besar atas pijakan awal sosoknya dalam ngewayang adalah Mangku Made Lamu. Selain itu, putranya yang kala itu kuliah pedalangan di ISI Denpasar bernama I Wayan Mulyana mendukung secara teknis kemampuan Wicaksandita dalam bermain wayang.

Sejak kiprah pertama tahun 2006 di PKB, ternyata membuat nama dan popularitasnya muncul. Ditanggaplah ia untuk mementaskan ” wayang lemah ” di berbagai tempat. Sampai beberapa event pentas wayang baik formal (lomba-festival) maupun informal (ngayah) yang diadakan dari tingkat regional sampai nasional.

Tak lama berselang ketertarikan dan kiprah di dunia pedalangan/pewayangan menuntun saya menggali ilmu lebih dalam di SMK N 3 Sukawati (dulu Kokar/SMKI) jurusan Pedalangan. Relasi seni yang banyak membuka matanya akan langkahnya orang yang mau belajar ngewayang secara akademis. Hal tersebut memacu dirinya untuk terus melakoni dunia pedalangan dan mempelajari aspek-aspek teknis, seperti teknis pementasan dan cara bermain dengan segala unsur estetik.

Pementasan pertama dengan lakon “Guru Susrusha” yang diambil dari serta cerita Dewa Ruci menjadi pementasan pertama yang dirancang dengan setting dan proses akademis berjenis pertunjukan konvensional dengan konteks ujian akhir karya.

Selanjutnya ia meneruskan kiprah mendalang melalui pendidikan formalistas dengan mauk ISI Denpasar, dengan menekuni bidang Pedalangan (pengkajian). Pendidikan itu mengajaknya terus menyelami dunia kajian seni dengan berbagai metode dan teori kajian di dalamnya.

Selama 4 tahun perkuliahan, dunia pedalangan sempat memberi kesempatan untuk berangkat menempuh pendidikan selama satu semester di Malaysia dalam rangka Asean International Mobility for Student (AIMS) oleh Dirjen Dikti. Akhirnya 4 tahun genap rampunglah pendidikannya di perguruan tinggi itu dengan skripsi yang menjadi tugas akhir dengan predikat “dengan pujian”. Predikat itu tidak membuat ia berbesar kepala, sebaliknya beban tanggungjawab akan predikat tersebut dirasa makin besar.

Ia pun sadar akan kurangnya skill dan pengetahuan di bidang seni (pedalangan) maka diputuskan untuk melanjutkan lagi studi S2 minat pengajian di ISI Denpasar pula. Adapun kegiatan yang menyibukkannya sembari mengisi perkuliahan mulai mengajar privat gender ke berbagai tempat dan di tempat latihan sendiri, kegiatan seni di adat, dan lain-lainnya.

Dalam kiprahnya mendalang ia selalu berpegang pada tokoh panutan. Tokoh yang dimaksud tidak lainya adalah ayah dan ibunya sendiri. Ayahnya sendiri merupakan dosen pedalangan yang telah acap dan mengetahui dengan baik seluk-beluk dunia pedalangan sejak masih muda hingga sekarang. Walau jarang pentas, ayahnya diyakini memiliki pengetahuan yang seimbang, di dunia praktisi maupun akademis.

Sosok ayahnya konsen menyumbangkan pemikirannya bagi kepentingan kelestarian dunia pedalangan dan pewayangan di Bali. Sementara ibunya, Jro Ketut Wikanti, juga merupakan dalang wanita dan dulu sempat mengenyam pendidikan pedalangan di SMKI.

Selain dari kedua orang tua terdapat pula sesepuh dalang asal Desa Bona, Gianyar, I Made Sija, dan sesepuh dalang asal Sukawati Gianyar, I Wayan Wija, juga sesepuh dalang yang merupakan gurunya di SMKI, I Made Persib. Serta dalang kawakan asal Belayu, I Wayan Nardayana (Cenk Blonk), dan dalang-dalang lain.

Wicak berpandangan bahwa bukan bagaimana dunia pedalangan mendukung tapi bagaimana si dalang mau berkembang dan berkiprah kembali kepada dalangnya. Ia termotivasi dari keluarga yang juga keturunan dalang.

“Merasa punya tanggung jawab moral untuk melanjutkan kiprah dan jalan yang diberikan oleh Ide Nak Lingsir. Apapun jadinya saya dalam prosesnya bukan bagaimana menjadi tenar mendalang seperti beliau-beliau, karena ketenaran memiliki tempat dan masanya. Maka dalam masa saya mengikuti arahan kedua orang tua dan minat pada akhirnya membawa ke luasnya samudra ilmu pedalangan/pewayangan yang tidak akan habis untuk dipelajari, ” kata Wicak bijak.

Prestasi yang dipernah diraih:

  • Dalang Cilik duta kab klungkung th 2006
  • Juara 1 Dalang Cilik HUT Bali TV 2009
  • 5 besar dalang Cilik Nasional yg diselenggarakan oleh SENAWANGI dan PEPADI pusat di Jakarta, duta Prov Bali
  • Peserta dalam Festival Dalang Remaja Nasional rentang th 2010 duta Prov Bali
  • Pentas wayang dgn lakon sutasoma di RRI Dps th 2008
  • Juara 2 lomba wayang Ramayana Remaja, PKB 2015 duta Kab Klungkung
  • Ngayah wayang lemah di Pura Karang Jangkong Lombok, th 2009
  • Ngayah wayang lemah di Pura Penataran (Semarang) 2008.
  • Dalang fragmentari Ramayana Patih Sukasrana duta Kab Klungkung. PKB 2016.
  • Dalang fragmen ogoh2 juara 3 duta Kec Nusa Penida dlm menyambut hari raya nyepi di Klungkung.

Belajar dan Belajar

Kiprah mendalang dari tahap belajar hingga kini dikenal luas, tak membuat Wicak merasa jumawa atas prestasi, melainkan tetap belajar dan belajar pada dalang senior yang dijumpai saat ngayah di berbagai tempat. Ia memegang teguh prinsip, mengkuti kata hati, memperkokoh karakteristik diri.

Banyak anak muda punya problem tidak percaya diri, sehingga merasa malu belajar ngewayang dan menjadi dalang. Tapi Wicak justru terbalik. Ia melawan rasa malu untuk berkomunikasi di depan publik. “Biarkan saja orang bilang gila yang terpenting di sini saya gila akan berkesenian. Maka jangan diam atau pura-pura malu mempelajari ketika punya potensi. Tetap semangat dan lakukan pelestarian wayang dengan cara kita sendiri,” pesannya.

Pemuda kelahiran Jogjakarta, 20 Maret 1995, tentu juga punya duka selain suka. Namun suka dukanya berjalan bersamaan dengan pengalaman-pengalamannya. Pernah suatu ketika pementasan diguyur hujan dan pementasan batal. Pernah juga tangannya terkena minyak tumpahan blencong (lampu) yang panas. Tetapi tak jarang terdapat pula hal menyenangkan, misalnya ketika tidak sengaja ide dalam beretorika muncul dan penonton menanggapi dengan antusias.

Selamat berkreatifitas, Wicak. Kelestarian dan pengembangan wayang ada di tanganmu. (T)

Tags: DalangKlungkungseni pertunjukanwayang
Previous Post

Melinting Kertas Bekas jadi Cindera Mata

Next Post

Tempat, Persinggungan antara Ruang dan Kekuasaan – Pengantar Pameran “Place” Undiksha Singaraja

Santana Ja Dewa

Santana Ja Dewa

Pecinta kampung halaman. Tinggal di Sampalan, Nusa Penida

Next Post

Tempat, Persinggungan antara Ruang dan Kekuasaan – Pengantar Pameran “Place” Undiksha Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co