MENULIS itu pada dasarnya mendokumentasikan, mensejarahkan, mancatatkan, dan menceritakan ulang suatu kejadian atau seseorang yang memiliki kiprah di atas rerata, atau memiliki nilai kejuangan dan kekaryaan yang lebih dari manusia umumnya.
Manusia umum atau manusia yang perilaku biasa-biasa saja cenderung tidak lazim disejarahkan, karena disinyalir keberadaannya tidak memberi efek dan nilai atau tidak memberi manfaat serta menginspirasi manusia lain untuk berprilaku yang memiliki multifungsi.
Pejuang, pahlawan, pengabdi, dan pembaharu atau istilah Agent of Change adalah titel-titel baik dan khusus yang disematkan pada manusia khusus yang dalam perjalanan hidupnya mencatatkan berbagai action yang berbeda dibandingkan dengan manusia lainnya. Kriteria keempat istilah tersebut berbeda-beda satu sama lain dan masing-masing memiliki nilai, ciri, kualitas serta jenis aset atau investasi yang ia lakukan dan kerjakan semasa hidupnya.
Kata pejuang lebih cocok penulis definisikan sebagai seseorang yang kiprah hidupnya lebih pada mengupayakan suatu situasi dan kondisi dari yang serba minus, negatif atau rendah kepada situasi yang maksimal, positif atau tinggi. Bisa juga didefinisikan sebagai manusia yang memperjuangkan hak-hak hidup rekan atau saudaranya dari situasi yang kurang baik menuju situasi yang lebih baik.
Pengabdi mirip dengan pejuang. Perbedaannya terletak pada nilai keikhlasan dan terus menerus (berkelanjutan) dalam melakukan kiprah hidupnya dan tiada batas waktu untuk memperjuangkan sesuatu , seseorang atau kelompok tertentu. Agent of change adalah manusia pembaharu yang berkiprah dalam mempengaruhi perubahan sikap, pola sosial atau hukum yang sedang berlaku. Agen ini bisa dari pihak luar (eksternal) atau dari pihak dalam (internal).
Baduy notabene masih dikategorikan suku yang menolak dan mengasingkan diri dari kehidupan dunia modern ( baca : masa kelampauan). Kini Baduy sudah mengalami pergeseran pendefinisian; bahwa suku Baduy di kekinian sudah tidak lagi total menolak pola hidup modern dan mengasingkan atau mengisolasi diri atau menjauhkan diri dari interaksi dengan masyarakat luar Baduy.
Kesukuan mereka telah mengalami redefinisi (pelunakan) tentang frase penolakan hidup modern. Mereka sudah mengubah atau mengedit dari statement “menolak modernisasi” menjadi menolak pola-pola hidup modern yang tidak sesuai dengan hukum adat mereka, tetapi mengadopsi atau meng-intergrasikan beberapa pola hidup modern yang memberi manfaat pada kesukuan mereka.
Dalam artian, tidak secara sporadis merusak tatanan hukum adat mereka. Mereka sudah memilih berbagai pola hidup modern yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman dan kemartabatan hidup mereka dari segi kesejahteraan finansial dan demi untuk menyeimbangkan pola pergaulan dan persaingan dengan kehidupan modern masyarakat di luar Baduy.
Kekinian Baduy dengan segala perubahan dan kemajuannya yang begitu mengagetkan dan mencengangkan publik bahkan mampu menghipnotis para pejabat negara serta para pemerhati, bukan hal yang tertutup lagi dan sudah tidak bisa tutup-tutupi lagi keberadaannya. Beratus ribu bahkan mungkin berjuta pasang mata manusia telah menyaksikan bagaimana geliat perubahan dan kepesatan perubahan yang terjadi di tanah ulayat mereka, baik secara visual langsung atau melalui tayangan video di jagat internet.
Campur Tangan Berbagai Pihak
Perubahan dan kebutuhan adalah dua kata yang saling mempengaruhi dan bergayutan. Perubahan bisa mempengaruhi munculnya jenis kebutuhan, pemenuhan kebutuhan akan mengakibatkan perubahan pola sikap. Perubahan dan kebutuhan adalah sesuatu yang abadi dan terus terjadi dalam pergeseran peradaban. Dalam catatan sejarah menunjukkan dan membuktikan bahwa setiap kelompok masyarakat di dunia ini mengalami perubahan peradaban, termasuk salah satunya suku Baduy yang ada di wilayah Banten.
Pembaca pasti setuju bahwa perubahan dahsyat yang cukup signifikan di suku Baduy saat ini tidak berjalan sendiri. Tentunya ada pihak-pihak yang mempengaruhi dan turut serta mengintervensi, baik dari dalam Baduy sendiri maupun dari pihak eksternal. Pengintervensiannya pun tentunya beragam sesuai dengan tujuan dari para pengintervensi, baik pemerintah sebagai penaung keberadaan mereka, atau pihak lain seperti : para peduliwan, pemerhati, budayawan, akademisi; bahkan kaum perusak sekali pun yang berhasrat merusak tatanan kehidupan adat mereka.
Secara leksikal bahwa intervensi lebih menjurus pada pemaknaan pemaksaan sebuah kehendak dalam rangka mempengaruhi sesuatu keadaan agar berubah. Arahnya bisa intervensi positif atau negatif tergantung pada niat (goal finishing). Baduy dengan segala positif dan negatifnya, ketegasan dan ketaatannya, kesempurnaan dengan segala kelebihan atau kekurangannya apalagi adanya interaksi dan interrelasi yang begitu intensif dengan pihak luar Baduy, maka proses intervensi pun pasti terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi positif dimungkinkan datang dari kaum peduliwan, pemerhati dan peneliti. Intervensi abu-abu biasanya datang dari pihak penguasa dan atau kaum elit, karena akan selalu dikaitkan dengan target program atau visi misi yang belum tentu sejalan dengan local wisdom-nya Baduy. Dan tentunya intervensi negatif yang pasti datang dari kaum perusak budaya. Perubahan yang terjadi di suku Baduy adalah selain datang dari internal Baduy tentunya akibat adanya campur tangan berbagai pihak.
Segala bentuk perubahan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan suku Baduy adalah hasil kumulatif dari berbagai ragam intervensi atau campur tangan manusia luar Baduy dan dari internal mereka dengan berbagai tujuan. Para aktor intervensi yang tercatat memberi kontribusi positif pada perubahan suku Baduy saya kategorikan menjadi 3 kelompok :
- Para Pejuang Suku Baduy
- Para Pengabdi Suku Baduy
- Para Pembaharu (Agent of Change) Baduy.
Penulis tidak interes untuk mensejarahkan kaum perusak kearifan lokal Baduy, karena tidak akan memberi dampak positif pada semua pihak. Tentunya penulis lebih tertarik untuk mecatatkan kesejarahan mereka ( aktor intervensi) yang memberi kontribusi positif menjaga keajegan kesukuan mereka, kemajuan mereka, pemberdayaan serta penguatan pada sisi mempertahankan identitas kesukuan mereka.
Banyak figur atau tokoh yang saya masukan pada para pejuang, pengabdi dan sebagai agen pembaharu. Siapa saja mereka, bagaimana kiprah mereka, dan kontribusi apa saja yang mereka berikan? Ikuti terus tulisan tentang Baduy selanjutnya. [T]
Penulis: Asep Kurnia
Editor: Adnyana Ole
- BACA esai-esai tentangBADUY
- BACA esai-esai lain dari penulisASEP KURNIA