WARGA dan seniman Desa Batur Tengah, Kintamani, Bangli, mementaskan alih media mitos Ida I Ratu Ayu Mas Membah ke dalam bentuk tari kreasi “Tattwa Tirtha Mottama”, Minggu (1/12/2024) di Panggung Terbuka Pura Sagara Ulun Danu – Pura Jati Batur. Pementasan ini terkait dengan aktivasi kegiatan penguatan kebudayaan di desa-desa warisan budaya dunia – Subak (Batur – DAS Pakerisan).
Daya Desa Batur Tengah, I Kadek Gusnaedi mebgatakan, kegiatan tersebut sebagai bagian kegiatan penguatan ekosistem kebudayaan yang didanai Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan. Kegiatan dibagi menjadi latihan, pertunjukkan dan penyuluhan. Adapun pementasan dilaksanakan pada 1 Desember 2024 pada aktivasi bersama.
Penggarap alih media, I Gede Yoga Mudana mengatakan mitos Ida Ratu Ayu Mas Mbah memiliki kedalaman makna yang sangat penting bagi masyarakat Bali, khususnya yang berkaitan dengan sistem subak sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.
“Cerita tentang Ida Ratu Ayu Mas Membah bukan sekadar sebuah legenda, melainkan sebuah pengingat spiritual yang mengandung ajaran tentang keseimbangan hidup dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan,” terangnya.
Lebih lanjut, dijelaskannya Ida Ratu Ayu Mas Membah dipercaya sebagai pelindung dan penjaga keseimbangan alam, khususnya yang berkaitan dengan keberlangsungan sistem irigasi subak.
“Melalui mitos ini, masyarakat Bali diingatkan akan pentingnya menjaga kelestarian air yang mengalir dari hulu ke hilir, yang menjadi sumber kehidupan bagi pertanian dan kesejahteraan mereka,” kata dia.
Pementasan ini dilakukan oleh para generasi muda dan seniman asli Batur. Penari yang terlibat adalah Ni Putu Naomi Kirana Mahayani, Ni Kadek Rizka Aurelia, Putu Almaira Damaya Bharani, Ni Komang Nalista Armiari, Ni Kadek Suci Gita Saputri, Ni Putu Anisa, dan Ni Putu Cantika Febyanti. Pelatihan dan pembinaan tari digelar sepanjang bulan November oleh Sanggar Seni Dharma Yoga.
Dilanjutkan pada hari puncak dengan pementasan, dokumentasi dan edukasi budaya.
Sementara itu, Fasilitator, I Ketut Eriadi Ariana (Jero Penyarikan Duuran Batur) menyebut mitos Ida Ratu Ayu Mas Membah berfungsi sebagai media yang mengingatkan masyarakat subak, terutama mereka yang berada di hulu, akan tanggung jawab mereka dalam menjaga sumber air. Masyarakat hulu yang berperan sebagai konservator air ini memiliki tugas mulia untuk menjaga kelestarian alam, sehingga aliran air tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya. Sementara itu, masyarakat di hilir, yang bergantung pada air untuk kebutuhan pertanian mereka, diajarkan untuk menghargai dan memanfaatkan air dengan bijaksana.
“Melalui mitos ini, ada pesan moral yang mendalam bahwa hubungan antara hulu dan hilir harus saling mendukung, menciptakan sistem solidaritas yang kokoh, misalnya melalui sistem pasihan,” ujarnya.
Pasihan menurutnya dapat dimaknai sebagai ‘ia yang mendapat kasih sayang, berkat, juga anugerah dari Ida Bhatari Dewi Danuh’. Selain itu, alih media ini kata Jero dapat menjadi ikon yang menjaga dan memperkuat identitas masyarakat Batur, sebab dengan jalan seni dan kreasi ini, identitas budaya lokal dapat tetap hidup dan relevan dengan perkembangan zaman.
Air sebagai motif utama dalam cerita mitos ini, menjadi simbol utama dalam sistem subak. Air dalam mitos ini bukanlah sekadar entitas alam, tapi pembawa pesan tentang media penghubung spiritual antara masyarakat, alam dan Tuhan. [T][Ado/*]