DI TENGAH maraknya kasus bunuh diri di Bali, Yayasan Bali Bersama Bisa hadir dengan layanan pencegahan bunuh diri dan kesehatan mental. Didirikan pada tahun 2021, BISAHelpline terinspirasi dari kisah pilu seorang ekspatriat bernama Lisa yang meninggal karena bunuh diri di Bali.
Ketua Yayasan Bali Bersama Bisa, I Wayan Eka Sunya Antara, mengungkapkan keprihatinan atas tingginya angka bunuh diri di Bali, yang diperparah dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental masyarakat.
“Kami mendirikan BISAHelpline dengan tujuan untuk membantu mereka yang berjuang dengan pikiran dan perasaan bunuh diri, serta memberikan layanan kesehatan mental yang mudah diakses bagi masyarakat Bali,” ujar pria yang akrab disapa Bimbim ini.
BISAHelpline menawarkan berbagai layanan untuk membantu mereka yang berjuang dengan pikiran dan perasaan bunuh diri, antara lain hotline telepon, layanan 24/7 yang dapat dihubungi di nomor 0811-111-0-811. Selain itu, terdapat juga layanan chat online, tersedia melalui WhatsApp di nomor yang sama dengan hotline telepon.
“Bagi yang membutuhkan pendampingan lebih intensif, BISAHelpline menyediakan konseling tatap muka dengan tim psikolog dan psikiater terlatih. BISAHelpline aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri melalui berbagai program dan kegiatan,” jelas Bimbim, Rabu (1/5/2024) di Badung, Bali.
Tim dan pengurus Yayasan Bali Bersama Bisa dalam berbagai kegiatan | Foto: Dokumentasi Yayasan Bali Bersama Bisa
Meskipun terbilang baru, BISAHelpline telah menunjukkan dampak positifnya dalam membantu banyak orang yang mengalami krisis mental. Namun, yayasan ini masih dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, baik dari segi dana maupun tenaga relawan.
“Kami membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar dapat terus memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Bimbim
Manajer Operasional Yayasan Bali Bersama Bisa, Agus Endrawan mengatakan, dalam kurun waktu Oktober 2023 hingga Maret 2024 penelepon yang mengakses layanan BISAHelpline sebanyak 4.785 orang. Penelepon tidak hanya berdomisili di Bali, melainkan juga beberapa kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
“Dari angka tersebut, pengakses terbanyak pada November 2023 yakni 1769 orang. Keluhan atau masalah yang dihadapi beragam, mulai dari masalah asmara, pekerjaan hingga stres akibat pinjaman online yang tidak mampu terbayar,” ucap Agus.
Dari sana, imbuh dia, ruang atau saluran yang aman untuk masyarakat mengungkapkan beban yang dirasakan perlu lebih banyak dibuat tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh masyarakat itu sendiri dengan mulai gencarnya isu kesehatan mental dibicarakan secara terbuka.
“Terlebih lagi, kehidupan masyarakat saat ini mengarah pada individualisme, orang lebih menganggap penting aktif di dunia maya atau internet ketimbang mengobrol dengan keluarga atau sahabat,” sebut Agus.
Akibatnya, kata dia, orang menjadi lebih rentan untuk melakukan tindakan bunuh diri karena merasa tidak ada lagi peduli padanya. Terlebih lagi bagi mereka yang mempunyai kecenderungan memiliki penyakit mental seperti gangguan cemas, depresi, bipolar, atau juga skizofrenia.
“Bunuh diri adalah masalah serius yang dapat menimpa siapa saja. Dengan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan menyediakan akses yang mudah terhadap layanan bantuan, kita dapat bekerja sama untuk mencegah bunuh diri dan menyelamatkan nyawa,” tukas Agus.
Perawatan Kesehatan Mental
Terbaru, Yayasan Bali Bersama Bisa (BBB) membentuk Mental Health Care atau layanan perawatan kesehatan mental yang terbuka bagi semua elemen masyarakat tanpa memandang suku, agama, maupun ras antar-golongan.
Berlokasi di Jalan I Wayan Gentuh X Nomor 8, Banjar Kwanji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, BBB Mental Health Care menawarkan berbagai layanan kesehatan mental, antara lain asesmen awal untuk mengetahui kondisi dan keadaan setiap klien.
Selanjutnya, rehabilitasi rawat jalan selama 28 hari. Program ini sebagai pemulihan yang komprehensif dengan melibatkan psikiater, konselor, psikolog, yang juga memberikan edukasi tentang kesehatan mental.
“Kami juga membuka layanan konseling, baik secara individual dan kelompok untuk membantu klien mengatasi berbagai masalah mental. Juga, kelompok dukungan sebaya untuk membantu klien membangun koneksi dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa,” pungkas I Wayan Eka Sunya Antara (Bimbim).
Ketua Yayasan Bali Bersama Bisa ini mengatakan bahwa yayasan ini didirikan dengan tujuan untuk membantu masyarakat Bali yang mengalami masalah kesehatan mental, khususnya mereka yang berasal dari kalangan marjinal dan kurang mampu.
“Kami ingin memberikan akses yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat Bali untuk mendapatkan layanan kesehatan mental yang berkualitas,” ujar Bimbim.
Tim dan pengurus Yayasan Bali Bersama Bisa dalam berbagai kegiatan | Foto: Dokumentasi Yayasan Bali Bersama Bisa
Seluruh layanan yang ditawarkan oleh BBB Mental Health Care tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis untuk semua masyarakat Bali. Biaya operasional yayasan ini ditopang oleh donasi dari berbagai pihak.
Bimbim berharap dengan dibukanya layanan ini, masyarakat Bali semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental. “Masalah kesehatan mental tidak boleh diabaikan. Semakin cepat kita mencari bantuan, semakin cepat pula kita bisa pulih,” ujarnya.
Bimbim menjelaskan, layanan kesehatan mental gratis ini ditujukan tidak hanya bagi mereka yang memiliki gangguan mental, seperti gangguan cemas, depresi, bipolar, skizofrenia, dan lainnya. “Kami juga membuka diri bagi warga masyarakat yang memiliki kecanduan terhadap obat-obatan terlarang, alkohol, bahkan juga kecanduan judi online yang berdampak buruk bagi individu maupun keluarga,” ucapnya. [T]