5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

REIM Space dan Upaya-upaya Membangun Ekosistem Bermusik di Kota Singaraja | Ekosistem Seperti Apa?

Agus Noval RivaldibyAgus Noval Rivaldi
March 10, 2022
inKhas
REIM Space dan Upaya-upaya Membangun Ekosistem Bermusik di Kota Singaraja | Ekosistem Seperti Apa?

Acara launching video musik yang digarap oleh “REIM Space” di Homebro Coffee Bar, Singaraja. [Foto-foto: Ardha Premana]

Selasa 8 Maret 2022 ada acara launching video musik yang digarap oleh “REIM Space” di Homebro Coffee Bar, Singaraja.  Acara itu bertajuk “Break”.

REIM membangun agenda acaranya dengan dinamis, tidak hanya sekadar launching dan pemutaran musik video semata. Setelah menonton musik video secara bersama-sama, acara dilanjutkan dengan talkshow tentang video musik “Break”.

Ada pula showcase dari REIM Space. Acara berjalan begitu intim. Saya sangat beruntung ada di tempat itu.

REIM Space merupakan sebuah wadah atau ruang berbasis komunitas. Komunitas ini terbentuk atas dasar rasa peduli dari Kadek Agus Sutika Utama Putra terhadap minat bermusik dalam kalangan muda-mudi di kota Singaraja.

Kadek Agus bisa disebut sebagai salah satu founder dari REIM Space.  Bagi dia, berdirinya REIM Space ini bertujuan untuk membentuk kesadaran dasar dalam membangun ekosistem bermusik terutama di kota Singaraja.

Foto-foto oleh Ardha Premana

Ketika menyaksikan bersama musik video yang digarap oleh teman-teman REIM, saya sebagai penikmat musik , meski penikmat yang begitu awam, tentu  sangat menikmati tontonan itu.

Saya melihat bagaimana setiap detik bagian demi bagian video musik yang digarap full set hanya dalam satu gedung dengan lampu warna itu. Tidak ada adegan di luar ruangan, hanya satu ruang yang mereka maksimalkan kegunaannya.

Dengan alunan musik yang tidak begitu menghentak ala rock alternatife dan alunan lirik rap/hip-hop, ini adalah salah satu musik yang begitu segar untuk diperbincangkan atau sekalipun diperdebatkan dalam ranah musik hari ini.

“Break”, bagi mereka adalah sebuah prosess beristirahat sejenak tidaklah sebuah kesalahan, tapi saya percaya bahwa kita memiliki tafsir berbeda-beda tentang istirahat.

Tapi yang menarik adalah bagaimana obrolan-obrolan yang terjadi paska menyaksikan bersama musik video tersebut. Pada sesi talkshow, ada enam pembicara dari teman-teman REIM. Mereka adalah  Kadek Agus Sutika Utama Putra, Rizal a.k.a Murai Rustle, Agus Putra Wijaya, Gilang Ramadhan, Nova Ariana dan Satya Dharma. Serta ada teman-teman REIM Space lainnya dan kawan-kawan di luar komunitas yang hadir.

Pada sesi talkshow saya banyak menangkap kenyataan bahwa REIM diciptakan bukan hanya sebagai sebuah komunitas, tapi jauh lebih dalam lagi. REIM merupakan sebuah ruang tumbuh dan menjadi tukar tangkap gagasan lintas generasi. Bagaimana senioritas tidak hanya kita anggap sebagai sebuah sikap eksploitatif terhadap yang lebih junior.

Foto-foto oleh Ardha Premana

Dalam ruang lingkup REIM, lintas generasi adalah salah satu landasan utama dalam pergerakan mereka sebab titik utama mereka bergerak adalah mencari muda-mudi yang ingin menancapkan tombak di kesenian. Entah kesenian apapun itu. Termasuk misalnya menulis, bermusik, video visual atapun audio.

REIM berusaha mencari bibit-bibit muda untuk terus bersemangat menghidupkan REIM yang nantinya bisa berdampak keluar komunitas termasuk untuk daerahnya sendiri. Begitu kira-kira harapan besarnya.

Tapi pada kenyataannya tentu jalan setapak membangun ekosistem kreatif tidak semudah itu, ada banyak terjal ketika jalan itu dibentangkan. Termasuk dalam menafsirkan makna ekosistem ketika bermusik. 

Bagi saya menciptakan sebuah ekosistem begitu banyak perangkat yang mesti disambungkan satu sama lainnya. Misalnya pendidikan bermusik, produksi musik, cara penjualan musik, penciptaan ide dan gagasan bermusik termasuk yang paling krusial adalah arsip dan dokumentasi musik.

Foto-foto oleh Ardha Premana

Bagi saya ada banyak hal yang mesti dibangun ketika membicarakan ekosistem, tapi REIM sangat menyederhanakan bahwa sebenarnya yang ingin dibangun dalam sebuah kerja ekosistem yang mereka maksud adalah membangun dan memperbanyak SDM yang memperkuat industri kreatif di daerah tempat mereka tumbuh.

Talkshow berjalan begitu sederhana, tidak ada obrolan-obrolan yang berat untuk ditangkap dan dicerna. Termasuk misalnya cerita di balik proses tiap teman-teman yang ikut dalam penggarapan musik video “Break” tersebut.

 Ternyata banyak cerita unik selama proses, bagaimana ketika banyak anak muda yang ikut serta di dalamnya dengan energi yang begitu besar. Banyak ide-ide yang bermunculan, tapi Kadek Agus sebagai founder dapat mengambil langkah tepat untuk menyusun ide-ide mereka menjadi satu karya.

Meski begitu, tetap masih banyak kendala yang didapati oleh komunitas kecil, yang masih tertatih-tatih membangun komunitasnya.  Misalnya, betapa susahnya mengakses kebutuhan untuk penggarapan. Dengan keuangan yang tidak begitu besar maka mereka mengambil banyak upaya lain untuk menambal ketidakmasimalan, misalnya menggunakan akses pertemanan. Banyak alat dan teman di luar komunitas yang membantu mereka dalam proses editing misalnya.

Talkshow mengalir begitu searah. Meskipun tidak ada sesi tanya jawab, saya merasa cukup dengan karya yang dibuat dengan obrolan yang santai. Tapi salah satu teman-teman yang datang bernama Kardian Narayana atau yang biasa akrab dipanggil Cotecx, memaparkan kembali bagaimana ekosistem itu ketika ingin dibangun.

Cotecx mempertanyakan ulang ekosistem manakah yang ingin dibangun? Apakah ekosistem untuk pertumbuhan komunitas dan anggotanya? Atau ekosistem musik sebagai sebuah industri kreatif?

Meskipun banyak pertanyaan-pertanyaan yang saya rasa mengganjal di pikiran saya dan teman-teman yang lain. Tapi pertanyaan dan keresahan-keresahan itu bisa saya tanyakan kembali setelah talkshow itu selesai.

Foto-foto oleh Ardha Premana

Setelah talkshow saya banyak berbincang dengan Kadek Agus selagu founder REIM, bahwa REIM adalah sebuah komunitas regenerasi yang banyak anggota datang begitu saja dan pergi begitu saja. Mereka mendapati seleksi alamnya masing-masing, kemudian mereka yang masih bertahan melakukan dan membangun REIM secara bersamaan.

Meskipun misalnya Kadek Agus sadar bahwa masalah-masalah di daerah Singaraja juga cukup kompleks, terutama ketika membicarakan sebuah industri kreatif di ranah musik. Apalagi misalnya ada isu bahwa mereka yang sudah jadi-lah yang bisa menduduki panggung unjuk karya, dan akhirnya mereka yang muda-muda keburu putus asa sebelum ingin mencoba membuat garapan music.

Karena saya tumbuh berkesenian di Denpasar, saya tidak merasakan hal itu. Karena di Denpasar begitu banyak ruang bebas akses yang bisa kita jadikan sebagai ruang persentasi karya, meskipun misalnya karya yang dibuat begitu eksperimental.

Saya baru menyadari bahwa ruang persentasi di Singaraja memang cukup minim. Dan juga bagaimana setiap komunitas yang ada itu belum saling mengenal dekat. Masih ada cara berpikir bahwa misalnya komunitas literasi tidak ada korelasinya dengan komunitas musik, atau lain sebagainya.

Foto-foto oleh Ardha Premana

Banyak hal yang dibicarakan di luar talkshow dan lebih cair, karena saya rasa kami memiliki keresahan yang sama dengan teman-teman REIM meskipun latar belakang saya berbeda. Misal saya yang tumbuh dari komunitas teater, Bli Cotecx yang bergerak di bidang perfilman.

Ada banyak kemungkinan sebenarnya ketika kita bertemu dan membicarakan tentang ekosistem kreatif di Singaraja. Ya, tapi begitu, kita perlu antusias dan semangat yang lebih ketimbang di kota besar seperti di Denpasar.

 Jika di Denpasar kita kebingungan untuk menghadiri acara kesenian yang mana. Di Singaraja justru terbalik, di mana ada kesenian? Pertanyaan itu mungkin bisa jadi pemicu dan kenyataan yang pahit sebagai orang yang biasa hidup dalam hiruk pikuk keramaian kesenian. Alih-alih ingin membesarkan diri, sedangkan ruangnya saja tidak ada.

Saya rasa PR kita bersama adalah bukan membuat karya yang bagus, tapi membuat acara yang banyak dan semakin berkualitas. Bukan yang hanya gradak-gruduk kemudian selesai.[T]

Tags: industri kreatifkomunitaskreatifitasmusikSingaraja
Previous Post

Satu Per Satu Tempat Isoter Ditutup, Setiap Hari Vaksin Digencarkan

Next Post

Ada Durian Emas di Desa Tajun | Yang Punya Pohonnya Bisa Hidup Sejahtera

Agus Noval Rivaldi

Agus Noval Rivaldi

Adalah penulis yang suka menulis budaya dan musik dari tahun 2018. Tulisannya bisa dibaca di media seperti: Pop Hari Ini, Jurnal Musik, Tatkala dan Sudut Kantin Project. Beberapa tulisannya juga dimuat dalam bentuk zine dan dipublish oleh beberapa kolektif lokal di Bali.

Next Post
Ada Durian Emas di Desa Tajun | Yang Punya Pohonnya Bisa Hidup Sejahtera

Ada Durian Emas di Desa Tajun | Yang Punya Pohonnya Bisa Hidup Sejahtera

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co