Tahun 2020. Covid-19 mulai menyerang Indonesia setelah beberapa pejabat di atas sana berkelakar jika Covid-19 tak bisa masuk karena perizinan di Indonesia berbelit-belit, Covid-19 tak kuat dengan cuaca di Indonesia, ataupun karena kita doyan makan nasi kucing. Nyatanya Covid-19 melenggang bebas masuk dan membuat semua kelabakan termasuk dunia pendidikan hingga muncullah istilah belajar daring.
Seorang pemuda desa, I Putu Dirga yang kemudian merantau ke kota dan pinggiran kota memanfaatkan kondisi itu dengan membuat sebuah blog untuk pembelajaran bahasa Bali dengan alamat belajarbahasabali.com. Sejatinya, blog itu tidaklah baru, karena sudah ia bangun sejak SMA.
Saat itu ia sedang gila-gilanya main ke warnet dan mulailah belajar dasar-dasar membuat blog termasuk HTML di Google. Dari hasil kegilaannya di warnet, lahir blog dengan alamat iputu-dirga.blogspot.com. Isinya pun beragam, tentang apa yang ia sukai dan apa yang sedang ia geluti termasuk tutorial photoshop hingga lirik lagu. Termasuk kemudian memuat konten yang berkaitan dengan bahasa Bali yang mulai sedikit diseriusi ketika berkuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Bali, Undiksha tahun 2012 lalu.
Ketika istilah belajar daring membuat orang menjadi latah, Dirga mengubah blog campur sari ini menjadi blog yang benar-benar fokus dengan bahasa Bali, termasuk juga aksara Bali. Ia pun mulai mencari formula apa yang harus dilakukan agar saat orang mengetik bahasa Bali di pencarian Google, blog ini bisa muncul. Muncullah keinginan untuk lebih mengerucutkan ide dan berfokus pada pembelajaran bahasa Bali di sekolah, karena ia memastikan akan banyak siswa termasuk guru yang akan mengetik kata kunci bahasa Bali di Google.
Blog pun berubah nama dan beberapa pendukung pembelajaran bahasa Bali pun dimuat di blog ini. Mulai dari materi, latihan soal, tutorial, bahkan media pembelajaran pun dimuat. Tak hanya itu, guru-guru yang sedikit kerepotan dengan administrasi pembelajaran juga dipermudah dengan blog ini, dimana ia mengunggah Silabus, RPP, program tahunan, program semester, hingga latihan soal yang akan diberikan siswa. Beberapa permintaan teman atau peminat blog ini pun dipenuhinya, seperti ada permintaan untuk menerjemahkan lirik lagu Bali ke bahasa Indonesia.
Meski berfokus pada dunia pendidikan bahasa Bali, ia tak alpa dengan perkembangan jaman. Semisal, saat orang suka berbalas stiker di aplikasi pesan WhatsApp, ia membuat stiker dengan dwi aksara yakni aksara latin dan aksara Bali. Ia ingin membuat bahasa dan aksara Bali benar-benar keren.
Lewat blog ini, ada keinginan besar yang ingin diwujudkan Dirga: blog ini bisa menjadi database bahasa dan aksara Bali utamanya untuk siswa dan guru. Selanjutnya, ia ingin menyasar penggemar dari Penyuluh Bahasa Bali, mungkin sebagai bentuk balas dendam karena ia tak lolos seleksi Penyuluh Bahasa Bali.
Tak puas hanya berperang lewat blog, Dirga merambah dunia lain yakni facebook, instagram hingga youtube. Di youtube, ia juga membuat tutorial menulis aksara Bali, cara menggunakan aplikasi bahasa Bali, termasuk perbaikan kesalahan tulis tempat publik seperti kesalahan penulisan Alun-Alun Gianyar yang cukup heboh beberapa waktu lalu. Di instagram, ia membuat konten-konten kreatif yang sesuai dengan perkembangan saat ini termasuk kata-kata viral yang ia tulis dalam aksara Bali.
Namun karena bekerja sendiri, ia pun kadang kewalahan. Saat sedang aktif di blog, youtube dan instagram pun sedikit terbengkalai. Namun ia berusaha agar bisa mengelola ketiganya meskipun seorang diri.
Dirga mengaku, kunjungan ke blognya akan melonjak saat hari efektif, sedangkan Sabtu Minggu traffic cenderung menurun. Rata-rata dalam sehari ada 400 view. Memang tak banyak, namun untuk ukuran blog berbahasa Bali itu sangat lumayan.
Baginya, sebagaimana web maupun blog lain, kata kunci atau SEO sangat penting agar bisa terindeks di Google dan ditemukan oleh pembaca. Sayangnya, kini hampir semua kata kunci sudah dikuasai oleh portal berita, sehingga blog semacam ini hanya menikmati sisa-sisa yang belum diangkut portal berita. Walaupun peluang di blog kecil, namun menurutnya peluang besar untuk bahasa Bali ini masih tersisa di Youtube.
Meski sudah banyak yang mengakses dan memanfaatkan blog ini, namun ia masih takut jika ada kesalahan dalam artikel, video maupun postingan instagram yang dibuat. Pasalnya, orang lebih suka nyinyir dengan kesalahan kecil daripada melihat kelebihan dari apa yang ia buat. Itulah yang membuatnya selalu berpikir dua kali sebelum membuat konten, karena akan kerap dijumpai pertanyaan: dija maan teori keto?
Keseriusannya mengurus bahasa Bali di dunia maya, membuatnya semakin fasih dalam menggarap konten, membuat desain dan memaksanya untuk belajar lebih dari sekadar bahasa Bali. Ia pun mencoba ikut dalam lomba membuat website bahasa Bali yang digelar PDIP saat pelaksanaan Bulan Bung Karno. Meski mendaftar pada menit-menit akhir penutupan lomba, ia meraih juara II se-Bali.
Selain mengelola pembelajaran Bahasa Bali dunia maya, ia juga mengelola pembelajaran di dunia nyata. Ia mengajar di dua sekolah di kawasan Denpasar juga mengajar privat. Dirinya pun sering menemui kesulitan saat memberikan materi aksara Bali karena banyak siswa yang kesulitan. Dirga berinovasi dengan membuat kartu aksara Bali. Siswa menjadi lebih tertarik belajar aksara karena ada permainan kartu, baik dengan tebak-tebakan ataupun menyusun aksara menjadi sebuah kruna maupun lengkara.
Kini, masih ada satu harapan yang ingin diwujudkannya untuk bahasa Bali. Ia ingin bisa menghasilkan sebuah aplikasi dan font aksara Bali dengan gayanya sendiri. [T]
BACA JUGA: