5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Memeriksa Lagi Rasa Manis dari Buku Cerpen Desi Nurani “Manisan Gula Merah Setengah Gigit”

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
May 23, 2021
inKhas
Memeriksa Lagi Rasa Manis dari Buku Cerpen Desi Nurani “Manisan Gula Merah Setengah Gigit”

Desi Nurani (duduk, tengah) dalam acara Tatkala May May May, Sabtu 22 Mei 2021 di Rumah Belajar Komunitas Mahima

Ketika saya bertanya, mengapa mengambil idiom manisan dalam cerpennya, Desi menjawab bahwa manisan mengandung rasa manis yang menggiurkan. Lalu mengapa setengah gigit? Karena ada rasa yang belum selesai.

Dua pertanyaan inti ini menjadi bahan bakar diskusi buku pada acara Tatkala May May May yang membahagiakan di Rumah Belajar Komunitas Mahima, 22 Mei 2021 petang hingga malam.

Jika anda belum tahu siapa Desi Nurani, saya beri tahu sedikit, Desi adalah seorang penulis yang mengawali karirnya di dunia seni dari membaca puisi dan bermain teater. Dia adalah salah satu aktor utama yang handal di dunia teater khususnya dalam konteks karya-karya Komunitas Mahima yang saya sutradarai.

Setelah menikah, Desi mulai menulis cerpen. Dan bukunya yang ia beri judul Manisan Gula Merah Setengah Gigit, menjadi sebuah rekaman perjalanan pikirannya dan kegelisahannya yang rumit soal berbagai pertanyaan sebagai perempuan.

Suara-suara yang ia temukan dalam pikirannya itu berbuah cerita-cerita yang tak seluruhnya manis, namun menyisakan sebuah tanda tanya besar. Apa di balik rasa manis itu?

Ketika saya pancing mengapa memilih rasa manis, daripada rasa-rasa yang lain, Desi mengatakan rasa manis itu menggiurkan. Barangkali, hipotesa berkembang dari rasa manis itu bahwa setelah menggiurkan ia menjadi candu yang membuat ketagihan, dan seterusnya.

Namun seperti tak puas dengan rasa manis itu, ia juga menawarkan idiom setengah gigit, dengan makna, ada sesuatu yang tak selesai dengan rasa manis itu, ada rasa yang menimbulkan pertanyaan, ada keraguan akan rasa manis itu.

Sayapun bertanya kembali level rasa manis apa yang kita tuju, tentu berbeda. Manis dalam konteks Desi, tentu berbeda dengan manis dalam konteks saya, sehingga pembicaraan soal rasa manis saja akan bisa menghabiskan ratusan ide dalam konteks yang beragam.

Desi Nurani (kiri) dan Kadek Sonia Piscayanti dalam acara Tatkala May May May, Sabtu 22 Mei 2021 di Rumah Belajar Komunitas Mahima

Sesungguhnya malam itu, persoalan rasa kemudian menjalar ke seluruh tema narasi cerita. Mengapa sebuah rasa tak pernah selesai, hampir sama dengan idiom setengah gigit, mengapa pertanyaan tak pernah selesai? Khususnya dalam konteks Desi sebagai perempuan yang baru menikah, baru memiliki anak, baru memasuki dunia budaya yang berbeda. Apa yang sesungguhnya ditawarkan Desi?

Desi menjawab bahwa sebagian besar ide ceritanya adalah bersumber dari pertanyaan masa lalu yang disimpannya baik-baik, dikenangnya baik-baik dan dituliskannya kemudian. Dia masih mengingat ketika kecil dulu, dia memiliki banyak pertanyaan yang tak bisa dijawab, tak sempat dijawab, tak selesai dijawab, atau tidak memuaskannya, sehingga ia menjadi terus dikejar oleh pertanyaan itu hingga saat ini.

Dalam cerpen “Menikahkan Pikiran” misalnya sangat banyak hal yang ingin disampaikan Desi terutama soal sebuah lembaga yang bernama pernikahan yang seharusnya menyatukan tak hanya tubuh namun pikiran. Pikiran yang berbeda, tentu tak bisa serta merta bersatu sebagaimana tubuh bersatu, dan ide itulah yang ia simpan tentang ideologi di balik pernikahan.  Bahwa apapun yang di masa lalu tak bisa ia jawab, atau tak bisa ia maklumi menjadi bahan bakar tulisannya.

Jadi semua pertanyaan yang belum selesai, atau tak akan pernah selesai, juga menjadi sebuah bekal bagi Desi menjalani peran sebagai perempuan masa kini, antara menjadi istri, ibu, guru, dan bertambah kini, menjadi penulis.

Saya dalam konteks sebagai perempuan yang memandang Desi sebagai bagian dari komunitas yang saya asuh, merasakan bahwa siapapun yang telah berhasil menulis dalam konteks pergaulan dan pertumbuhan kreatif di Komunitas Mahima dan konteks yang terhubung dengannya, menjadi sebuah representasi dari keberhasilan memelihara pertanyaan yang terus tumbuh di dalam diri, mengembangkan pertanyaan itu dan menstimulasi pertanyaan berikutnya.

Dalam diskusi juga terungkap sebuah penawaran dari Desi bahwa ideologi warisan yang biasanya dalam konteks budaya patrilineal menjadi persoalan, menjadi memiliki perspektif lain dalam konteks cerita Desi bahwa perempuan juga bisa memberi warisan berupa cerita dan nilai-nilai. Warisan bukan hanya dimaknai sebagai perspektif fisik, namun juga psikologis. Warisan menjadi unlimited jika berbentuk kisah, pengetahuan atau values. Tak hanya berhenti sebagai warisan, hal ini bahkan menjadi legacy dalam konteks yang lebih luas.

Hal lain yang ditemukan dalam diskusi tersebut  adalah soal suara perempuan yang dikemas Desi dalam perspektif gadis kecil yang menjadi narator dalam ceritanya. Ia mengungkapkan pilihan menangkap peristiwa dari sudut gadis kecil karena ia merasa bahwa saat gadis kecil mulai berpikir, saat itulah pertanyaan akan dibawa hingga dewasa, dan boleh jadi bisa menjadi selamanya.

Saya juga mempertanyakan hal-hal lain dalam konteks konstruksi makna dalam perjalanan pikiran seorang Desi. Antara lain bagaimana kontribusi makna keseluruhan proses ini dalam konstruksi seorang Desi. Jawabannya tentu saat ini semua sedang diolah, dipertanyakan kembali dan direfleksikan untuk masa menulis yang lebih panjang.

Sebagai  perempuan, saya tentu mendukung segala upaya untuk menumbuhkan pemikiran-pemikiran perempuan, yang terus harus disuburkan dan dirangsang. Pertanyaan dalam diri menjadi adalah akar sekaligus jembatan ke pertanyaan di luar diri, yang terus tumbuh bercabang-cabang dan beranting-ranting, hingga berdaun dan berbuah. Iklim dalam berpikir dan mempertanyakan pikiran menjadi penting dan relevan untuk merangsang karya baru.

Selamat Desi Nurani. Selamat berpikir, bertanya kembali, dan berkarya kembali. [T]

BACA ARTIKEL KADEK SONIA PISCAYANTI LAINNYA:

“Kisah Tentang Ibu Tak Putus-Putus” – Catatan Drama Seorang Ibu
Tags: BukuCerpenDesi NuraniKadek Sonia PiscayantiKomunitas MahimasastraTeater
Previous Post

Putra Ariawan | Menelan Permen Karet, Berobat Lewat Sastra Bali Modern

Next Post

Masih Ada Tradisi “Mederep” Padi di Pedawa | Pemilik Dapat 8, Yang “Mederep” Dapat 1

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Masih Ada Tradisi “Mederep” Padi di Pedawa | Pemilik Dapat 8, Yang “Mederep” Dapat 1

Masih Ada Tradisi “Mederep” Padi di Pedawa | Pemilik Dapat 8, Yang "Mederep" Dapat 1

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co