2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hari Bumi | Jadikan Pertanian Organik Sebagai Gaya Hidup

Gede PrajabyGede Praja
April 22, 2021
inEsai
Hari Bumi | Jadikan Pertanian Organik Sebagai Gaya Hidup

Tanaman vanili dengan pupuk organik

22 April kita memperingati Hari Bumi dan 23 Maret lalu kita memperingati Hari Air, lalu 5 Juni memperingati Hari Lingkungan Hidup. Begitu selanjutnya. Hari-hari memberi tanda, dan kita kadang abai begitu saja.

Taukah kawan-kawan bumi, air dan lingkungan tidak butuh ucapan kita. Tak memerlukan ucapan Selamat Hari Bumi, Selamat Hari Air dan seterusnya. Kitalah yang memerlukan “mereka”. Peringatan hanyalah pengingat bahwa kita semua bertanggungjawab terhadap bumi, air, dan lingkungan yang nyaman, bersih dan layak.

Pada masa-masa sekarang adalah masa-masa yang menguntungkan untuk bumi. Penurunan aktivitas sosial dan industri skala besar mampu memberikan bumi kita bernapas dan berangsur-angsur mengembalikan fungsi-fungsi yang kita butuhkan dalam kehidupan. Mungkin itulah sebagian hikmah dari pandemi Covid 19.

Kita butuh waktu 50-150 tahun untuk mengembalikan sebuah kondisi hutan kembali pada kondisi semula, itu pun jika terganggu oleh kepentingan, kebakaran hutan, dan aktivitas lainnya yang menurunkan kualitas pendukung di sekitarnya. Hutan yang kita manfaatkan adalah warisan dari leluhur untuk kita rawat dan kita jaga.

Tugas kita sederhana tanamkanlah nilai-nilai kepedulian bahwa kita memerlukan orang lain, dan membutuhkan lingkungan yang nyaman. Tidak akan bisa dilakukan oleh polisi kehutanan saja, penggiat lingkungan saja dan LSM saja tapi oleh kita karena kita memerlukan bumi.

Salah satu upaya menyelamatkan bumi adalah dengan menjadikan pertanian organik sebagai gaya hidup.

Pertanian organik kini mulai dikenal luas masyarakat, bahkan sudah menjadi tren hidup sehat. Banyak pelaku pertanian organik bermunculan seiring dengan pangsa pasar yang semakin terbuka. Tidak hanya kerena bernilai ekonomis tinggi, pertanian organik penting untuk perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar bahan sintetik atau kimiawi seperti pestisida.

Guru Besar Perlindungan Hama dan Penyakit Tanaman Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. Sylvia Sjam menyatakan perlunya mempromosikan pertanian organik ini sebagai sebuah solusi pertanian berkelanjutan, khususnya pada petani. Harus diajarkan bahwa penanganan hama dan penyakit tidak hanya melalui  pestisida sintetik, begitu pun dengan pupuk yang bisa disiapkan sendiri yang lebih murah dan terjangkau, sekaligus sehat bagi ekosistem pertanian.

Tanaman yang dikelola secara organik biasanya lebih tahan hama penyakit, hal itu terkait dengan kesuburan tanah yang sehat.  Kalao tanah subur maka tanaman akan jauh lebih bagus tumbuhnya, tanaman akan lebih tahan hama. Kalao tanah itu menjadi subur karena penambahan bahan organik, kita asumsikan tanaman di atasnya akan mendapat unsur hara yang lebih bagus.

Sebaliknya, jika tanah mengandung banyak bahan sintetik maka mikroorganisme dalam tanah tidak berkembang, padahal mikroorganisme berfungsi penting menjaga keseimbangan ekosistem. Mikroorganisme bisa sebagai biodekomporser. Ada juga yang sifatnya antagonis bisa mengendalikan penyakit tetapi tak bisa berkembang karena penggunaan Bahan kimia.

Pupuk Kimia

Penggunaan pupuk kimia yang cukup tinggi untuk pertanian padi, buah dan sayuran justru akan berdampak pada menurunnya kualitas tanah dan membunuh mikroorganisme tanah. Penggunaan pupuk kimia dengan kandungan nitrogen bukannya tidak dibolehkan, namun harus sesuai aturan standar serta saat menggunakannya pun harus menggunakan alat pelindung diri (APD). Tapi sayang petani dan masyarakat jarang memikirkan serta mengetahui dampaknya, tidak hanya berdampak pada mikroorganisme, ekosistem dan juga berdampak pada kesehatan masyarakat.

Beda halnya jika kita berlaku dan berbudaya organik saat berlebihan pemakaiannya akan lebih baik tetapi tidak efisien. Pasalnya membuat pupuk organik perlu waktu minimal dua minggu dan makin lama makin bagus.

Untuk mengubah lahan konvensional menjadi lahan organik butuh kesabaran, bisa setahun meski ada yang mengatakan bisa 6 bulan. Semuanya akan tergantung pada sejarah lahan, apakah pernah terpapar pupuk sintetik dan pestisida atau herbisida dalam skala besar.

Jika ekosistemnya sudah rusak maka harus diperbaiki terlebih dahulu, kalau (lahan) tidak terlalu parah, bisa cepat recovery-nya. Sepanjang kita berhenti dan terus mengobati lahannya dengan diberi pupuk organik yang cukup. Pola tanam juga harus diperbaiki. Makanya pola tanam tumpang sari sangat disarankan, harus juga dipikirkan bagaimana mendapatkan nitrogen secara alami dari udara.

Bertani organik tanpa kita sadari adalah berbicara sikap, berbudaya serta membutuhkan totalitas dan konsistensi diri. Sekali menyatakan berlaku dan berbudaya organik semua penggunaan bahan kimia harus perlahan mulai di hentikan. Tidak boleh sekarang organik lalu musim selanjutnya kembali ke pupuk sintetik. Butuh kesabaran yang tinggi, pupuk organik harus selalu diberikan selama beberapa musim, tantangannya kemudian maukah kita bercapek-capek dahulu,bersenang-senang kemudian?

Dalam kenyataannya, sebagian besar petani ingin serba instan, padahal dalam berorganik butuh proses yang tak mudah. Misalnya harus menyediakan pupuk organik yang banyak, meski bisa dibeli membuat pupuk organik sendiri jauh lebih baik karena petani bisa menjamin keaslian pupuk yang dihasilkan.

Untuk mendorong gerakan pertanian gerakan pertanian organik ini butuh dukungan dari pemerintah salah satunya pemberian bantuan peralatan mesin pencacah tanaman untuk bahan pembuatan kompos, selain itu pemerintah bisa menetapkan satu atau daerah sebagai sentral penghasil produk organik. Apa kabar perda bahwa produk organik, sejauh mana edukasi serta pengawasan terhadap petani.

Pertanian organik ini bisa diterapkan untuk tanaman keras dan jangka panjang seperti kakao, cengkeh, alpokat, duren dll. Tidak hanya untuk produk sayur-sayuran atau tanaman yang usianya 6 bulanan yang seperti banyak dilakukan selama ini. Sekarang ada beberapa negara yang pasarnya sangat ketat mengatur hal tentang organik.

Untuk mewujudkan hal ini  maka perlu pendampingan intens ke petani-petani agar memulai kembali berbudaya dan berlaku organik. Petani diingatkan kembali tentang budaya pertanian organik, tingginya serangan hama di pertanian karena penekanan biotiknya yang tak ada, pada pola tanaman dan cara penanganan yang keliru.

Contoh ketika kita melihat hama maka pikirannya harus disemprot yang malah kemudian juga membunuh predator, yang harusnya dikendalikan. Kalau musuh alami mati maka tak ada penekanan hama ini kalau kita menanam yang sepanjang tahun maka makanan akan tersedia terus menerus, inangnya banyak, padahal harus diputus siklus yang sama. Bisa dengan menggunakan varietas yang sama.

Pentingnya manajemen ekosistem dalam pertanian, dalam hal ini ekosistem diatur sedemikian rupa sehingga kalau pun ada hama maka tidak akan pernah berada dalam populasi yang bisa menimbulkan kerugian ekonomi. Sungguh senang jika masyarakat mau berbicara organik, karena dengan mau berbicara organik setidaknya ini adalah langkah awal untuk memperbaiki lingkungan dan mengingat sebuah budaya organik sehingga akan menjadi perilaku organik. [T]

Tags: bumiHari Bumiorganik
Previous Post

Demi Membantu Korban Bencana NTT, Pemuda Batur Turun ke Jalan

Next Post

Antara Bangga dan Sedih | Kisah Kecil Seorang Ibu di Sekitar Hari Kartini

Gede Praja

Gede Praja

Trener ecobrick. Pengelola Komunitas Sahabat Bumi

Next Post
“I Panti dan I Nganti” – Catatan Tumpek Landep

Antara Bangga dan Sedih | Kisah Kecil Seorang Ibu di Sekitar Hari Kartini

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co