18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Post-Therapy: Semua Orang Pernah Sakit dan Terluka

Angga WijayabyAngga Wijaya
April 25, 2025
inEsai
Telenovela

Angga Wijaya

KEMARIN, saat duduk di bangku depan sebuah warung seusai mengantar tunangan saya bekerja, seorang ibu berhenti tepat di dekat saya. Dari atas sepeda motor, dia menanyakan tentang keberadaan saya; bekerja apa, tempat kerja saya di mana, dan pertanyaan ringan lainnya yang mungkin bertujuan untuk mencairkan suasana di antara kami.

Awalnya saya tidak merasa curiga, tapi seiring percakapan mengalir, saya merasa ibu itu hanya ingin didengarkan. Dia menyampaikan tentang kakinya yang bengkak dan berhubungan dengan penyakit dalam, antara sakit ginjal dan sakit jantung. Saya lebih banyak menyimak apa yang ia sampaikan, kemudian menyarankan untuk berobat rutin ke dokter; apalagi sejak lama ada jaminan kesehatan nasional (JKN) dimana banyak jenis penyakit bisa diobati secara gratis.

Di tengah kehidupan kini yang bergerak pada individualisme, ruang-ruang percakapan dan dialog memang semakin hilang. Jika dulu masyarakat punya kebiasaan mengobrol dengan tetangga, saudara, guru atau para tetua adat, sekarang apalagi sejak adanya ponsel pintar, kesempatan untuk berinteraksi di dunia nyata semakin jarang kita temui sehari-hari.

Orang-orang lebih memilih asyik sendiri dengan ponsel pintar mereka, hingga tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Bahkan, ketika ada acara bersama misalnya pertemuan atau acara ngopi bersama rekan kerja, perhatian mereka lebih banyak pada layar ponsel; entah menjawab pesan, melihat media sosial atau saling membalas komentar dari sebuah kiriman/posting.

Kondisi inilah kemudian membuat orang-orang yang rentan secara psikologis atau istilah resminya orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) kehilangan tempat untuk berbagi, bahkan untuk sekadar ‘curhat’ pun sulit. Seperti cerita seorang ibu di awal tulisan ini, bisa jadi ia termasuk ODMK, walau jika dilihat secara sepintas ia normal-normal saja; berpakaian wajar, mengendarai sepeda motor dengan lancar, namun ada “sesuatu” pada dirinya.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Bali memang tercatat sebagai provinsi dengan prevalensi pengidap skizofrenia atau psikosis tertinggi di Indonesia. Prevalensinya mencapai 11,1 per 1.000 rumah tangga. Ini berarti, dari setiap 1.000 rumah tangga di Bali, terdapat sekitar 11 rumah tangga yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia atau psikosis. Sebagai perbandingan, prevalensi skizofrenia/psikosis secara nasional pada tahun 2018 adalah 6,7 per 1.000 rumah tangga.

Saya sendiri adalah penyintas skizofrenia, pertama kali didiagnosa oleh psikiater pada 2009. Sejak itu pula saya berobat secara rutin, menginiasi berdirinya komunitas kesehatan mental di Denpasar, Bali, bersama kawan-kawan senasib berkumpul secara rutin untuk mendapat informasi dan pengetahuan tentang skizofrenia. Juga, saling menguatkan satu sama lain dalam proses pengobatan dan pemulihan. Selain itu juga memberi edukasi kepada masyarakat luas.

Dulu, saya sering merasa menjadi ‘pesakitan’ — orang ‘khusus’ yang berbeda karena pengaruh stigma yang masih kental di masyarakat, termasuk di Bali yang mana gangguan mental sering dihubungkan dengan hal-hal gaib seperti terkena black magic, kutukan leluhur atau bahkan karena karma phala atau buah dari perbuatan di masa lalu atau masa kehidupan terdahulu.

Padahal, sejatinya, gangguan mental adalah murni karena penyakit pada organ otak. Terdapat ketidakseimbangan zat kimiawi atau neurotransmitter yang bisa diobati dengan obat-obatan psikiatri, selain dengan psikoterapi dan metode pengobatan medis modern yang semakin maju.

Sekarang, rasanya saya tidak perlu lagi menyampaikan pada orang banyak bahwa saya penyintas skizofrenia, kecuali dalam konteks dan tempat yang tepat; misalnya untuk memotivasi sesama penyintas gangguan mental untuk rajin minum obat dan tetap semangat menjalani proses jatuh-bangun dalam perjalanan mereka untuk pulih, kembali berkarya dan berdaya.

Masalah kesehatan mental kini telah menjadi hal yang umum. Ada yang sadar mereka ‘sakit’ lalu mencari pertolongan psikolog/psikiater, ada yang memilih pengobatan secara religi/budaya/tradisi, lebih mendekatkan diri pada tuhan dengan juga misalnya menekuni meditasi dan atau yoga.

Ada pula yang tidak sadar, bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada diri mereka. Kondisi terakhir ini yang perlu mendapat perhatian. Agar tidak membebani diri sendiri dan keluarga, bahkan membahayakan; lari pada hal-hal negatif yang malah memperburuk kondisi mereka. Alih-alih meredakan gejolak atau tekanan yang dihadapi, ‘pelarian’ itu justru malah membuat mereka semakin jauh dari kesempatan untuk mengenal diri, dan mencari pertolongan dan support system yang mampu mendukung pemulihan dari gangguan mental maupun gangguan kepribadian.

Peran negara, komunitas adat, pemerintah daerah, sekali lagi amat penting. Program konsultasi dan pengobatan kesehatan gratis belum menyentuh kesehatan mental; hanya kesehatan fisik saja. Padahal, kesehatan jiwa-raga secara holistik penting. Tidak hanya sehat fisik saja, atau sehat mental saja. Keduanya sebagai satu-kesatuan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Pada pemahaman saya kini, yang telah menjalani enam belas tahun pengobatan skizofrenia, bahwa setiap orang pernah terluka dan sakit. Jadi, tidak perlu menyalahkan orang lain atas apa yang kita alami. Seorang anak yang telah banyak membaca atau mengkonsumsi konten-konten kesehatan mental di media sosial, kemudian menyalahkan orang tuanya sendiri karena pada sebuah titik ia mengalami depresi, misalnya, sebenarnya adalah keliru dan kurang bijaksana.

Saya setuju jika ada yang mengatakan setiap orang tua telah melakukan hal terbaik bagi anak-anak mereka. Jika pun terdapat kekeliruan misalnya pada pola asuh, hal tersebut juga merupakan ‘hasil” dari orang tua-nya orang tua kita, semacam pengulangan yang tanpa sadar dilakukan.

Orang tua kita pada zaman dahulu tidak tahu atau punya sedikit informasi tentang kesehatan mental. Banyak dari mereka yang juga tidak mengenyam pendidikan tinggi. Berhenti untuk saling menyalahkan dan fokus serta kembali pada diri sendiri merupakan langkah maju untuk bisa pulih dari berbagai jenis gangguan mental, baik itu depresi, skizofrenia, bipolar, dan lainnya. Hidup mesti terus berlanjut, bukan? Tidak menutup kemungkinan ketika kita menjadi orang tua nantinya juga tidak melakukan kekeliruan pola asuh pada anak-anak kita. Ya, semua orang pernah sakit dan terluka. Jika melihat dari sudut pandang itu, rasanya seberat apapun penderitaan dari sakit yang kita alami, pasti akan mampu kita hadapi dengan penuh semangat dan optimisme. Salam. [T]

Penulis: Angga Wijaya
Editor: Adnyana Ole


BACA artikel lain dari penulis ANGGA WIJAYA

“Return to Innocence”, Nyepi, dan Sebuah Ajakan Kembali ke Kepolosan Diri
Kita Semua Berdagang
Ibu Menemaniku Saat Skizofrenia Mendera
“Inguh”, Refleksi Kolektif Masyarakat Bali | Catatan Usai Berkunjung ke Yayasan Bali Bersama Bisa
Keluarga Kaya ODGJ, Dua Cerita Tentangnya
Tags: kesehatankesehatan jiwakesehatan mental
Previous Post

Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

Next Post

Puisi-puisi Pitrus Puspito | Mengenang Kekasih

Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

Next Post
Puisi-puisi Pitrus Puspito | Mengenang Kekasih

Puisi-puisi Pitrus Puspito | Mengenang Kekasih

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co