HARI Raya Galungan, hari raya suci agama Hindu, dirayakan setiap 6 bulan sekali pada setiap wuku Buda Kliwon Wuku Dungulan. Hari Raya Galungan dimaknai sebagai kemenangan dharma atas adharma. Umat Hindu akan menyambut dengan penuh suka cita dan rasa syukur.
Menjelang Hari Raya Galungan tentunya akan ada banyak makanan, terutama pada saat Hari Penampahan (satu hari menjelang Hari Raya Galungan). Makanan itu, selain untuk sarana upacara, juga untuk dikonsumsi bersama keluarga dan kerabat.
Jenis-jenis makanan yang ada saat Hari Raya Galungan banyak dan beragam, seperti lawar, sate lilit, tum, jukut ares maupun jenis olahan daging lain. Bahan utamanya adalah daging babi.
Lawar
Lawar menjadi hidangan utama pada saat Hari Penampahan Galungan. Lawar terbuat dari olahan daging cincang (biasanya menggunakan daging babi atau daging ayam) dan dikombinasikan dengan bumbu rempah khas Bali.
Jenis lawar pun ada berbagai jenis ada lawar guntung (campuran daging dan kulit yang telah direbus). Ada juga lawar merah yang dibuat dari campuran daging, kelapa parut dan darah segar sebagai pelengkap cita rasa dan pewarna alami.
Sate Lilit
Sate lilit juga merupakan salah satu ciri khas menu olahan daging pada saat Hari Raya Galungan biasanya dibuat dengan menggunakan daging cincang yang dililitkan pada batang pelapah pohon kelapa atau pun tusuk sate yang agak sedikit besar, yang banyak ada di pasar dan diolah dengan cara dibakar.
Tum
Tum sendiri merupakan salah satu olahan dari daging cincang, baik daging babi, ayam maupun ikan laut yang telah dikombinasikan dengan bumbu khas rempah rempah Bali. Olahan dibungkus dengan menggunakan daun pisang maupun daun coklat dan dimatangkan dengan cara direbus atau dikukus.
Jukut Ares
Sebagai pelengkap ada yang namanya Jukut ares, ini merupakan kombinasi dari daging dan batang pohon pisang yang masih muda, serta dikombinasikan dengan tulang babi atau pun tulang daging ayam, tentunya dikombinasikan dengan bumbu khas rempah Bali dan diolah dengan cara direbus sampai matang.
Olahan Jeroan
Isi jeroan dari daging babi ataupun daging ayam banyak yang diolah sebagai pelengkap dalam banten yang kita persembahkan dan diolah dengan cara digoreng.
Berbagai macam olahan daging yang kita siapkan tentunya akan membuat nafsu makan kita akan menjadi sedikit kalap atau makan dengan porsi yang berlebih apalagi pada saat momen hari raya juga dijadikan momen berkumpul bagi saudara-saudara kita pulang dari perantauan. Dan tentunya sajian sajian khas pada saat Hari Raya Galungan akan memanjakan lidah kita.
Tradisi pada saat penampahan Galungan dengan membuat berbagai macam olahan daging selain sebagai tradisi kuliner yang telah diwariskan secara turun temurun, tentunga hidangan hidangan ini juga punya peran penting dalam upacara persembahan dan simbol rasa syukur atas berkah yang kita terima.
Sebagai tradisi turun temurun yang telah diwariskan, tentunya kita juga harus mengatur porsi makan dari hidangan khas menjelang atau pada saat Galungan ini, mengingat banyak adanya perkembangan penyakit tidak menular (PTM) yang akhir-akhir ini banyak terjadi akibat tidak bisa mengontrol pola makan kita.
Bagaimana kita menyikapinya?
Sebagai umat beragama dan menjalankan tradisi yang diwariskan secara turun temurun tentunya ada beberapa hal yang harus kita pahami dalam menyiapkan hidangan hidangan khas menjelang hari raya yang dominan dari sumber daging, seperti:
- Pastikan daging yang kita olah berasal dari daging yang sehat dan tidak sakit.
- Pastikan daging diolah dalam keadaan matang sempurna, bukan setengah matang maupun dalam keadaan mentah, banyak terjadi kasus penyakit meningitis karenan efek makan makanan dalam keadaan mentah.
- Makan secukupnya, dalam artian hindari konsumsi daging yang berlebih
- Hindari makan makanan berlemak tinggi yang berlebih, seperti olahan jeroan, ingat anjuran konsumsi lemak per orang per hari adalah sebanyak 5 sendok makan saja, atau sekitar 20 -25 % dari energi total kita.
- Penuhi kebutuhan serat dengan buah buahan tentunya ini banyak ada setelah hari raya, konsumsi daging yang sedikit berlebih pada saat penampahan kita imbangi dengan konsumsi buah buah lungsuran (buah yang sudah selesai dipersembahkan) hari raya.
- Pastikan pengolahan makanan pada saat penampahan dalam keadaan bersih
- Yang paling penting adalah air putih yang cukup, bukan soda maupun minuman beralkohol.
Tentunya kita akan tetap bisa melaksanakan dan melanjutkan tradisi yang sudah diwariskan secara turun temurun menjelang Hari Raya Galungan tanpa mempengaruhi kesehatan kita, dan kita pun tetap bisa merayakan hari raya yang akan menjadi momen religius kita sebagai umat Hindu, tetapi juga sebagi momen merayakan keanekaragaman kuliner khas menjelang Hari Raya Galungan.
Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, selamat merayakan bersama keluarga tercinta dan selamat menikmati sajian kuliner khas menjelang hari raya. [T]
Penulis: Gede Eka Subiarta
Editor: Adnyana Ole
- BACA JUGA: