10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pendidikan Bermartabat untuk Mengatasi Trauma Sosial

Vito PrasetyobyVito Prasetyo
April 19, 2025
inEsai
Pendidikan Bermartabat untuk Mengatasi Trauma Sosial

Ilustrasi tatkala.co | Rusdy

PEMAHAMAN dan penguasaan literasi pada masa kini, menjadi bagian penting dari perubahan zaman. Seyogianya, penguatan dan edukasi literasi tidak hanya bergantung pada lembaga pendidikan formal. Tidak bisa lagi dipandang sebagai persoalan sepele, mengingat perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu deras. Kemajuan iptek ini menjadi pergerakan simultan yang membawa dampak sangat besar dalam kehidupan manusia. Sementara, gejala yang muncul kian menggerus akar-akar literasi kita. Benarkah kita sedang mengalami darurat literasi?

Apakah karena pemahaman dan penguasaan literasi di masyarakat begitu rendah, sehingga komunikasi dan informasi di pelbagai sektoral, sering mengalami interaksi sosial yang salah? Lantas, bagaimana kalau ini terjadi di dunia pendidikan? Maka tentu akan berimbas pada kehidupan sosial, meski ini begitu subjektif dan tidak bisa dijadikan ukuran normatif. Tidak bisa lagi, kita hanya mengandalkan lembaga pendidikan semata, demi mencukupi kebutuhan literasi kepada anak. Harus ada cara inklusif (termasuk keseluruhan) untuk memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab sosial.

 Tentu kita sangat prihatin, dengan meningkatnya jumlah kekerasan yang terjadi di lembaga pendidikan. Apakah nilai-nilai budaya semakin terkikis, hingga menjadi dampak sebab-akibat dari persoalan ini. Tentu banyak aspek yang memengaruhi kasus-kasus semacam ini. Tetapi persoalan penting yang kita hadapi adalah meluruskan tujuan pendidikan demi terwujudnya cita-cita mencerdaskan anak bangsa.

Bergesernya tantangan zaman, tentu membawa perubahan dalam etika dan estetika sosial. Ini akan memunculkan gesekan-gesekan teori, yang berpotensi pada aspek budaya. Sebagaimana kita ketahui, bahwa budaya (termasuk tradisi lokal) menjadi fundamen dalam membangun kerangka kebangsaan. Apakah sejauh ini nilai-nilai dasar dari cerminan kehidupan sosial tetap terawat, sesuai dengan diksi norma-norma falsafah negara! Atau karena konsepsi pemikiran manusia dihadapkan pada situasi yang lebih kritis? Kian derasnya arus utama (mainstream) globalisasi yang memicu tumbuhnya karakter-karakter baru.

Jika kita telisik persoalan-persoalan sosial, ada banyak residu membekas dan menumpuk  yang kemudian memunculkan persoalan baru. Sehingga salah satu dampak sosial, sangat rentan dengan kondisi psikologis yang membenturkan karakter lingkungan. Antara pendidik dan peserta didik; antara lingkungan formal dengan lingkungan non-formal yang memiliki basis karakter berbeda. Maka disini, makna tekstual dari pengurangan kekerasan (moderasi) harus ada titik temu.

Untuk menjaga keberlangsungan pendidikan bermartabat, kita juga membutuhkan ekonomi yang kuat. Apakah pendidikan bermartabat itu bisa tumbuh secara alami, dan membiarkan larut dalam proses alam yang mampu mengatasi problematik dari transformasi, transisi dan edukasi dalam sistem pendidikan? Tentu tidak! Konteks ini tentu membutuhkan penataan instrumen infrastruktur dan suprastruktur yang berbasis anggaran, serta regulasi yang bagus.

Persoalan yang dihadapi dan terus mengganjal, adalah bagaimana sistem pendidikan berjalan sesuai dengan fungsinya dan asas-asasnya. Di sini tentu harus ada metode dan konsep desain yang bagus agar nilai-nilai pendidikan tetap berada pada pilihan-pilihan yang melahirkan konsep-konsep budaya. Ada stigma, bahwa kehilangan bahasa akan berdampak pada hilangnya tradisi (budaya). Jika tradisi hilang, itu artinya nilai-nilai sosial pendidikan tidak lagi bermartabat. Penawaran konsep deep learning harus diartikan sebagai sebuah cara atau metode yang menjadi alat bantu dalam pendidikan. Bukan instrumen yang sejajar dengan kurikulum.

Dalam profesi keguruan, tentu hal-hal terkait kekerasan harus dihindari dan ditekan seminimal mungkin, mengingat lembaga pendidikan formal selalu dianalogikan sebagai tempat untuk melahirkan kaum intelektual dan berakhlak. Sungguh ironis dan miris, jika angka kekerasan di lingkungan pendidikan terus meningkat. Munculnya skeptisisme dengan alibi pembenaran akibat transformasi peradaban yang kian maju. Sehingga esensi peradaban menjadi ambivalen maknanya.

Dengan berbagai kasus per kasus yang terjadi, muncul pertanyaan apakah ada yang salah dalam sistem pendidikan kini? Persoalan ini tentu harus dilihat dalam perspektif luas. Tidak semata karena sistem pendidikan berbasis kurikulum kemudian dianggap biang masalah, tanpa ada analisis sebab-akibat yang konkret. Jika kita mengamati perubahan ini, adanya gejala sosial yang menjadi efek negatif pertentangan tanpa disadari oleh masyarakat pengguna sosial media. Hampir setiap hari kita temukan fenomena sosial yang buruk. Tidak jarang terjadi pertengkaran dalam jejaring sosial, yang disebabkan karena kedua belah pihak tidak paham dengan apa yang dipertentangkan. Sebagian besar masyarakat masih rendah dalam memahami literasi digital yang digunakan dalam berinteraksi.

Masyarakat begitu mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang tidak valid dan tidak akurat. Situasi ini terus berjalan tanpa ada edukasi yang baik. Persoalan ini akan terus berlangsung, jika tidak ada penanganan yang tepat dan lebih serius. Fenomena sosial yang senantiasa menggerus akar-akar tradisi, akan menimbulkan kerusakan budaya. Maka, diperlukan sinergitas kuat antara pendidikan formal dan non-formal. Harus ada keseimbangan, dan tidak semata-mata semua beban tanggung jawab dibebankan kepada lembaga pendidikan formal. Di sini, peran keluarga dan lingkungan sosial juga memengaruhi tujuan yang diinginkan. Terjadinya trauma sosial itu karena beberapa faktor yang berjalan mengiringinya.

Munculnya fenomena baru pada jejaring sosial, yang seolah-olah menjadi tradisi kesehari-harian, di mana kerap kali terjadi pertengkaran antara kedua belah pihak yang sama-sama tidak paham dengan akar permasalahannya. Masing-masing tidak memiliki kemampuan analisis sebab-akibat tentang apa yang dipertentangkan. Meski ini sangat prismatik jika diasumsikan sebagai tradisi.

Dalam edukasi pengetahuan, sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam memahami literasi digital. Bisa jadi, ini salah satu faktor yang memengaruhinya. Kemudian menjadi sebuah simpulan-simpulan individu sebagai alibi pembenaran. Dan pada titik tertentu, menggumpal menjadi residu sosial, yang berpotensi menggerus akar-akar edukasi. Khususnya untuk memperkuat simpul-simpul literasi.

Sejatinya metode pembelajaran bermuara pada aspek-aspek pedagogis dan penilaian. Yang harus diingat adalah fokus pada pengembalian pendidikan yang bermartabat, tidak semata-mata kualitas materi pelajaran (kognitif). Sebab pembentukan karakter positif bagi peserta didik juga harus sejalan dan sejajar. Apakah memang ada yang salah dalam kurikulum pendidikan, sehingga sampai kini terus memicu polemik yang tidak kunjung selesai.

Maka, jika ditelisik secara sederhana, harus ada penanganan yang serius (preventif), terhadap tumbuhnya trauma sosial. Mungkin diperlukan sebuah kebijakan yang cukup radikal, tidak sekadar terjebak dalam sebuah revolusi logika. Pembatasan penggunaan jejaring sosial bagi peserta didik, dan mengalihkan perhatian pendidikan yang berbasis kemampuan literasi, untuk kembali pada konsep tekstual (buku cetak), agar peserta didik mampu membentuk karakter pribadinya secara alamiah. Tidak bergantung pada pembentukan karakter yang hanya berorientasi pada identifikasi sosial.

Tentu hal ini perlu kajian dan riset mendalam, mengingat kemajuan iptek sebagai pemicu kehidupan sosial tidak bisa dikendalikan secara drastis. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tentunya juga membawa virus-virus baru yang bisa berdampak pada penurunan kualitas psikologis manusia. Misalnya hal-hal yang terselubung antara mitos dan fakta, hingga menjadi penyakit sosial. Misalnya hal-hal yang akan terjadi dengan kondisi-kondisi menakutkan, kemudian menjadi trauma sosial. Seperti munculnya skizofrenia, distopia, dan lainnya. [T]

Penulis: Vito Prasetyo
Editor; Adnyana Ole

BACA puisi dan esai lain dari penulis VITO PRASETYO

Modernitas Logika dalam Perspektif Pendidikan
Sastra dalam Stereotip Modern
Tags: Pendidikantrauma sosial
Previous Post

Kontekstualisai Modul Ajar Kebencanaan dalam Pembelajaran

Next Post

Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

Vito Prasetyo

Vito Prasetyo

Lahir di Makassar, Februari 1964. Kini tinggal di Kabupaten Malang. Pernah kuliah di IKIP Makassar.

Next Post
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! -- Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co