9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Like Father, Not Like Son

dr. Ketut Suantarabydr. Ketut Suantara
February 20, 2025
inEsai
Like Father, Not Like Son

Penulis dan sang anak | Foto: Dok. pribadi

“Ayah, kakak mau sekolah SMA di sini, di kota ini, di sekolah yang sama dengan ayah dulu!“ Begitu tiba-tiba sulung saya mengajukan permintaan kepada saya, bapaknya.

Hari itu kami baru saja usai menikmati acara Car Free Day di seputaran Taman Kota Singaraja. Saat seruas jalan utama ditutup saat minggu pagi, dan segenap masyarakat tumpah ruah di sana dengan segala aktivitasnya. Entah karena suasana kota yang memikat hatinya, atau cerita-cerita saya saat mempromosikan SMA saya dulu.

Setiap ada kesempatan waktu dia bingung akan sekolah di mana dia selepas SMP nanti. Untuk diketahui, saat ini kami berdiam di kota lain, menyesuaikan dengan tempat kerja ayah bundanya, sebuah kota lebih kecil yang berjarak 2,5 jam perjalanan dari Singaraja.

Sulung saya sosok yang disiplin, paling tidak di antara semua saudaranya yang lain. Tanpa perlu menunggu perintah dia akan belajar saat waktunya tiba. Dan hanya akan main HP saat tugas sekolah maupun tugas dari bundanya sudah selesai dikerjakan.

Saat semester awal SMP dia mendapat peringkat terbaik di sekolahnya. Yang sayangnya tak dapat dia pertahankan di tahun-tahun berikutnya. Padahal yang saya amati tak ada yang banyak berubah dari cara belajarnya, tetap disiplin tanpa godaan berlebih dari lingkungan terutama dari gadget.

Saat itulah saya sempat menantangnya, “Kakak, ayah merasa kurang sregg dengan iklim kompetisi di sekolahmu hari ini. Kalau kau ingin tantangan yang sebenarnya maukah kau nanti sekolah SMA di tempat ayah dulu SMANSA Singaraja?”

Lalu saya lanjutkan lagi, “Sekolah yang bercorak egaliter, sekolah yang hanya melihat kemampuan siswanya tak memandang kau anak petani ataupun seorang putra bupati!“

Begitu saya berbusa membanggakan almamater saya. Mungkin ucapan ini yang ditangkap oleh jiwanya, jiwa muda yang ingin tantangan, keras tapi penuh sportifitas seperti yang pernah dirasakan ayahnya berpuluh tahun yang telah lewat.

Ya, begitulah manusia, dia lebih banyak mengingat hal-hal baik dari sebuah situasi dan cenderung ingin melupakan hal buruknya. Masa sekolah saya dulu di Singaraja juga begitu, banyak hal indah untuk dikenang tapi tak sedikit situasi buruk yang ingin saya kubur dalam di sanubari.

Cerita kurang baik ini sudah pernah saya tulis dan kirimkan beberapa ke media online di kota kita dan sampai dimuat biar sempat dibaca oleh khalayak yang luas. Salah satunya berjudul Gegar Budaya Si Anak Udik. Tulisan itu menceritakan kisah kami si anak kampung yang berasal dari desa nun jauh dari kota.

Kami merasa tak bisa cepat beradaptasi dengan suasana baru, lingkungan baru yang jauh berbeda dengan keseharian kami di kampong. Saya sendiri di awal masa sekolah dihantui perasaan homesick yang parah. Hampir setiap ada kesempatan saya pulang kampung ke pelukan orang tua.

Tingkat kehadiran saya di kelas juga memprihatinkan, hampir 18 kali saya absen tanpa alasan, begitu termuat di rapport semesteran saya. Satu hal yang saya bahas di tulisan itu adalah kondisi terkini hari ini, dari kami alumni SMANSA Singaraja yang kebetulan berasal dari kampung yang sama dengan saya dan usianya juga sebaya dengan saya.

Secara umum mereka yang bisa melanjutkan kuliah selepas SMA menikmati kehidupan yang sukses dan bisa meningkatkan taraf hidup mereka. Tapi pada mereka yang mentok tak melanjutkan pendidikan, mungkin nasibnya tak seberuntung kita.

Seorang teman, adik kelas pas SMA dulu saat ini pulang kampung menjadi petani dan tetap melajang. Satu yang lain sekarang menjadi pasien rutin saya, dengan kesehatan fisik dan mental yang kurang begitu baik.

Penulis bersama anak dan istri di SMAN 1 Singaraja | Foto: Dok. pribadi

Mungkin cerita-cerita begini yang terlewat dari radar kita saat mengadakan reuni besar dulu. Mereka yang tak seberuntung kita, tak mampu lanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi karena kendala ekonomi padahal secara akademis cukup mumpuni. Mereka yang berasal dari pedalaman, yang tiba-tiba mengalami gegar budaya saat pertama tinggal di kota. Hal ini mau tak mau, suka tak suka akan mempengaruhi perkembangan psikologis nantinya, di sisa hidup mereka, betapapun kecilnya.

Barangkali ada baiknya, sebelum kita memilih sekolah kita mempertimbangkan hal-hal begini juga. Selain potensi akademis, kita juga perlu pertimbangkan kondisi perkembangan kejiwaan anak, tingkat kemandirian mereka. Dan yang tak kalah pentingnya juga kondisi ekonomi orang tuanya.

Sayang sekali anak-anak SMANSA yang berotak cerdas dan tak mampu melanjutkan ke bangku kuliah, kenapa tak dari awal mereka memilih sekolah vokasional misalnya. Dan hal hal begini jadi tanggung jawab siapa sebenarnya, orang tua, gurunya di sekolah? Lalu dimana peran pemerintah?

Mungkin terlalu melebar cerita saya. Singkatnya, sulung saya akhirnya sekolah di SMANSA Singaraja, menapaktilasi jejak bapaknya dengan memakai jalur nilai rapport SMP. Dan karena ini adalah permintaannya sendiri, jadi saya anggap saya sudah mempertimbangkan masak-masak untuk mengijinkannya sekolah di sini, dengan konsekuensi tinggal sendiri jauh dari kami kedua orang tuanya.

Setelah berjalan hampir 6 bulan, rasanya semua kekhawatiran saya tak terbukti. Enam bulan dilalui dengan baik, termasuk betah dia tinggal di sini. Dia tak mau sering ditengok orangtua ke sana, dan dalam sebulan tak mesti dapat pulang ke rumah  di Negara, tempat kami tinggal.

Sangat jauh berbeda dengan situasi yang dihadapi bapaknya  seperti tertulis di awal cerita ini.  Dan kalau ada teman-teman yang baca tulisan ini dan kebetulan bertemu dia di almamater kita, mungkin tak menyangka bahwa dia adalah anak saya.

Begitu masuk tahun ajaran baru, dia terpilih menjadi ketua kelas, sesuatu yang tak mungkin berani dilakukan bapaknya dulu. Beberapa saat kemudian dia mewakili kelasnya acara fashion show dalam rangka ulang tahun sekolah. Lalu terpilih lagi jadi ketua regu saat kemah akhir pekan sekolah di Desa Menyali. Beberapa hal yang rasanya mimpi untuk bisa saya lakukan saat SMA dulu.

Dan  terakhir yang membuat saya tak merasa cukup punya nasehat lagi untuknya adalah cerita istri beberapa hari yang lalu.

“Bunda, Kak Abi kemaren nembak teman cewek, tapi sayangnya ditolak!” Begitu curhatnya pada sang ibu.

Ya Tuhan, anak saya sudah jauh lebih progressif dibanding saya saat seusia dengannya. Bapaknya jangankan nembak cewek, ngomong sama teman wanita sudah gemetaran. Akhirnya memang begitu, like father, not like son. Kita kadang terlalu under-estimated pada anak-anak kita. Padahal kita belum tentu mampu lakukan apa yang mereka kerjakan saat seumuran mereka. Mudah-mudahan para sahabat banyak yang bernasib baik seperti saya. Tabikkk. [T]

Penulis: dr. Ketut Suantara
Editor: Adnyana Ole

Nasehat Seorang Kutu Buku Kepada Anak Lelakinya (Yang juga Mencintai Buku)
Si Perantau Tanggung: Asal Tabanan, Lahir di Buleleng, Domisili Negaroa
Cerita Inspiratif Tentang Guru (Guru Saya)
Tags: anak-anakPendidikanSMAN 1 Singaraja
Previous Post

Kampusku Sarang Hantu [8]: Mobil Bergoyang Tengah Malam

Next Post

Lontar, Generasi Muda, dan BBB 2025

dr. Ketut Suantara

dr. Ketut Suantara

Dokter. Lahir di Tista, Busungbiu, Buleleng. Kini bertugas di Puskesmas Busungbiu 2 dan buka praktek di Desa Dapdaputih, Busungbiu

Next Post
Lontar, Generasi Muda, dan BBB 2025

Lontar, Generasi Muda, dan BBB 2025

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co