30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buket Mawar Merah | Cerpen Yuditeha

YuditehabyYuditeha
February 15, 2025
inCerpen

Ilustrasi tatkala.co | Rusdy

AKU memang remaja yang selalu terobsesi dengan mawar merah dan kupu-kupu. Mereka adalah bagian dari identitasku, motif mawar dan kupu-kupu menghiasi setiap pakaian yang kupakai, mulai dari gaun, kemeja, hingga jaket. Kamar tidurku pun tak kalah, dindingnya dihiasi lukisan kupu-kupu, sedangkan gorden dan sprei penuh dengan gambar mawar merah. Semua orang di sekitarku tahu, itulah aku: gadis yang hidup dalam dunia mawar dan kupu-kupu.

Namun, ada satu hal yang orang lain selalu anggap aneh tentangku, aku tidak pernah menyukai mawar asli, apalagi yang palsu. Setiap kali ada yang memberiku buket bunga mawar, aku merasa marah dan sedih bersamaan. Bagiku, mawar kering yang mati di tangkainya sendiri lebih terhormat daripada mawar yang harus layu di dalam vas. Sedangkan mawar palsu, menurutku, hal itu hanya kebohongan yang berbahaya. Mereka mungkin tak bernyawa, tetapi debu yang melekat pada mereka bisa membunuhku. Aku punya alergi debu yang parah, dan itu cukup untuk membuatku benci pada semua yang palsu.

Rumahku berada di atas bukit, dengan taman yang dipenuhi mawar merah yang tumbuh subur. Pada suatu sore yang sepi, aku duduk di teras belakang, menikmati mawar-mawarku yang hampir mekar sempurna. Saat itu, kakak laki-lakiku bergabung denganku. Hubungan kami tak terlalu akur, tetapi aku tahu dia sangat menyayangiku.

“Jangan terlalu terobsesi dengan mawar dan kupu-kupu. Coba cari hal lain yang bisa membuatmu bahagia,” nasihatnya.

“Bukankah aku tak pernah merepotkanmu?” tanyaku, merasa tersinggung.

“Justru aku ingin direpotkan. Aku ingin kamu mengandalkanku. Kita bisa pergi bersama, membeli buku atau bersepeda,” katanya dengan nada penuh perhatian.

“Tidak. Aku lebih suka di rumah. Aku nyaman di sini.”

Dia tersenyum kecil, lalu berkata, “Baik. Tapi jangan menyesal jika kelak aku menikah dan tinggal jauh darimu.”

Hatiku mencelos mendengar kata-katanya. Setelah itu, rasa cemas mulai menguasai diriku. Setiap kali perasaan itu muncul, aku merasa seperti ada yang mencabik-cabik dadaku, dan aku mulai menyakiti diri sendiri untuk mengecoh nyeri itu. Luka di tubuh terasa lebih ringan dibanding luka di hati.

Namun, lambat laun obsesiku pada mawar dan kupu-kupu memudar. Aku mulai mencari perhatian kakakku, berharap dia masih bisa menjadi sosok yang selalu ada untukku. Aku memintanya menemaniku bersepeda atau membeli buku, tapi dia selalu sibuk. Alasan demi alasan keluar dari mulutnya hingga aku melihat dia pulang bersama seorang perempuan cantik yang diakuinya sebagai pacar. Perasaan cemburu yang luar biasa muncul di dadaku. Aku merasa tersisih, terlupakan. Dalam sekejap, aku memutuskan untuk kabur dari rumah.

Aku berjalan tanpa tujuan, menyusuri jalan setapak di perkebunan teh. Langit mulai berwarna oranye saat aku tiba di sebuah sungai yang airnya berwarna merah jambu. Di tepi sungai itu, aku duduk di atas batu besar dan merendam kakiku di air yang sejuk. Rasanya damai.

“Kamu siapa?” Seorang lelaki tiba-tiba mengejutkanku. Dia sudah duduk di sebelahku, entah sejak kapan.

Aku menoleh, dan mataku bertemu dengan sosok lelaki yang tampak sempurna. Matanya cokelat besar, rambutnya ikal berwarna abu-abu. Ada sesuatu yang memikat dari senyumannya yang begitu hangat. Aku terpana.

Tanpa menunggu jawabanku, dia meraih tanganku dan membawaku masuk ke dalam sebuah gubuk kecil di dekat sungai. Begitu masuk ke dalam, aku terkejut. Gubuk itu tampak seperti istana yang luas dan mewah. Aku tak bisa berhenti mengagumi segala sesuatu di dalamnya.

“Ini rumahmu?” tanyaku kagum.

Dia hanya tersenyum dan mengajakku duduk di meja makan yang penuh dengan bunga dan buah-buahan. Semuanya terlihat begitu indah, meski aneh karena bunga-bunga itu bisa dimakan. Rasa manis memenuhi mulutku saat mencicipinya

“Aku punya banyak bunga di sini, termasuk mawar merah. Tapi, aku tidak pernah memetiknya. Bunga-bunga itu lebih baik mati di tempat mereka tumbuh daripada layu di dalam vas,” katanya.

Kata-katanya menyentuh hatiku. Pemikirannya begitu mirip dengan pikiranku sendiri tentang mawar. Aku merasa semakin terpikat olehnya. Sejak saat itu, aku memutuskan untuk tinggal bersamanya. Hari-hari berlalu dengan indah. Setiap pagi, kami bangun bersama untuk menyambut matahari yang terbit di balik bukit.

Namun, pada suatu pagi, semua berubah. Aku menemukannya duduk diam di bangku belakang rumah. Matanya terpejam, tubuhnya dingin dan kaku. Bibirnya yang biasanya selalu tersenyum kini tampak beku. Aku mencoba mencium bibirnya, berharap menemukan sisa kehangatan di sana. Tapi, tidak ada. Tidak ada yang tersisa.

Di tangannya, ada sebatang mawar merah yang mekar sempurna, dengan akar yang masih penuh tanah. Pemandangan itu membuat dadaku nyeri. Nyeri yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Tubuhku gemetar, telingaku berdengung. Lalu, aku melihat lebah-lebah berputar di atas kepalaku. Setelah itu, semuanya gelap.

Ketika aku terbangun, aku berada di kamarku sendiri. Kamar yang penuh dengan gambar mawar merah dan kupu-kupu. Semua tampak normal, seolah-olah kejadian di rumah gubuk itu hanyalah mimpi. Tapi, rasa nyeri di dadaku tetap ada. Aku meraba tanganku dan mendapati bekas goresan yang kutahu tidak ada sebelumnya. Aku mencoba menceritakan kejadian itu kepada kakakku, tetapi dia tidak percaya dan hanya menatapku dengan bingung.

Hari demi hari berlalu, dan aku mulai meragukan diriku sendiri. Apakah semua itu hanya khayalan? Atau apakah aku benar-benar telah tinggal di rumah gubuk itu dengan lelaki misterius yang sempurna? Namun, pertanyaan-pertanyaan itu tak pernah menemukan jawaban.

Suatu malam, saat bulan purnama, aku memutuskan untuk kembali ke sungai merah jambu itu. Aku ingin mencari kebenaran. Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang sama, melewati perkebunan teh yang sunyi. Tapi, ketika aku sampai di sana, gubuk itu tidak ada.

Hanya ada batu besar di tepi sungai. Aku duduk di atasnya, mengingat setiap detail dari kejadian itu. Dan saat itulah, aku menyadari sesuatu yang mengerikan.

Sungai yang dulu berwarna merah jambu kini tampak merah pekat, seperti darah. Perlahan-lahan, aku melihat bayangan lelaki itu muncul dari permukaan air, tersenyum padaku dengan mata kecokelatan yang sama.

“Aku sudah menunggumu,” bisiknya.

Aku ingin berteriak, tapi suaraku tertahan. Tubuhku kaku, tak bisa bergerak. Lalu, dengan suara yang hampir tak terdengar, dia berkata, “Aku tidak pernah hidup. Aku hanyalah cerminan dari obsesimu. Sekarang, waktunya kau tinggal bersamaku, selamanya.”

Tiba-tiba, aku merasa ditarik ke dalam air. Tubuhku tenggelam dalam kegelapan, dan saat itulah aku sadar, aku tidak pernah benar-benar bisa lari dari obsesiku terhadap mawar dan kupu-kupu. Mereka bukan sekadar hiasan. Mereka adalah bayangan dari sesuatu yang lebih gelap, sesuatu yang kini telah mengambil alih diriku.

Di dalam air itu, di antara bayangan-bayangan, aku melihat sosok kakakku. Dia memegang buket mawar merah, yang layu. [T]

KLIK untuk BACA cerpen lain

Go-Sex | Cerpen Sonhaji Abdullah
Masak Apa Hari Ini? | Cerpen Lanang Taji
Gendewa | Cerpen Dian Havivia
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi Komang Sujana | Di Binar Matamu

Next Post

PULAU MPU KUTURAN & DANG HYANG NIRARTHA DIJARAH

Yuditeha

Yuditeha

Penulis tinggal di Karanganyar. IG: @yuditeha2

Next Post
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

PULAU MPU KUTURAN & DANG HYANG NIRARTHA DIJARAH

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co