30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tema Kekinian dalam Drama Modern Berbahasa Bali, Dari Demokrasi Hingga Tanah yang Dijual

Nyoman BudarsanabyNyoman Budarsana
February 7, 2025
inPanggung
Tema Kekinian dalam Drama Modern Berbahasa Bali, Dari Demokrasi Hingga Tanah yang Dijual

Drama modern dalam Bulan bahasa Bali VII

TEMA-TEMA kekinian, seperti demokrasi, media sosial, dan tanah-tanah di Bali yang dikuasai investor, sepertinya asyik juga dinarasikan dalam bahasa Bali di atas panggung teater, atau panggung drama modern. Sejumlah tema yang sebelumnya terasa jauh dari keseharian hidup orang Bali, dengan bahasa Bali tema-tema itu menjadi begitu dekat.

Empat kelompok drama modern yang tampil pada Wimbakara (Lomba) Drama Bali Modern, serangkaian Bulan Bahasa Bali yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Kamis, 6 Pebruari 2025, sama-sama menunjukkan ketertarikan pada tema kekinian, namun cara penggarapannya sangat beragam.

Hampir semua kelompok menampilkan penyajiannya lebih kreatif dengan kisah yang menarik. Selain penampilan dan busana, tata panggung digarap dengan serius oleh masing-masing kelompok teater, sehingga kesan meniru-niru drama tradisional jadi terhindarkan.

Teater Samanta | Foto: Ist

Pemain yang mendukung pementasan semuanya baru. Artinya tak tampak pemain yang itu-itu saja sebagaimana diperlihatkan oleh kelompok yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Dekorasi yang dapat menciptakan suasana, ditata dengan kreatif yang sesuai dengan suasana adegan. Penggarapan dekor tampak serius, yang dipersiapkan langsung dari rumah. Maka tak heran, masing-masing tim menyiapkan kru yang tidak sedikit untuk membersihkan stage, setelah pementasan.

Lihat saja pada pementasan awal, kelompok Teater Solagracia menampilkan drama modern berjudul “Kuang Lebih Muah Ane Lenan” berupa komedi absurd yang menggambarkan kolase jaitan-jaitan yang saling keterikatan. Zaman yang dikatakan demokrasi, namun belum terwujud sampai sekarang. Drama ini mengisahkan mencalonkan diri untuk mengubah nasib masyarakat.

Sampah berserakan mengepung masyarakat, karena janji-janji yang tak pernah terealisasi. Kritik, juga dihadirkan kepada orang bali yang tidak bisa berbahasa Bali. Padahal, banyak anak yang gampang dan mudah menguasai bahasa asing dan bahasa model-model, tetapi susah belajar bahasa Bali.

Untuk mendukung suasana, kelompok ini menampilkan kursi, tembok dari papan lengkap dengan peralatan dapur dan lainnya.

Teater Taksu Smandara | Foto: Bud

Penampilan Kelompok Teater kedua disajikan Teater Taksu Smadara menampikan judul “Rwa Bhineda”. Drama ini tak hanya memperhatikan seni acting, mengandalkan sastra, dan bahasa (vokal), tetapi juga seni lain, seperti seni rupa.

Kelompok teater ini menghadirkan patung-patung berupa pohon dari kertas yang dipadu dengan ranting pohon asli, sehingga mirip pohon sungguhan. Artinya, dalam garapan ini juga mengedepankan penatan seni rupa.

Drama ini mengangkat kearipan lokal yaitu tumpek bubuh yang dipadu dengan fenomena jaman sekarang. Seorang kakek satu-satunya masih bertahun untuk tidak menjual tanahnya kepada investor.

Seluruh warga memusuhi kakek itu karena tidak sepakat dengan warga lain. Kakek, tetap menjaga tanah itu dengan memasangi pohon saput poleng agar tenget, sehingga tak menjual tanah tempat pohon itu tumbuh.

Lalu dilanjutkan dengan drama modern berjuduk “Tuuh” (Kehendak Sanga Waktu) oleh Kelompok Teater Samanta Badung yang mengingatkan semua orang bijak dalam bermedia sosial. Salah menggunakan media sosial akan membawa bencana.

Sedangkan Teater Garaka dengan drama modern pamungkas berjudul Jagal Babarakan, yang mengangkat tragedy tahun 1965.

Semua kelompok teater ini mengangkat tema kekinian, dan sarat pesan. Pada lomba drama modern pertama ini, sesungguhnya ada 5 peserta yang diijadwalkan tampil, namun teater modern SMA Negeri 1 Tembuku Bangli berhalangan hadir, sehingga hanya 4 peserta yang menyajikan garapan seninya.

Teater Solagracia | Foto: Bud

Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali Prof I Gede Arya Sugiartha yang hadir menyaksikan pementasan itu mengatakan, anak-anak yang tampil ini tergolong cerdas. Walau mereka masih sebagai siswa setingkat SMA, namun mereka sangat jeli dalam memilih topik, sehingga kena dengan situasi di jaman sekarang dan sifatnya kekinian.

“Maka cocoklah ini sebagai penampilan drama modern, karena cerita yang diangkat itu kekinian, tetapi dikemas dalam bahasa Bali,” katanya.

Lomba Drama Bali Modern ini mengangkat ceritera di Bali. Salah satu tema yang diangkat adalah pelestarian lingkungan. Adanya perkembangan pembangunan perumahan, investor mulai masuk dan merayu masyarakat agar mau menjual tanahnya.

Lalu, seorang kakek bersikukuh tidak mau menjual tanahnya, karena berkomitmen melestarikan warisan leluhurnya. Meskipun kepala desa yang ikut mengompor-ngopori agar mau menjualnya.

Menurut Kadisbud Arya Sugiartha, kisah yang diangkat ini semacam sindirian, karena kondisi seperti itulah yang memang banyak terrjadi di Bali saat ini.

“Kalau saja penonton itu bisa membaca cerita, dan  itu bisa menghayati, maka artinya jangan sembarang menjual tanah yang ingin disampaikan lewat pementasan mereka itu,” ungkapnya.

Penampilan drama itu tidak kaku. Selain memperhatikan teknik pementasan drama modern, para pemain juga menggunkan bahasa Indonesia, disamping dinominasi bahasa Bali. Bahasa Bali-nya pun tidak terlalu halus, tetapi lumrah seperti dilakukan keseharaian mereka.

“Itu memang tidak apa-apa. Justru, sekarang ini anak-anak muda baru kita ajak agar mau berbahasa Bali dulu, sehingga mereka menjadi lebih pasih,” imbuhnya.

Teater Samanta | Foto: Ist

Masalah mereka menggunakan bahasa gaul atau bahasa andap itu tidak menjadi masalah. “Tidak perlu terlalu formal, terlalu halus yang penting komunikatif. Masalah mereka menggunakan bahasa campuran dengan bahasa Indonesia, termasuk bahasa Inggris juga tidak masalah, tetapi bahasa itu kan digabung dengan bahasa Bali. Walau demikian dalam bahasanya, mereka dominan mengunkan bahasa Bali,” sebutnya.

Menurut Kadisbud Arya Sugiartha melihat perkembangan Bahasa Bali memang begitu. Bahasa asing digunakan dulu, kalau digunkan secara terus menerus maka nantinya diserap.

“Memang biasa begitu, apapaun yang tidak ada dalam bahasa Bali kita serap, bahasa asing kita masukan dalam basaha Bali serapan. Ingat bahasa Bali itu berkembang karena mereka menyerap bahasa bahasa asing,” paparnya.

Dalam pementasan drama modern itu bisa dikatakan total teater. Ada musik, pendramaan, seni rupa karena memakai properti. Seperti pementasan tadi, ada yang menggunakan patung pohon, ada juga bawa kursi yang menceritakan alam dan tentang kekinian yang digarap sangat menarik. [T]

Reporter/Penulis: Budarsana
Editor: Adnyana Ole

Kisah “Watugunung Runtuh” Mencair di Tangan Kokar Bali pada Pembukaan Bulan Bahasa Bali VII
Tags: Bahasa BaliBulan Bahasa Balidrama modernTeater
Previous Post

Titra Gunawijaya: Tentang Perpecahan Umat dan Keengganan Anak Muda Kuliah Teologi Hindu

Next Post

Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Goa Selonding

Nyoman Budarsana

Nyoman Budarsana

Editor/wartawan tatkala.co

Next Post
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Goa Selonding 

Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Goa Selonding

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co