24 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kampusku Sarang Hantu [6]: Akik Keramat Dosen

ChusmerubyChusmeru
February 6, 2025
inFiksi
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Ilustrasi tatkala.co

MENJADI dosen yang ramah dan periang menjadikan Himawan banyak disukai mahasiswa. Bahkan rekan dosen dan pegawai juga banyak yang menyukainya. Apalagi Himawan dikenal sebagai dosen yang humoris dan senang bercanda dengan siapa pun.

Meski sudah termasuk dosen senior, masih terpancar aura kegantengannya di masa lalu. Wajahnya perpaduan antara aktor film Cok Simbara dan Roy Marten. Kumisnya melintang tebal. Wajar jika selain disukai, Himawan juga disegani karena sikapnya yang tegas untuk urusan pekerjaan.

Mengajar mata kuliah Kebijakan Publik, Himawan sangat disiplin. Selalu tepat waktu masuk ruang kelas. Setiap tugas kuliah harus dikumpulkan tepat waktu. Meski demikian, ketika berada di dalam kelas Himawan membuat suasana kuliah sangat cair dan santai. Sesekali ia bercanda, membuat cerita-cerita lucu yang membuat mahasiswa tertawa terbahak-bahak.

Selain suka bercanda, Himawan juga perokok berat. Jika sedang santai, Himawan akan mengajak ngobrol dosen lain atau pegawai sambil merokok di lobi kampus. Sambil merokok pun Himawan masih selalu bercanda dan mengundang tawa orang. Sebetulnya kebiasaan merokok Himawan untuk mengurangi ketegangan akibat pekerjaannya yang menumpuk setiap hari. Ia juga memelihara dan beternak burung perkutut serta ikan hias. Hewan peliharaannya selain untuk hobi juga dijual untuk menambah koceknya sebagai dosen.

Himawan bukan sekadar dosen biasa yang rutin mengajar di kampus. Banyak jabatan di tingkat fakultas, universitas, maupun di pusat yang membuat Himawan sering mondar-mandir ke Jakarta. Kadang ia juga mendapat tugas ke berbagai daerah di luar Jawa. Karenanya, Himawan memiliki banyak relasi mulai dari dosen, menteri, hingga pejabat tinggi di berbagai lembaga.

Setiap melakukan perjalanan ke berbagai daerah, ada saja cerita lucu yang dibagikan kepada dosen lain. Bahkan kadang Himawan juga membagikan cerita yang misterius dan menyeramkan. Hal itu biasanya ia alami ketika melakukan tugas penelitian ke daerah pedalaman.

Sebagai dosen Himawan bukan hanya mengoleksi buku di perpustakaan pribadinya di rumah. Ia juga mempunyai beberapa batu akik yang dikoleksi. Batu akik itu ia peroleh dari berbagai daerah seperti Sumatra, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. Tentu saja koleksi batu akiknya diwarnai dengan latar belakang misteri untuk mendapatkannya.

Batu akik kecubung ungu misalnya, ia dapatkan di pedalaman Kalimantan. Menurut Himawan akik tersebut termasuk keramat. Untuk mendapatkan akik itu ia harus berjalan kaki puluhan kilometer di bebukitan pedalaman Kalimantan. Disebut keramat karena akik itu ada pantangan jika dipakai dan memiliki aura yang menyebabkan banyak orang simpati kepada pemakainya. Salah satu pantangan akik itu adalah tidak boleh dipakai saat berkencan dengan wanita.

Ada juga batu akik onyx hitam yang ia peroleh dari pedalaman Sumatra. Akik ini memiliki aura kewibawaan. Jika orang memakai akik ini maka akan tampak berwibawa di hadapan orang lain. Pantangannya, akik ini tidak boleh dibawa buang air ke toilet. Apa alasannya, Himawan tak tahu. Hanya itu pesan yang peroleh dari orang yang memberi akik tersebut.

Kedua akik Himawan pernah akan dibeli oleh seorang pengusaha. Tidak main-main, orang itu menawar akik itu hingga puluhan juta. Himawan menolaknya. Bukan ia tak tergiur oleh uang puluhan juta, namun ia lebih sayang pada akiknya yang keramat itu. Apalagi akik itu ia peroleh jauh di pedalaman luar Jawa, dan diberikan oleh tokoh masyarakat di sana.

***

Himawan berada di depan kelas. Kuliah Kebijakan Publik akan dimulai. Di jari tangan kanan akik onyx hitam dipakainya. Mahasiswa duduk tertib. Materi demi materi diberikan. Dibumbui cerita lucu, kuliah menjadi segar. Tidak ada mahasiswa yang mengantuk atau mengobrol sendiri dengan teman.

Di tengah perkuliahan, mahasiswa dikejutkan oleh munculnya sosok laki-laki tinggi besar secara misterius dan tiba-tiba yang berdiri di samping Himawan. Rambutnya gondrong sedikit gimbal. Bola matanya besar dan menonjol ke luar. Tubuhnya kekar, telanjang dada hanya menenakan celana kolor hitam. Siapa pun yang melihatnya pasti ketakutan. Sebagian besar mahasiswi menutup matanya.

Sosok laki-laki menyeramkan itu bukan hanya berdiri di samping Himawan. Ia juga bertolak pinggang sambil matanya melotot memandangi mahasiswa. Beberapa mahasiswi yang duduk di kursi depan nyaris berteriak histeris sambil menutup mulut dengan kedua telapak tangannya. Suasana perkuliahan pun menjadi gaduh. Mahasiswa yang duduk di depan bergegas pindah tempat duduk ke belakang.

“Ada apa dengan kalian, kok seperti ketakutan?” tanya Himawan kepada mahasiswa.

Tak seorang pun mahasiswa yang menjawab. Ferdinan, sebagai koordinator kelas dengan terpaksa dan takut menjelaskan.

“Ada laki-laki menyeramkan di sebelah bapak,” kata Ferdinan.

Himawan terkesiap. Ia tak menyadari makhluk gaib yang katanya menghuni batu akiknya menampakkan diri di kelas.

“Maaf…,” kata Himawan sambil melepas dan memasukkan batu akik keramat itu ke dalam saku bajunya. Seketika sosok laki-laki menyeramkan di sebelah Himawan pun hilang.

Menurut orang yang dulu memberikan batu onyx hitam itu, akiknya memang keramat. Dihuni oleh makhluk gaib seperti raksasa yang menakutkan. Akik itu memiliki wibawa yang membuat orang yang memakainya akan disegani oleh orang lain.

Akik hitam milik Himawan memiliki aura keperkasaan dan kekuasaan. Beberapa orang pernah meminjam akik itu untuk mendapatkan jabatan. Kenalan Himawan yang pernah meminjam adalah mereka yang akan mencalonkan diri sebagai kepala desa, bupati, dan calon pejabat di beberapa kampus. Entah karena akik keramat itu atau memang usaha keras dan nasib baik, mereka yang meminjam akik Himawan sukses dalam persaingan jabatan itu.

Tidak sedikit orang yang percaya pada kekuatan magis akik keramat Himawan. Memang agak aneh. Di era teknologi digital, masih banyak orang yang percaya pada kekuatan batu akik. Barangkali rasionalitas menimbulkan kejenuhan, sehingga orang kembali pada mitos dan irasionalitas. Bukan untuk mengabaikan garis illahi atau takdir Tuhan, tetapi manusia mencoba melawan rasionalitas teknologi yang membelenggunya.

***

Kuliah Kebijakan Publik berikutnya Himawan tidak memakai akik onyx hitam. Ia khawatir makhluk seperti raksasa itu akan hadir kembali di kelas. Apalagi perkuliahan hari ini bertepatan dengan malam Jumat Kliwon. Kali ini Himawan memakai akik kecubung ungu di tangan kirinya. Bentuk akiknya cukup besar, sehingga sangat mencolok ketika dipakai. Akik itu diperoleh Himawan saat penelitian di pedalaman Kalimantan, bertemu dengan tokoh masyarakat di sana yang memberinya batu akik itu.

Konon batu akik kecubung ungu itu juga disebut keramat oleh pemberinya. Himawan mengiyakan saja, karena ia tak mau menanyakan lebih lanjut kepada tokoh masyarakat yang memberinya. Akik itu dikatakan memiliki aura keberuntungan dan daya pikat.

Himawan sedang menjelaskan arti penting kebijakan publik dalam proses pembangunan di daerah. Tanpa ia duga, suasana kelas kembali gaduh. Mahasiswa dikejutkan dengan munculnya sosok perempuan cantik di samping kiri Himawan secara tiba-tiba. Parasnya menawan. Menggunakan gaun cerah berwarna ungu, mirip seperti warna akik yang dipakai Himawan.

Mahasiswa tetap saja takut, meski yang muncul sosok perempuan cantik. Masalahnya ia hadir secara misterius dan bukan manusia biasa. Berulang kali perempuan itu tersenyum kepada mahasiswa. Senyum yang disertai dengan tatapan mata yang menyeramkan bagi mahasiswa. Sesekali perempuan itu  memegangi rambutnya yang terurai panjang. Tentu saja menambah suasana menyeramkan di ruang kuliah.

Apalagi Thomas, mahasiswa yang duduk di depan berkali-kali menjadi sasaran tatapan mata perempuan itu. Bulu kuduk Thomas berdiri. Ia seperti diteror hantu perempuan. Ia mencoba menundukkan kepala, tetapi perempuan itu tetap memandanginya. Bergegas ia berdiri dan pindah tempat duduk di kursi belakang. Himawan pun menegur Thomas yang tiba-tiba hengkang dari tempat duduknya.

“Kenapa Thomas?” tanya Himawan ketika melihat Thomas seperti ketakutan.

“Maaf, Pak… ada perempuan di samping bapak…,” jawab Thomas dengan mulut gemetaran.

Tentu saja Himawan kaget. Mengapa mahasiswa selalu melihat makhluk gaib yang menghuni cincinnya. Padahal Himawan sendiri belum pernah melihat sosok penghuni akiknya. Segera ia melepas cincin itu dari jari tangan kirinya, dan memasukannya ke dalam sakunya.

“Waduuuhh… maaf… maaf…,” kata Himawan kepada Thomas dan mahasiswa lainnya.

Begitu akik itu berada di dalam saku baju Himawan, perempuan gaib itu pun lenyap. Namun suasana perkuliahan sudah tidak kondusif lagi. Semua mahasiswa berada dalam suasana yang mencekam.

Batu akik kecubung ungu milik Himawan dipercaya sangat keramat. Pancaran sinar yang keluar dari batu akik itu mampu menimbulkan daya pikat kepada lawan jenis. Tak heran jika banyak rekan Himawan yang masih jomblo meminjam akik itu untuk mendapatkan jodoh atau pasangan.

Himawan dengan senang hati akan meminjamkan akik itu. Baginya, jika memang orang lain percaya pada aura akik itu dan berhasil mendapatkan jodoh, Himawan juga ikut merasa senang. Dan sebagian besar rekan kerja Himawan yang muda dan belum memiliki pasangan, tak lama kemudian mendapatkan pasangan setelah memakai akik keramat itu.

Bukan hanya itu, akik kecubung ungu itu juga dipercaya membawa keberuntungan. Akik itu pernah dipinjam kawan Himawan yang menjadi pelatih klub bola voli  di Jakarta. Anehnya, saat akik Himawan yang dipinjam temannya itu terjatuh, klub volinya sempat tertinggal jauh skornya ketika bertanding. Namun ketika akik itu dipakai kembali, klubnya kembali unggul hingga memenangi pertandingan itu.

***

Bulan berikutnya Himawan masuk ruang kuliah seperti biasa. Kuliah terakhir dari Kebijakan Publik yang diampunya. Namun ada yang tak biasa kali ini. Himawan tidak memakai cincin di tangannya. Ia tak memakai akik onyx hitam maupun kecubung ungu. Wajahnya seperti memendam rasa kecewa.

“Kok nggak pakai akik, Pak Himawan?” tanya Ferdinan memberanikan diri.

Himawan tidak segera menjawab. Matanya seperti memancarkan kesedihan.

“Hilang…,” kata Himawan lirih.

Himawan lantas menceritakan apa yang terjadi. Akik onyx hitam miliknya dipinjam seorang teman yang akan mencalonkan diri sebagai bupati. Awalnya Himawan ragu untuk memimanjamkannya. Apalagi setelah ia tahu akik itu keramat. Sosok raksasa yang menghuni akik itu seolah menambah kewibawaan Himawan ketika berada di hadapan orang lain.

Namun karena temannya memohon dengan sedikit memaksa, akhirnya Himawan meminjamkannya. Celakanya, teman yang meminjam akiknya berbuat teledor. Ketika buang air kecil di toilet akik itu tidak dilepasnya. Padahal Himawan sudah mengingatkan tentang pantangan memakai akik itu di toilet. Benar saja, akik keramat itu hilang begitu saja dari jemari tangan temannya. Lebih sial lagi, teman Himawan kalah dalam pertarungan pemilihan bupati.

Sedangkan akik kecubung ungu dipinjam laki-laki tetangganya. Alasannya, tetangga itu sudah cukup lama menyendiri, belum punya kekasih. Ia berharap dengan memakai akik Himawan akan segera mendapatkan pasangan hidup.

Nyaris sama dengan akik onyx hitamnya, tetangga yang meminjam akik kecubung ungu pun berbuat kesalahan. Ketika ia berhasil mendapatkan kekasih, ia lupa pada pantangan yang disampaikan Himawan. Saat sedang berkencan dengan kekasihnya, akik itu tetap dipakainya. Seketika akik keramat yang mengandung aura pengasihan itu pun lenyap.

Himawan jelas terpukul, mengingat kedua akik itu diperoleh dengan perjuangan yang berat. Ia kini tak lagi punya akik keramat. Tak ada lagi lelaki tinggi besar telanjang dada di sampingnya. Tak ada lagi perempuan cantik yang mendampinginya. Tetapi Himawan tetap berwibawa dan disegani. Ia tetap kocak dengan kumis lebatnya.

  • Ini adalah cerita fiksi misteri bersambung. Jika terdapat kesamaan nama, tempat, dan peristiwa hanyalah kebetulan dan rekaan penulis semata.

Penulis: Chusmeru
Editor: Adnyana Ole

Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam
Kampusku Sarang Hantu [2]: Suara Misterius di Ruang Dosen
Kampusku Sarang Hantu [3]: Kuntilanak Beterbangan di Proyek Bangunan
Kampusku Sarang Hantu [4]: Mahasiswa Kesurupan di Ruang Kuliah
Kampusku Sarang Hantu [5]: Tangisan dari Gudang Tua
Tags: Cerbung Kampusku Sarang Hantucerita bersambungcerita misterifiksihoror
Previous Post

“Kiri” Ayah

Next Post

Book Café Halaman Belakang di Singaraja — Cocok untuk Baca Buku, juga Main Game di Toilet

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Book Café Halaman Belakang di Singaraja — Cocok untuk Baca Buku, juga Main Game di Toilet

Book Café Halaman Belakang di Singaraja -- Cocok untuk Baca Buku, juga Main Game di Toilet

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more

“Storynomics Tourism”: Tutur Cerita dalam Wisata

by Chusmeru
May 24, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

BANYAK pertimbangan wisatawan berkunjung ke satu destinasi wisata. Selain potensi alam dan budayanya, daya tarik destinasi wisata terletak pada kelengkapan...

Read more

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co