BERBICARA tentang salting nih, sebenarnya salting itu singkatan dari apa sih? Kenapa bisa disingkat salting? Jadi nih gess, salting itu artinya “salah tingkah”. Biar tidak kepanjangan menyebutnya, jadi para kaum gen Z menyebut “salah tingkah” dengan disingkat “salting”.
Salting merupakan sikap atau perilaku seseorang yang canggung dan merasa malu atau grogi dalam bertingkah laku.
Sedangkan azab itu apa sih artinya? Sebenarnya, berbicara tentang azab ya gess, azab menurut agama Islam adalah sebuah siksaan atau hukuman yang dihadapi manusia atau makhluk lainnya yang diciptakan Allah SWT, dan juga bisa lebih diartikan konsekuensi dari perbuatan yang zalim (berbuat sewenang-wenang), akan tetapi pada umumnya biasanya lebih dikenal dengan sebutan karma.
Jadi bagaimana hubungan antara keduanya tersebut? Oke, mari kita bahas.
Jadi, sating itu bisa diartikan seperti seseorang yang sedang grogi, dan saking groginya ketika orang tersebut mau mengambil langkahnya, bisa jadi yang awalnya menjadi tujuan untuk melangkah, malah jadi berbelok arah atau salah langkah. Ketika kita saat salah langkah, otomatis tujuan tersebut yang seharusnya kita capai dengan cepat, jadi sekarang kita akan membutuhkan waktu yang lama untuk meraih tujuan tersebut dan dengan jalan yang berbeda dari jalan sebelumnya.
Sedangkan azab atau karma kita akan dapatkan sesuai dengan apa yang kita perbuat dengan langkah-langkah kita. Kita melangkah itu didasari oleh adanya pemikiran-pemikiran kita, ketika kita mau melangkah berjalan pun pasti kita sudah mempunyai tujuan yang datangnya dari pemikiran kita, betul bukan?
Itu sudah tertaut dalam kehidupan sehari-hari kita bahkan per detik langkah yang kita ambil sudah ada konsekuensi yang akan kita dapatkan, entah itu langkah yang baik atau langkah yang tidak baik, ketika kita mengambil langkah atau perilaku yang mencerminkan baik, maka azab atau karma yang akan kita dapatkan pasti juga akan baik bahkan bisa jadi lebih baik dan kita tidak sangka dapatnya.
Begitu pula dengan sebaliknya, ketika kita melangkah atau perilaku yang mencerminkan keburukan atau bahkan kejahatan, juga akan kita menerima azab atau karma yang tidak baik, bahkan bisa jadi akan lebih sangat tidak baik yang akan diperoleh.
Kita ambil contoh saja para koruptor perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mungkin saat ini jumlahnya bisa jadi ribuan bahkan ratusan atau lebih. Menjadi koruptor juga didasari oleh pemikiran-pemikiran kotor manusia yang dimana akan mengambil adanya kesempatan yang membuat keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi merugikan pihak lainnya. Dan sudah jelas konsekuensinya adalah bertentangan dengan hukum.
Contoh kecil lainnya ada juga seperti seorang pencuri yang mengambil handphone atau uang orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, walaupun itu yang dilakukan sangat terpaksa, misalkan karena salah satu faktor ekonomi yang sangat kurang, tidak mendapat pekerjaan dan hanya itu yang muncul pemikiran pendek seorang pencuri, maka langkahnya akan mengikuti pemikirannya agar terpenuhi kekurangannya. Walaupun misalkan seorang pencuri tersebut berhasil kabur dan tidak dipenjara alias berhasil dari bertentangan hukum yang berlaku. Namun apakah azab atau karma tidak didapatkan?
Jelas tentu akan tetap didapatkan walaupun contoh pencuri tersebut bisa menghindar dari hukum di Indonesia, namun pencuri itu tidak akan bisa kabur atau lari dari hukum Tuhan Yang Maha Esa, walaupun azab atau karma yang akan didapatkan tidak langsung terjadi. Suatu saat, cepat atau lambat, bahkan bisa jadi keluarga terdekatnya yang akan dapat balasan hukum Tuhan Yang Maha Esa tersebut.
Kalian percaya tidak, seseorang yang kaya semakin kaya dan tidak akan menjadi miskin? Atau sebaliknya yang miskin akan selalu miskin dan tidak akan bisa kaya?
Di dunia ini, tidak akan ada hal yang tidak mungkin terjadi ketika Tuhan Yang Maha Esa sudah berkehendak, terutama nasib atau takdir manusia, orang yang bisa menjadi kaya raya tidak bisa langsung instan dengan cepat meraih proses kekayaan tersebut, pastinya semua orang itu menjadi sukses atau tidak suksesnya seseorang semua didasari oleh pemikiran-pemikiran yang akan diikuti langkah-langkah kita sebagai bentuk usaha kita untuk meraih tujuan tersebut.
Jadi, tidak selamanya orang yang kaya akan semakin kaya dan begitu sebaliknya yang miskin semakin miskin. Semua itu bisa saja terjadi berubah atau tidak berubah, pun karena tergantung usaha kita dan kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semua perbuatan semua langkah-langkah yang kita tuju pasti akan ada azab atau karma yang kita dapatkan, itu pasti.
Mungkin saja saat ini masih banyak adanya para calon koruptor misalkan hari ini langkah-langkah yang diperbuat masih dirasakan enak, nyaman tanpa hambatan, bahkan bahagia yang didapatkan untuk keuntungan dirinya sendiri, dan tidak memikirkan dampak kebelakangnya atau tidak memikirkan perasaan orang lain yang dirugikannya, itu akan menjadi boomerang atau bom waktu buat orangnya sendiri yang akan dinikmati dikemudian hari kelak.
Percayalah, tidak mungkin tidak adanya azab atau karma ketika kita salah tingkah atau salah langkah yang kita perbuat, sekecil atau sebesar apa pun langkah yang kita tuju semua sudah ada takdir atau azab atau disebut karma yang akan kita dapat. Kita hidup di dunia ini hanya sementara bagaikan orang yang singgah di warung kopi hanya sekedar meminum kopi seteguk saja. Ibaratnya seperti apa yang anda tanam itu yang anda tuai.
Maka sebelum melangkah sejengkal saja harus dipikirkan lebih sangat mateng-mateng dan di saat kondisi pemikiran yang jernih, agar juga hasil yang didapat langkahmu berbuah manis dan enak, jangan sampai salah tingkah alias salah langkah yang akan kamu tuju hanya karena ingin kenikmatan sesaat. Tetap harus berpkir sebelum bertindak, melangkah, agar tidak terjadi adanya penyesalan kemudian hari, karena penyesalan itu selalu datang belakangan. Kalau datangnya di awal namanya pendaftaran. [T]