PANDE Made Iron Digjaya, begitulah namanya. Biasa dipanggil Iron. Jika mengikuti berita perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh Sumut 2024, pastilah pernah dengar, atau pernah baca, nama Iron.
Iron adalah atlet renang dari Bali. Saat PON itu, ia menyumbangkan 1 Emas, 1 Perunggu, dan 1 rekor PON untuk Provinsi Bali. Ia memang atlet renang berprestasi.
Masi berkenalan dengan Iron. Lelaki ini kini menempuh Pendidikan di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (PMI), semester 7 di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Ia lahir di Blahkiuh, Badung, tahun 2001. Sejak belum masuk SD, tepatnya sejak usia 5 tahun, Iron sudah diajak ke kolam oleh ayahnya. Ayahnya, Putu Bagus Suputra Wijaya, adalah perenang yang kini jadi pelatih andal—termasuk andal dalam melatih Iron, anaknya.
Hingga usia 12 tahun Iron mulai fokus untuk menjadi perenang. Iron mulai dilatih secara serius oleh ayahnya. Didikan seorang ayah untuk anaknya tidak dianggap sebagai tekanan melainkan sebagai pelajaran untuk yang lebih baik.
“Saya tidak menganggap itu sebagai tekanan, tapi saya berpikir mungkin karena saya kurang fokus pada saat latihan makanya dikerasin,” katanya..
Saat Iron kurang fokus latihan, ayahnya yang terus memotivasi agar Iron sukses, misalnya memberi tahu mana yang seharusnya benar dan salah. Salah satu kata motivasinya adalah, “If you believe in yourself, you can do it, so believe in yourself and do it,” ungkapnya.
Selama menjadi atlet renang Iron sudah mengikuti beberapa perlombaan. Setiap tahunnya Iron bisa mengikuti perlombaan hingga 4 sampai 5 kali dan yang paling banyak yaitu 9 perlombaan per tahun. Perlombaan pertama adalah perlombaan yang paling berkesan.
Pada usia 16 tahun, Iron pertama kalinya mewakili Indonesia di ajang internasional yaitu, Children of Asia, di Yakutsk Rusia. Lomba terakhir, ya, itu, di PON Aceh Sumut 2024.
Setiap perlombaan tentu saja ada rasa cemas dan ketakutan. Iron bisa mengatasi dengan rasa cemas itu selalu perfikir positif.
“Saya harus yakin sama diri sendiri, karena kita sudah latihan dengan bagus, lebih percaya dan fokus sama diri sendiri daripada fokus terhadap lawan-lawan,” katanya.
Iron tak semata-mata berenang dan mendapatkan penghargaan, tetapi ia memiliki tujuan untuk ke depannya. Ia ingin memotivasi generasi selanjutnya khususnya di dunia renang dan juga meningkatkan kepekaan masyarakat bahwa pentingnya olahraga bagi kesehatan.
Kesehatan fisik dan mental sangat penting bagi seorang atlet renang. Salah satunya dari makanan yang dikonsumsi. Iron lebih mengurangi makanan yang mengandung minyak, gula, dan tinggi akan garam.
Prestasi renang yang dimiliki Iron sangat memotivasi anak-anak muda yang ingin berprestasi renang.
“Saya pesan, tetap fokus dan konsisten di setiap melakukan latihan, satu persen peningkatan perharinya x 100 hari, itu sudah seratus persen. Jadi fokus dan tetap konsisten, dibutuhkan kerja keras dan dedikasi,” kata Iron. [T]
Reporter/Penulis: Vira Astri Agustini
Editor: Adnyana Ole
Catatan: Artikel ini adalah hasil dari pelatihan jurnalistik berkaitan dengan program magang mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali di tatkala.co