11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menanam Pohon pada Hamparan Batu Tajam di Kawasan Yeh Mampeh, Kintamani : Antara Refleksi dan Nostalgia

Gede Diyana PutrabyGede Diyana Putra
December 17, 2024
inTualang
Menanam Pohon pada Hamparan Batu Tajam di Kawasan Yeh Mampeh, Kintamani : Antara Refleksi dan Nostalgia

Diyana Putra

AKU tidak pernah membayangkan sebelumnya, aku akan menanam pohon di atas bukit berbatu—di atas tanah kering dengan batu-batu yang tajam. Pada beberapa kesempatan, aku sempat mengikuti kegiatan penanaman pohon di sejumlah tempat, dari lereng gunung sampai tepian pantai, tapi belum pernah kutemukan tempat se-“istimewa” ini.

Lokasi itu berada di kawasan Dusun Yeh Mampeh, Desa  Batur Selatan, Kintamani, Bangli.  Di tempat ini, sejauh mata memandang yang terlihat hanya bebatuan tajam. Itu batuan vulkanik hitam berpori, jika terinjak dengan kaki telanjang, kaki akan terasa ditusuk. Tentu sakit.

Awalnya aku mengira akan menanam di dataran miring yang rawan longsor. Ternyata tidak. Tapi aku menikmatinya. Ini adalah pengalaman yang luar biasa untukku. 

Sudah hampir 10 tahun, aku meninggalkan kegiatan di alam, seperti mendaki atau menanam pohon pada rentang alam yang rawan. Dulu waktu SMA, hampir setiap minggu, ada saja teman yang mengajak mendaki ke Gunung Batur.

Waktu itu, mendaki gunung masih dipandang kegiatan ekstrem dan mahal. Teman-temanku mengira, mendaki Gunung Batur itu harus menyewa guide setempat. Memang, saat itu akses informasi masih terbatas. Seperti halnya lingkungan pertemananku yang menginstall sosial media masih terbatas.

Konten TV “My Trip My Adventure”, cerita dari mulut ke mulut, tautan profil pada postingan facebook setiap perjalanan menambah rasa penasaran mereka. Permintaan teman-teman sekolahku sampai membuatku terasa seperti guide asli hanya saja ini palayanan gratis.

Kintamani saat itu masih asri dan belum seramai saat ini. Atraksi wisata yang ditawarkan itu masih terbatas. Kini, wajah pariwisata Kintamani telah bertransformasi. Kini ada atraksi Jeep seperti yang biasa kita lihat di Wisata Bromo. Ada barisan kedai kopi di sepadan jurang Kaldera Batur Kintamani seperti yang biasa kita saksikan di Ubud. Dari semua usaha wisata itu, hampir semunya “menjual” view dari gunung, danau, dan tentu hutan di wilaah Batur.

Tini, kordinator kelompok membagikan pohon untuk ditanam di titik yang telah ditentukan | Foto: Dok. Diyana

Dan kali ini, tepatnya 8 Desember 2024, aku kembali ke alam Batur. Sembari melihat segala perubahan yang terjadi, aku punya kegiatan lain: menanam pohon. Kegiatan ini adalah bagian dari Bali Reforestation Festival yang diselenggarakan oleh Yayasan Bali Hijau Lestari. Yayasan ini memang sudah aktif melakukan reboisasi sejak 2006.

Aku tinggal di Singaraja, Buleleng, dan tentu membutuhkan perjalanan yang cukup lama untuk bisa tiba di lokasi penanaman. Pagi, sebelum menuju lokasi aku menyempatkan untuk sarapan. Taluh mice dan kopi susu di Kopi Tiam Kampung Tinggi menjadi piliha.

Bersama Dewa Janu, Pukul 07.30 kami berangkat. Kami hanya memiliki waktu 1,5 jam untuk tiba sesuai dengan agenda yang dijadwalkan di Dusun Yeh Mampeh, Desa  Batur Selatan.. Maka, laju motor matic-ku harus lebih kencang.

 Ada hal yang tidak biasa kutemui di jalur Desa Bengkala. Sebelah kanan jalan di 20 meter setelah bengkel Edie Arta, ada beberapa guci besar berjejer di depan bangunan bertembok anyaman bambu. Puluhan motor serta beberapa mobil parkir di sana dan perhatianku tertuju pada plang tempat tersebut, “Pasar Intaran”.

Pasar Intaran, yang dibuka setiap Minggu itu,  adalah salah satu ruang berkumpul bagi orang-orang yang ingin belajar banyak hal, seperti belajar berusaha di bidang ekonomis kreatif, belajar menciptakan gagasan, dan sejenisnya. Aku hampir setiap hari Minggu berada di situ, tapi kali itu aku harus lewati tempat itu karena harus secepatnya tiba di lokasi penanaman.  

Para volunteer dari Mapala Cakra Buana Politeknik Negeri Bali| Foto: Dok. Diyana

Kami menggunakan beberapa jalur alternatif untuk bisa memangkas waktu perjalanan, misalnya aku belok kanan di Puskesmas Tamblang (wilayah Tangkid), kemudian aku melewati Desa Mengening untuk memotong jarak tempuh. Barisan pohon cengkeh dan sejuk udara pagi begitu nikmat. “Tin”, jangan lupa untuk membunyikan klaksonmu di setiap tikungan ketika ngebut. Ini jalan umum, bukan sirkuit.

Semburat cahaya dan senyum gadis yang pipinya merah kutemui ketika melewati Desa Dausa, Desa itu sudah masuk wilayah Kecamatan Kintamani, Bangli. Dingin mulai menembus jaket ketika memasuki hutan pinus menuju puncak Penulisan.

Sepanjang perjalanan dari Dausa menuju Sukawana, kulihat suasana agak ramai. Rupanya ada sejumlah pelari dan rombongan pick-up memuat motor trail di atasnya. Nampaknya, di daerah itu, pada hari itu, ada dua event yang barangkali biasa mereka lakukan. Lari dan naik trail.

Pikirku, Bali sudah pantas untuk dieksplorasi dengan menyelenggarakan event olahraga alam, tentu juga untuk menggeser sedikit keramaian dari diskotik dan event-event massal di Kuta dan Canggu.

Seperti biasa, di kiri jalan sebelum SMPN 1 Kintamani, aku akan menengok rumah dinas pegawai kehutanan yang kini telah menjadi toko retail modern. Sial, aku belum memiliki foto rumah tersebut hingga saat ini.

Setelah melalui deretan warung kopi modern, di perempatan jalan belok kiri aku menemui turunan curam dan belokan tajam. Jalan yang sangat tidak direkomendasikan bagi pemula. Ada diskon senderan jalan jebol di sisi kiri atau kanannya. Tapi, semua itu menandakan bahwa tujuanku sudah dekat.

Kelompok ungu titik 5. Dari kiri ke kanan. saya, Ibu Ria, Tini dan Dewa Janu | Foto: Dok. Diyana

Ini merupakan kali keduaku mengaspal di jalur ini. Teringat, saat itu aku tersesat dengan tujuan rutenya adalah Pura Ulun Danu Batur. Meskipun diskon senderan jalan jebolnya tidak sebanyak saat ini, jalur ini tetap saja horor. Ini merupakan jalur pengangkutan material tambang pasir.

Kalian akan banyak menjumpai tempat penyaringan pasir (pemisahan pasir halus) di pinggir jalan sepanjang Dusun Yeh Mampeh ini. Sedikit ada rumah penduduk dan yang menjual BBM. Selalu, di musim hujan jalan ini seperti jalur trail. Ada kubangan air berwarna cokelat. Jika tidak stabil, kaos kakimu bisa basah karena harus mendarat di kubangan itu. Bayangkanlah.

Pukul 09.28, aku tiba di titik berkumpul Bali Reforestation Festival. Meskipun terlambat hampir 30 menit, kami disambut ramah panitia. Kami kemudian dibagi dalam kelompok kecil dalam menanam. Saat itu ada 5 orang. Aku, Dewa Janu, Ibu Ria (Dosen Biologi Udayana), beserta sepasang muda-mudi lainnya.

Kami didampingi seorang koordinator yang merupakan relawan di kegiatan ini, namanya Tini. Ia mahasiswi semester 3 Ilmu Komputer di Politehnik Negeri Bali.

Kami mendapatkan tugas untuk menanam di titik 5 ungu. Berdasarkan info dari panitia, telah disiapkan 4000 pohon untuk 320 peserta yang hadir. Tini, membawa 5 kresek merah yang berisi pohon. Luas lahan titik 5 ungu kiranya ada 4 are. Kondisinya, itu merupakan lahan berbatuan seperti yang telah kujelaskan diawal tulisan ini.

Pohon puspa (schima wallichii) yang ditanam di tanah batuan vulkanik | Foto: Dok Diyana

Panitia telah mempersiapkan ini jauh hari, dalam setiap jarak yang telah terukur ditempatkan tanah dan pupuk kandang. Pada titik itulah pohon Jempinis, Puspa dan Ampupu ini kami tanam.

Kami serius menanam. Aku berorientasi target, seperti sales. Pantang pulang sebelum target dicapai. Melelahkan juga, beberapa momen Bu Ria sempat mengambil waktu untuk istirahat. Kami membagi tugas untuk mengefisienkan energi.

Ada yang melubangi kembali, menaruh pohonnya, dan memasang tali pengikat. Tak terasa 1,5 jam pohon yang disiapkan untuk kelompok ini habis. Artinya, target telah dicapai dan kami bisa mengambil momen untuk dokumentasi.

Kegiatan serta perjalanan ini menjadi suatu refleksi bagiku. Lebih dari sekadar nostalgia masa SMA, aku mulai menyadari beberapa hal penting. Pemandangan yang berwarna hitam dari sepadan jurang jalan Kintamani (atas) itu kukira hanya karena awan yang menutupi cahaya matahari di atasnya. Namun, pada beberapa titik itu memang merupakan lahan hutan yang kritis.

Saya (penulis) berpose sehabis menanam di sela-sela batu | Foto: Dok. Diyana

Kita melihat  dari jauh hamparan batuan vulkanik, pasir atau kerikil berwarna hitam di lereng Gunung Batur itu adalah pemandangan yang begitu indah. Melihat lebih dekat hamparan batuan vulkanik tersebut, itu merupakan daerah lahan kritis. Titik tutupan hijaunya sedikit.

Setiap tahun, eksploitasi dari pemandangan lahan kritis itu kian meningkat. Peningkatan itu perlu diimbangi dengan meningkatnya agenda-agenda konservasi di daerah itu agar angka tutupan hijau juga ikut meningkat.

Bali Reforestation Festival menjadi alarm setiap tahunnya tentang keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan generasi. Antara refleksi dan nostalgia, festival ini kembali mengingatkan bahwa melestarikan alam bukan hanya kenangan masa laluku, tetapi tentang keberlanjutan untuk masa depan. [T]

Penulis: Gede Diyana Putra
Editor: Adnyana Ole

12.000 Pohon untuk Kurangi Emisi Karbon – Ini Program HUT ke-12 AirNav Indonesia
Menebar Ikan dan Tanam Pohon di Kawasan Danau Buyan — Konsos PMM 4 Inbound Unud
Kolaborasi Internasional di Desa Pedawa: Menanam Pohon Menjaga Air
Sepiantari & Sepiantini Nandurin Gumi: Riang Jalan Mencari Pohon Langka dalam Hutan
Pemuda-pemuda yang Mengabarkan Cerita Baik dari Pedawa: Menanam Pohon, Mencintai Tradisi dan Bahasa
Tags: alamBangliDanau BaturDesa Batur SelatanGunung BaturKintamanilingkungan
Previous Post

Gending Sanghyang Sampat dan Cerita Lain di Desa Sangketan, Penebel-Tabanan

Next Post

Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

Gede Diyana Putra

Gede Diyana Putra

Anak dari Desa Selat yang senang bepergian dan berorganisasi. Sudah menyelesaikan perkuliahannya di PGSD Undiksha

Next Post
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co