31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Rum dan Tongkat Ratu Semut | Dongeng dari Papua

Gody UsnaatbyGody Usnaat
December 16, 2024
inDongeng
Rum dan Tongkat Ratu Semut | Dongeng dari Papua

Ilustrasi tatkala.co | Rusdy

DAHULU kala, ada seekor tikus tanah bernama Rum. Ia berbulu halus. Ia berkumis tipis. Giginya tajam—ia biasa memotong ranting dengan giginya. Ia tinggal di sebuah liang bersama kedua adiknya. Mereka adalah yatim piatu. Sebagai kakak—Rum menyayangi mereka: Ia memandikan mereka. Ia menyiapkan makanan dan ia menidurkan mereka.

Ia sering pergi jauh—sendirian,  mencari buah-buahan seperti buah peru, buah kogor dan buah yembil.

Di dalam gudang,  buah-buahan hampir habis. Rum pamit kepada kedua adiknya. Kali ini, kedua adiknya seperti tak merelakan kakaknya pergi lebih jauh dan lama. Keduanya ingin menemani si kakak tapi Rum tak setuju: “Tak bagus kalau rumah kita kosong beberapa hari.” Ini pesan yang ditinggalkan kedua orangtua, pesan yang selalu mereka ingat. Kedua adiknya terpaksa tinggal di rumah.

Ia pergi ke rumah ratu semut—sahabatnya. Ratu semut menyarankan kepadanya agar ia pergi saja ke arah barat hutan. Di daerah itu ada satu pohon peru dan sekarang pohon itu sedang berbuah.

Ketika Rum hendak melanjutkan perjalanan, ratu semut berkata: “Di sana ada seekor ular, kau boleh membawa tongkat pelindung ini”  Ia menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada si ratu semut. Tapi tongkat yang ia terima itu punya pantangan: Rum, jangan memetik lebih dari 20 buah. Jika ia melanggar, maka seluruh hutan milliknya akan terbakar. Ia menyanggupi syarat itu.

Dalam perjalanan, ia singgah di rumah rusa. Rusa tak ada di sana. Di dekat rumah rusa ada sungai kecil yang airnya jernih. Rum ke sana untuk mandi. Usai mandi ia makan buah yembil yang ia bawa dari rumah. Ia tidur sebentar dengan telinga yang selalu dengar percik air, suara angin dan bunyi patahan ranting. Di dalam tidur, ia bermimpi: ia lihat kedua adiknya di rumah sedang pesta buah: buah matoa, buah pisang, buah gomo—buah-buahan itu dibawa orang tua.

Ia dikagetkan oleh percik air sungai yang persis mengenai dahinya.  Ia Lalu mengusap mata dan mencoba mengingat-ingat adegan mimpinya tapi ia sudah lupa. Ia basuh muka lalu membereskan bawaanya lalu melanjutkan perjalanan. Perjalanan masih tersisa dua kilometer.

Rum semakin dekat dengan rumah ular: rumah beratap semak dan berdinding batu.  Ular sedang tidur melingkar dengan mata tertutup. Ular itu berwarna hijau kebiruan, di bagian perut berwarna kuning telur ayam.  Hari itu dingin dan berkabut—sesekali hujan kecil datang dan membasahi hutan. Di samping rumah ular ada sebuah pohon peru yang sarat buahnya.

Sudah dua hari Rum berjalan jauh dan saat melihat buah peru yang mulai matang itu, ia semakin lapar dan ingin segera memetik dan memakannya, tentu saja sebagian juga ia akan bawa pulang.  Rum teringat kata-kata bapa bahwa bangsa ular adalah musuh keluarga tikus tanah, sebisa mungkin—para tikus tanah mesti menghindar dari wilayah kekuasaan ular. Tapi bagaimana pun inilah satu-satunya pohon peru yang masih hidup dan berbuah.

Sebenarnya ada banyak pohon peru tapi beberapa tahun lalu datang wabah yang menimpa seluruh keluarga peru: wabah itu mula-mula menyerang daun: daun kering dan gugur, lalu wabah menyerang ranting: reranting kering dan patah, lalu wabah menyerang juga batang, batang pohong kering dan lapuk hingga akar.

Kini yang tersisa satu pohon peru, dan ia dijaga ular.

Rum memandang tongkat itu: tongkat hitam arang dan ia melemparkan tongkat itu ke tanah, sambil berkata: “Terjadilah, terjadilah, terjadilah!” Seketika tongkat berubah menjadi koloni semut: semut kecil berwarna hitam, berkaki kecil, bermata kecil. Koloni semut itu dipimpin oleh satu panglima perang. Kemudian setelah mereka mendengar arahan Rum, mereka berjalan dengan barisan panjang. Kabut makin tebal. Rum, menggigil sebab seluruh tubuhnya basah. Semut-semut itu berjalan mendekati sang ular yang sesekali melemparkan pandangan ke pohon peru. Mereka mengucapkan salam kepada si ular.

 Semut—panglima perang bilang:

“Apakah kami boleh meminta 20 buah peru?”

“Tidak! ini milikku dan aku sedang menunggu tikus tanah—makanan kesukaanku.”

Ia menjulurkan lida cabangnya.

 “Bolehkah kami meminta 10 buah? Kami sangat lapar.”

Sang ular tetap menjawab: “Tidak!” Ekornya bergoyang menyentuh daun kering.

Barisan semut itu, pulang. Dalam perjalanan pulang, panglima semut berpikir—bagaimana kalau salah satu dari mereka berubah wujud menjadi tikus tanah?

Ia sendiri bersedia menjadi tikus tanah. Segera ia berbicara dengan Rum.

Si panglima berubah wujud, tikus tanah: berbulu halus coklat, bergigi tajam dan bermata jernih mata air.

“Aku akan berjalan ke pohon peru,” kata panglima perang.

Segera—ia ke sana. Ia lihat ular dengan mata yang awas. Ular itu mulai merayap ke arahnya. Si panglima terus bergerak mendekati pohon tetapi ia tak mengambil satu buah pun, saat ular itu mulai mempercepat gerakannya ia segera berlari melingkar ke belakang rumah. “Ayo, ular, kejar aku!”  teriak panglima.

Ia bergerak menjauh dari rumah si ular.

Segera Rum dan koloni semut lain bergerak secepat angin. Beberapa memanjat pohon sedang yang lain memungut dan mengumpulkan lalu membawah buah-buah itu menjauh dari rumah ular. Lalu kembali ke tempat persembunyian sambil memantau arah pergerakan panglima, Rum memakan buah peru. Oh, mereka lupa pesan si ratu semut: Mereka memetik 100 buah.

Di belakang rumah si ular, panglima itu telah berubah wujud menjadi semut. Si ular seperti kehilangan jejak dalam sekejap mata. Ia mencarinya tapi hanya aroma tubuh si tikus yang semakin tajam dan ular itu terus bergerak mengikuti aroma tikus tanah yang semakin jauh dari rumahnya. Tak lama kemudian panglima koloni semut kembali: ia bergabung dengan koloni semut lain dan berubah wujud menjadi tongkat.

Rum kembali ke liang—mengikuti jalan yang sama.  Tetapi sebelum sampai di sana, ia didatangi koloni semut: ia dapat kabar bahwa hutan miliknya telah terbakar. Saat itulah ia sadar bahwa ia telah memetik lebih dari dua puluh buah. Ia segera mempercepat langkahnya. Ia singgah di rumah ratu semut. Ia mengucapkan banyak terima kasih dan ia menyerahkan tongkat itu kepada sang ratu.

Ia segera berlari lebih kencang dan ia dapati hutan miliknya telah lenyap. Hanya asap dan sisa bara api, aroma tubuh kedua adiknya tercium juga olehnya, ia bergerak mengikuti aroma itu hingga tiba di rumah: ia tak dapatkan mereka, hanya abu dan asap dan juga sisa bara api. Ia meneteskan air mata, beberapa tetesnya jatuh dan memadamkan nyala bara.

Ia berkabung untuk beberapa hari. Segera setelah itu, ia menanam biji pohon peru. Ia menyiram dengan mengambil air dari sungai milik rusa. Melihat ia bekerja sendirian, rusa dan koloni semut datang membantunya menimbah air. Kasuari juga membantunya, ia menaburkan biji tanaman lain, demikian juga burung kaka tua—ia menaburkan biji damar yang ia bawa dari hutan miliknya.

Suatu malam, Rum bermimpi. Ia bertemu ayah dan ibunya. Keduanya memberi tahu bahwa kedua adiknya telah mereka selamatkan. Mereka terbang dan kini tinggal di satu tempat, hutannya luas dan banyak pohon peru.  Ayah dan ibunya membantu Rum—mereka menumbuhkan dua pohon peru. [T]

(Ubrub-2024)

  • KLIK untuk BACA dongeng lainnya
Lukas dan Tuk Kecil yang Baik Hati | Dongeng dari Papua
Dongeng | Anak Kecil dan Pohon Pemali
Dongeng | Si Jangkrik Kalung yang Terlalu Percaya Diri
Aya, Seekor Anak Buaya Tak Lagi Makan Daging
Tags: dongengdongeng dari papua
Previous Post

Demokrasi itu Kesetaraan dan Kebebasan — Dari Kuliah Umum di UPMI Bali

Next Post

Babi Goreng Warunk Dadong Located di Blahkiuh: Tersembunyi dan Dicari Selalu

Gody Usnaat

Gody Usnaat

Penyair tinggal Umuaf, Papua. Salah satu buku puisi "Mama Mengayam Noken"

Next Post
Babi Goreng Warunk Dadong Located di Blahkiuh: Tersembunyi dan Dicari Selalu

Babi Goreng Warunk Dadong Located di Blahkiuh: Tersembunyi dan Dicari Selalu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co