11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Rum dan Tongkat Ratu Semut | Dongeng dari Papua

Gody UsnaatbyGody Usnaat
December 16, 2024
inDongeng
Rum dan Tongkat Ratu Semut | Dongeng dari Papua

Ilustrasi tatkala.co | Rusdy

DAHULU kala, ada seekor tikus tanah bernama Rum. Ia berbulu halus. Ia berkumis tipis. Giginya tajam—ia biasa memotong ranting dengan giginya. Ia tinggal di sebuah liang bersama kedua adiknya. Mereka adalah yatim piatu. Sebagai kakak—Rum menyayangi mereka: Ia memandikan mereka. Ia menyiapkan makanan dan ia menidurkan mereka.

Ia sering pergi jauh—sendirian,  mencari buah-buahan seperti buah peru, buah kogor dan buah yembil.

Di dalam gudang,  buah-buahan hampir habis. Rum pamit kepada kedua adiknya. Kali ini, kedua adiknya seperti tak merelakan kakaknya pergi lebih jauh dan lama. Keduanya ingin menemani si kakak tapi Rum tak setuju: “Tak bagus kalau rumah kita kosong beberapa hari.” Ini pesan yang ditinggalkan kedua orangtua, pesan yang selalu mereka ingat. Kedua adiknya terpaksa tinggal di rumah.

Ia pergi ke rumah ratu semut—sahabatnya. Ratu semut menyarankan kepadanya agar ia pergi saja ke arah barat hutan. Di daerah itu ada satu pohon peru dan sekarang pohon itu sedang berbuah.

Ketika Rum hendak melanjutkan perjalanan, ratu semut berkata: “Di sana ada seekor ular, kau boleh membawa tongkat pelindung ini”  Ia menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada si ratu semut. Tapi tongkat yang ia terima itu punya pantangan: Rum, jangan memetik lebih dari 20 buah. Jika ia melanggar, maka seluruh hutan milliknya akan terbakar. Ia menyanggupi syarat itu.

Dalam perjalanan, ia singgah di rumah rusa. Rusa tak ada di sana. Di dekat rumah rusa ada sungai kecil yang airnya jernih. Rum ke sana untuk mandi. Usai mandi ia makan buah yembil yang ia bawa dari rumah. Ia tidur sebentar dengan telinga yang selalu dengar percik air, suara angin dan bunyi patahan ranting. Di dalam tidur, ia bermimpi: ia lihat kedua adiknya di rumah sedang pesta buah: buah matoa, buah pisang, buah gomo—buah-buahan itu dibawa orang tua.

Ia dikagetkan oleh percik air sungai yang persis mengenai dahinya.  Ia Lalu mengusap mata dan mencoba mengingat-ingat adegan mimpinya tapi ia sudah lupa. Ia basuh muka lalu membereskan bawaanya lalu melanjutkan perjalanan. Perjalanan masih tersisa dua kilometer.

Rum semakin dekat dengan rumah ular: rumah beratap semak dan berdinding batu.  Ular sedang tidur melingkar dengan mata tertutup. Ular itu berwarna hijau kebiruan, di bagian perut berwarna kuning telur ayam.  Hari itu dingin dan berkabut—sesekali hujan kecil datang dan membasahi hutan. Di samping rumah ular ada sebuah pohon peru yang sarat buahnya.

Sudah dua hari Rum berjalan jauh dan saat melihat buah peru yang mulai matang itu, ia semakin lapar dan ingin segera memetik dan memakannya, tentu saja sebagian juga ia akan bawa pulang.  Rum teringat kata-kata bapa bahwa bangsa ular adalah musuh keluarga tikus tanah, sebisa mungkin—para tikus tanah mesti menghindar dari wilayah kekuasaan ular. Tapi bagaimana pun inilah satu-satunya pohon peru yang masih hidup dan berbuah.

Sebenarnya ada banyak pohon peru tapi beberapa tahun lalu datang wabah yang menimpa seluruh keluarga peru: wabah itu mula-mula menyerang daun: daun kering dan gugur, lalu wabah menyerang ranting: reranting kering dan patah, lalu wabah menyerang juga batang, batang pohong kering dan lapuk hingga akar.

Kini yang tersisa satu pohon peru, dan ia dijaga ular.

Rum memandang tongkat itu: tongkat hitam arang dan ia melemparkan tongkat itu ke tanah, sambil berkata: “Terjadilah, terjadilah, terjadilah!” Seketika tongkat berubah menjadi koloni semut: semut kecil berwarna hitam, berkaki kecil, bermata kecil. Koloni semut itu dipimpin oleh satu panglima perang. Kemudian setelah mereka mendengar arahan Rum, mereka berjalan dengan barisan panjang. Kabut makin tebal. Rum, menggigil sebab seluruh tubuhnya basah. Semut-semut itu berjalan mendekati sang ular yang sesekali melemparkan pandangan ke pohon peru. Mereka mengucapkan salam kepada si ular.

 Semut—panglima perang bilang:

“Apakah kami boleh meminta 20 buah peru?”

“Tidak! ini milikku dan aku sedang menunggu tikus tanah—makanan kesukaanku.”

Ia menjulurkan lida cabangnya.

 “Bolehkah kami meminta 10 buah? Kami sangat lapar.”

Sang ular tetap menjawab: “Tidak!” Ekornya bergoyang menyentuh daun kering.

Barisan semut itu, pulang. Dalam perjalanan pulang, panglima semut berpikir—bagaimana kalau salah satu dari mereka berubah wujud menjadi tikus tanah?

Ia sendiri bersedia menjadi tikus tanah. Segera ia berbicara dengan Rum.

Si panglima berubah wujud, tikus tanah: berbulu halus coklat, bergigi tajam dan bermata jernih mata air.

“Aku akan berjalan ke pohon peru,” kata panglima perang.

Segera—ia ke sana. Ia lihat ular dengan mata yang awas. Ular itu mulai merayap ke arahnya. Si panglima terus bergerak mendekati pohon tetapi ia tak mengambil satu buah pun, saat ular itu mulai mempercepat gerakannya ia segera berlari melingkar ke belakang rumah. “Ayo, ular, kejar aku!”  teriak panglima.

Ia bergerak menjauh dari rumah si ular.

Segera Rum dan koloni semut lain bergerak secepat angin. Beberapa memanjat pohon sedang yang lain memungut dan mengumpulkan lalu membawah buah-buah itu menjauh dari rumah ular. Lalu kembali ke tempat persembunyian sambil memantau arah pergerakan panglima, Rum memakan buah peru. Oh, mereka lupa pesan si ratu semut: Mereka memetik 100 buah.

Di belakang rumah si ular, panglima itu telah berubah wujud menjadi semut. Si ular seperti kehilangan jejak dalam sekejap mata. Ia mencarinya tapi hanya aroma tubuh si tikus yang semakin tajam dan ular itu terus bergerak mengikuti aroma tikus tanah yang semakin jauh dari rumahnya. Tak lama kemudian panglima koloni semut kembali: ia bergabung dengan koloni semut lain dan berubah wujud menjadi tongkat.

Rum kembali ke liang—mengikuti jalan yang sama.  Tetapi sebelum sampai di sana, ia didatangi koloni semut: ia dapat kabar bahwa hutan miliknya telah terbakar. Saat itulah ia sadar bahwa ia telah memetik lebih dari dua puluh buah. Ia segera mempercepat langkahnya. Ia singgah di rumah ratu semut. Ia mengucapkan banyak terima kasih dan ia menyerahkan tongkat itu kepada sang ratu.

Ia segera berlari lebih kencang dan ia dapati hutan miliknya telah lenyap. Hanya asap dan sisa bara api, aroma tubuh kedua adiknya tercium juga olehnya, ia bergerak mengikuti aroma itu hingga tiba di rumah: ia tak dapatkan mereka, hanya abu dan asap dan juga sisa bara api. Ia meneteskan air mata, beberapa tetesnya jatuh dan memadamkan nyala bara.

Ia berkabung untuk beberapa hari. Segera setelah itu, ia menanam biji pohon peru. Ia menyiram dengan mengambil air dari sungai milik rusa. Melihat ia bekerja sendirian, rusa dan koloni semut datang membantunya menimbah air. Kasuari juga membantunya, ia menaburkan biji tanaman lain, demikian juga burung kaka tua—ia menaburkan biji damar yang ia bawa dari hutan miliknya.

Suatu malam, Rum bermimpi. Ia bertemu ayah dan ibunya. Keduanya memberi tahu bahwa kedua adiknya telah mereka selamatkan. Mereka terbang dan kini tinggal di satu tempat, hutannya luas dan banyak pohon peru.  Ayah dan ibunya membantu Rum—mereka menumbuhkan dua pohon peru. [T]

(Ubrub-2024)

  • KLIK untuk BACA dongeng lainnya
Lukas dan Tuk Kecil yang Baik Hati | Dongeng dari Papua
Dongeng | Anak Kecil dan Pohon Pemali
Dongeng | Si Jangkrik Kalung yang Terlalu Percaya Diri
Aya, Seekor Anak Buaya Tak Lagi Makan Daging
Tags: dongengdongeng dari papua
Previous Post

Demokrasi itu Kesetaraan dan Kebebasan — Dari Kuliah Umum di UPMI Bali

Next Post

Babi Goreng Warunk Dadong Located di Blahkiuh: Tersembunyi dan Dicari Selalu

Gody Usnaat

Gody Usnaat

Penyair tinggal Umuaf, Papua. Salah satu buku puisi "Mama Mengayam Noken"

Next Post
Babi Goreng Warunk Dadong Located di Blahkiuh: Tersembunyi dan Dicari Selalu

Babi Goreng Warunk Dadong Located di Blahkiuh: Tersembunyi dan Dicari Selalu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co