PAGI hari begitu cerah. Saya berangkat untuk mengunjungi sebuah objek wisata alam yang asri dan menyegarkan mata di Desa Suwat, Gianyar, Bali. Nama obyek itu, Suwat Waterfall.
Dari Denpasar, saya menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor sejauh 30 km, yang memakan waktu sekitar 50 menit. Setelah perjalanan yang menyenangkan, akhirnya penulis tiba di Suwat Waterfall. Lokasinya di Jl. Pura Dalem, Desa Suwat, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Pukul 08.00 pagi saya tiba.
Saya langsung disambut dengan hangat oleh petugas penjaga dan keindahan alam hijau yang memukau di sekitar air terjun ini, yang seakan mengundang untuk menjelajah lebih jauh.
Menuju air terjun suwat waterfal | Foto: Aristya Adinanda
Suwat Waterfall merupakan salah satu wisata alam yang ada di Gianyar. Obyek wisata alam ini memiliki lokasi yang cukup tersembuny, yang jarang dan tidak banyak orang tahu. Namun hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang menyukai ketenangan dan kesunyian alam.
Untuk menuju ke Suwat Waterfall kita melewati persawahan dan perkebunan yang terawat menjadi asri.
Obyek wisata ini terlihat sangat terawat. Detail-detail kecil terjaga dengan baik, seperti jalan setapak yang disusun rapi dengan pinggiran rumput yang tetap hijau. Banyaknya tanaman dan rerumputan yang asri menambah indahnya suasana Suwat Waterfall.
Keindahan dan Daya Tarik
Yang menjadi daya tari Suwat Waterfall ini adalah tentu saja air terjunya yang berada di tengah-tengah tebing. Airnya yang mengalir deras menawarkan pesona yang menarik untuk tetap dipandang mata.
Air terjun suwat waterfall dan budidaya burung merpati | Foto: Aristya Adinanda
Apalagi tebing alami yang memiliki ukiran unik dan diselimuti dangan tumbuhan sehingga menambah keunikan obyek ini. Di sini wisatawan dapat berenang. Selain itu wisatawan juga dapat berfoto dan menaiki rakit yang sudah disediakan petugas,
Selain keindahan air terjun dan alam yang indah, Suwat Waterfall juga memiliki daya tarik lain yaitu budidaya burung dara yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Lokasi budidaya burung dara itu letaknya di sebelah kanan air terjun.
Shiva holy water | Foto: Aristya Adinanda
Selain waterfall dan budidaya burung dara terdapat juga tempat pangelukatan shiva yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, Dimana wisatawan lokal maupun mancanegara datang berkunjung untuk melakukan pengelukatan (pembersihan diri secara niskala) di Shiva Holly Water. Tempat ini dijadikan sebagai tempat pengelukatan dan pusat meditasi bagi wisatawan.
Penglukatan ini terdiri dari pancoran Pitu (tujuh), Pancoran Durga dan Pancoran Siwa dan akan dilengkapi kolam yang panjang sebagai tempat bagi pemedek (pengunjung) untuk meditasi di dalam air.
Pengunjung yang datang ke tempat ini akan merasakan aura magis yang luar biasa. Informasi menyebutkan, pendirian patung Siwa di tempat ini tidak terlepas dari petunjuk sesuhunan, Ida Bhatara.
Pengelukatan ini diperuntukkan bagi semua umat manusia tanpa memandang agama, ras dan sekat-sekat lainnya.
“Kami meyakini energi kasih Siwa akan memanggil seluruh dunia untuk datang,” kata Ngakan Suardika, salah satu petugas jaga di obyek itu.
Akses yang Hijau dan Tertata Rapi
Untuk menuju Suwat Waterfall, saya melewati akses yang begitu hijau memanjakan mata. Dari area parkir, kita harus berjalan melewati jalan setapak yang tersusun dengan rapi.
Akses menuju waterfall | Foto: Aristya Adinanda
Di sepanjang jalan setapak ini, tanaman hijau yang terawat dengan baik menghiasi pinggirannya, menciptakan suasana yang asri dan menenangkan.
Pemandangan hijau yang rapi memberikan sensasi ketenangan, membuat perjalanan terasa lebih menyegarkan. Setelah itu, kita harus menuruni anak tangga yang jumlahnya tidak terlalu banyak, namun cukup memberikan pengalaman tersendiri dalam perjalanan menuju air terjun.
Setiap langkah yang diambil semakin membawa kita lebih dekat ke keindahan alam yang menakjubkan, dengan udara segar dan pemandangan yang semakin mempesona.
Fasilitas yang Lengkap dan Memadai
Air Terjun Surat Waterfall tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang memukau, tetapi juga berbagai fasilitas yang memastikan kenyamanan dan keselamatan pengunjung.
Fasilitas di suwat waterfall | Foto: Aristya Adinanda
Di area wisata ini, pengunjung dapat menemukan toilet umum yang bersih dan nyaman, serta tempat sampah yang terpisah antara sampah organik dan non-organik, yang mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Selain itu, tersedia tempat duduk di beberapa titik strategis, ideal untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan sekitar yang menenangkan.
Bagi yang merasa lapar, pengunjung bisa menikmati hidangan di restoran dan warung yang menyajikan berbagai menu makanan dan minuman lokal, menawarkan kenyamanan setelah berkeliling.
Papan informasi yang tersebar di beberapa titik memberikan wawasan lebih tentang sejarah dan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar air terjun.
Bagi pengunjung yang ingin bermain air, tersedia pelampung keselamatan yang dapat dipinjam secara gratis, menjamin keamanan saat berada di dekat air terjun. Semua fasilitas ini, mulai dari kebersihan, kenyamanan, hingga keselamatan, menjadikan Air Terjun Surat Waterfall sebagai destinasi wisata yang tak hanya indah tetapi juga sangat nyaman dan aman untuk dikunjungi, memberikan pengalaman yang menyegarkan dan memuaskan bagi setiap pengunjung.
Pengelola yang Ramah dan Informatif
Setelah berkunjung ke objek wisata ini, saya mendapatkan informasi langsung dari petugas yang ada di sana. Objek wisata ini dikelola oleh desa setempat dan sudah memiliki manajemen yang terstruktur dengan baik, yang dipimpin oleh Ngakan Aji Sudibya.
Loket dan pengelola di waterfall | Foto: Aristya Adinanda
Selain itu, ada juga sejumlah petugas yang bertanggung jawab atas kebersihan, penjagaan loket, dan keamanan.
Menurut penjelasan yang saya terima, lokasi objek wisata ini merupakan tanah milik pribadi, sehingga masyarakat desa tidak mengizinkan pengelolaannya oleh pemerintah atau pihak lain di luar desa. Objek wisata ini juga sudah memiliki beberapa akun media sosial, termasuk Instagram, Gmail, dan website resmi untuk memudahkan pengunjung dalam mendapatkan informasi lebih lanjut.
Untuk tiket masuk, dikelola langsung oleh masyarakat desa, dengan tarif tiket masuk sebesar Rp40.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak, baik untuk pengunjung lokal maupun mancanegara.
Di Suwat Waterfall | Foto: : Aristya Adinanda
Untuk keberlanjutan Suwat Waterfall, objek wisata ini akan terus dikelola oleh desa setempat. Pengelolaan oleh pemerintah masih memerlukan kesepakatan antara pengurus desa dan beberapa pihak terkait, yang belum terwujud hingga saat ini.
Meskipun memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengelolaannya, seperti yang disampaikan oleh petugas setempat. Salah satu kesulitan utama adalah kondisi cuaca, terutama saat hujan. Karena lokasi Suwat Waterfall yang terletak di area tebing, keselamatan pengunjung menjadi perhatian utama.
Saat hujan, tanah yang licin dan kemungkinan tumbangnya pohon membuat area ini sangat berbahaya bagi wisatawan. Selain itu, aliran air di sekitar air terjun juga meningkat tajam dan bisa meluap, yang membuat air terjun menjadi sangat deras dan berbahaya untuk dikunjungi.
Oleh karena itu, demi keselamatan pengunjung, objek wisata ini akan ditutup sementara ketika cuaca buruk atau hujan lebat, untuk menghindari resiko yang dapat membahayakan keselamatan pengunjung.
Meskipun demikian, pengelola dan masyarakat desa setempat tetap berkomitmen untuk menjaga dan merawat Suwat Waterfall agar tetap menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi pengunjung. [T]
Catatan: artikel ini merupakan tugas perkualiahan mahasiswa di Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional (IPBI) Bali dalam Program Studi S1 Pariwisata Semester 3