30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kepuakan, Bedil Bukan, tapi Alat Pengusir Burung di Sawah

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
November 12, 2024
inKhas
Kepuakan, Bedil Bukan, tapi Alat Pengusir Burung di Sawah

Kepuakan di Subak Spirit Festival 2024 | Foto: tatkala.co/Son

BURUNG-burung terus hinggap di padi yang sudah menguning, tentu, bersamaan dengan belalang. Menggigit daun, mengupas padi menguning yang keemas-emasan itu; menyesap, dan para petani di Jatiluwih sudah biasa mengusir mereka (hama) dengan kepuakan.

Mengapa tidak bedil?

“Gak boleh!” kata Ketut Suke (69), petani asal Jatiluwih. Di sana, sejak pagi ia menunggu Wakil Mentri (Wamen) Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, untuk membuka Subak Spirit Festival 2024 pada Sabtu, 9 November 2024.

Waktu itu, Suke diminta panitia untuk menyambut Giring menggunakan bunyi kepuakan.

I Ketut Sumantra menggunakan baju hitam sisi paling kiri, saat memainkan kepuakan | Foto: tatkala.co/Son

Kepuakan adalah alat pengusir burung yang terbuat dari bambu setengah tua—alias muda tapi gak muda-muda amat. Pokoknya begitulah. Panjangnya sekitar 60 cm. Dan Suke sudah membuatnya dari rumah, juga dengan yang lain. Secara bersamaan, alat itu terus dibunyikkan—diperkenalkan kepada para pengunjung suaranya.

Setiap masa panen raya, para petani sudah biasa membunyikannya, tentu, di samping lelakut—orang-orangan sawah yang sudah di pasang di sekitar sawah mereka. Menakuti burung tengah malam, atau menakuti musang itu malam-malam. Horor tapi nyeni.

Sebuah manipulasi yang bagus, burung bisa tergocek dengan sendirinya, juga musang. Bahkan dengan kepuakan, belum digocek, sudah becek—begitulah kira-kira kata komedian Kiki Saputri. Hehe..

Mesti kita sadari, kepuakan menjadi alat yang teramah walaupun memiliki fungsi mengusir, dan bedil tentu tidak. Bedil memang bisa mengusir burung, bahkan juga mengusir manusia. Sebab itulah bedil dianggap tidak ramah karena dapat membantai ekosistem (mata rantai makanan) di sawah. Apalagi nuklir. Haram jaddah!

Instalasi kepuakan yang dipajang di panggung utama Subak Spirit Festival 2024 | Foto: tatkala.co/Jaswan

“Burung itu jangan ditembak, Mas, nanti mati. Pakai alat ini aja,” ujar Ketut Suke tersenyum sambil menunjukkan alat yang ia pegang, kepuakan.

“Tuktuktuktuk..” ia membunyikkan kepuakannya kemudian.

Padi lokal Bali di Jatiluwih, itu menjadi pemandangan yang agaknya langka. Tentu, revolusi hijau—yang digenjot oleh Orde Baru (Orba)—merubah cara pandang para petani, tak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia. Sampai sekarang.

Padi-padi asli Bali panjangnya bisa melebihi anak SD kelas lima. Dan ketika alat kepuakan dibunyikkan saat jam makan siang si burung—oleh Pak Tani, tok..tok..tok..  Syahdan, burung-burung itu terbang tak beraturan. Sepertinya suara kepuakan adalah suara petani itu sendiri.

Simulasi Kecil Menyambut Panen Raya

Tak terbayang, menjadi pemandangan yang bagus itu jika kita melihatnya di atas ketinggian, atau setara dengan padi lokal menjulang sejajar tubuh kita. Tentu, sekarang, barangkali fenomena itu masih ada, tetapi tidak banyak—sebagaimana padi lokal kini. Cobalah datang saat panen raya tiba. Semoga ada.

Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, saat mencoba membunyikan kepuakan | Foto: tatkala.co/Son

Di Jatiluwih, tentang sawah—yang luasnya sekitar 636 hektar itu—-dengan petaknya yang berundak, telah menciptakan lanskap hijau yang bagus. Uh. Mata siapa yang tidak tercolok untuk menatapnya lebih lama? Bule-bule bertengger untuk itu, dan dolar dikoceknya dalam-dalam.

Dan Subak Spirit Festival 2024, barangkali merupa ruang perayaan dan sebuah simulasi kecil panen raya. Bagaimana aktivitas para petani dipertunjukkan, beserta dengan alat-alat peraga yang biasa mereka gunakan saat bertani. Lihat aktivitas membuat lelakutyang ditulis Kanda saya, Mas Jaswan di sini: Ada Lelakut di Subak Spirit Festival 2024.

Tapi saya mau cerita yang lain. Di balik gapura yang cantik, berjejer para petani memeragakan dirinya, tentu, sebagai petani. I Ketut Sumantra (63), misalnya. Ia berdiri tak memakai baju dengan waktu cukup lama. Kulitnya yang sawo matang itu, menggurat usia, menandakan begitu lamanya ia sudah menjadi petani. Tak terbayang asam–garam sebagai petani ia pernah rasakan.

I Ketut Sumantra, tengah, sedang menagen atau memonggok hasil bumi: padi, bersama petani yang lain saat menyambut Wakil Menteri Kebudayaan | Foto: tatkala.co/Son

Ia adalah seorang petani dari Desa Jatiluwih. Di sana, ia memonggok hasil panen sebagai contoh bagaimana masyarakat memiliki corak budaya demikian. Intinya, festival ini melibatkan masyarakat untuk kembali memainkan ornamental pertanian subak di Jatiluwih.

Berderet dengan yang lain, yang membawa bakul, oleh ibu-ibu, menjadi tukang sabit rumput kemudian bapak-bapak itu. Membawa dedaunan, membawa sayu-sayuran—atau hasil panen, masyarakat benar-benar tampak terlihat tradisional.

Kemudian, tak hanya tentang lanskap yang indah secara sekala atau nyata itu, tetapi juga bagaimana masyarakat Bali begitu mengagungkan alam—menghubungkannya dengan rasa spiritual. Melalui subak, yaitu sistem pengairan itu, masyarakat di Jatiluwih secara niskala pun memiliki pura subak yang agung.

Ibu-ibu petani saat menyambut Wakil Menteri Kebudayaan di Subak Spirit Festival 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Tapi bagaimana dengan Revolusi Hijau yang memiliki efek samping sangat panjang sekarang? Sawah tak lagi agung?! Atau memang tak dipikirkan sedetail petani memikirkan alat pengusir burung? Hehe..dorrrr..! Tiaraaaaaap….[T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto

Melihat Jatayu Menari di Jatiluwih
Menciptakan Generasi Asik, Petani Muda Penangkap Lindung, di Jatiluwih
Ada Lelakut di Subak Spirit Festival 2024
Subak Spirit Festival 2024: Merayakan Subak, Menjaga Entitas dan Identitas Masyarakat Bali
Subak Spirit Festival 2024, Pesta Rakyat, dan Usaha Pemuliaan Air
Tags: jatiluwihKepuakanSubak Spirit Festival
Previous Post

Melihat Jatayu Menari di Jatiluwih

Next Post

Mahasiswa UPMI Bali Magang di tatkala.co : Mereka Belajar Menceritakan Peristiwa Nyata

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Mahasiswa UPMI Bali Magang di tatkala.co : Mereka Belajar Menceritakan Peristiwa Nyata

Mahasiswa UPMI Bali Magang di tatkala.co : Mereka Belajar Menceritakan Peristiwa Nyata

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co