Pergi ke sekolah baru di Kediri
Punya temen namanya Cici
Rasa antusias datang menghampiri
Mencoba teknik masak baru bernama Hibachi
Ya, HIBACHI!
Hibachi bukanlah teknik memasak baru dalam kuliner global, termasuk Indonesia. Meskipun mungkin relatif baru populer di beberapa daerah atau kalangan tertentu, hibachi memiliki sejarah yang panjang.
Istilah “hibachi” sendiri merujuk pada pemanggang arang portabel dari Jepang yang secara tradisional digunakan untuk pemanasan. Namun, di luar Jepang, istilah ini sering digunakan untuk menyebut teppanyaki, yaitu gaya memasak Jepang di atas plat besi datar yang besar.
Hibachi menawarkan pengalaman menyantap makanan yang interaktif dan menghibur. Popularitas gaya memasak ini telah meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya minat terhadap kuliner internasional dan pengalaman bersantap yang unik.
Jadi, meskipun konsep dan teknik memasak di balik hibachi bukanlah hal baru, penyajiannya sebagai bentuk hiburan kuliner di restoran dan hotel mungkin masih relatif baru dan terus berkembang di Indonesia.
Spektakel rasa dan api di atas panggangan adalah sebutan yang menarik untuk hibachi karena menghadirkan pengalaman kuliner yang unik dengan kombinasi rasa dan visual yang menarik, terutama dalam gaya penyajian di restoran hibachi.
Di restoran hibachi, chef seringkali menggunakan api tinggi di atas panggangan saat memasak, menciptakan efek visual yang menarik dan dramatis. Percikan api atau nyala yang besar menarik perhatian pelanggan, menjadikannya sebagai pertunjukan masak yang menghibur.
Hibachi di restoran Jepang seringkali disajikan oleh chef yang memasak langsung di hadapan pelanggan. Chef biasanya menampilkan trik dan keterampilan memasak, mulai dari melempar telur hingga memainkan spatula, yang memberi kesan sebagai “spektakel” atau tontonan yang menarik. Pengalaman ini menciptakan suasana makan yang lebih hidup dan tak terlupakan.
Mengikuti tren kebutuhan perkembangan dunia kuliner terkini, hibachi dirasa penting untuk dimasukkan sebagai salah satu program unggulan di prodi D3 Perhotelan serta menjadikannya pembeda dengan prodi lainnya.
Sebagai salah satu prodi unggulan di kampus Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional Denpasar dan merujuk pada visi prodi yang mengacu pada inovasi pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan industri terkini dan masa depan, hibachi menjadi program yang dinanti-nanti oleh baik instruktur tata boga dan mahasiswa.
Memasukkan hibachi ke dalam kurikulum pendidikan vokasi, khususnya pada konsentrasi tata boga, memiliki beberapa alasan penting yang mendukung pengembangan keterampilan siswa dan memperkaya pengalaman mereka.
Adapun beberapa alasan mengapa hibachi relevan dalam kurikulum antara lain a) penguasaan teknik memasak, b) keterampilan showmanship, c) pengetahuan kuliner internasional, d) peningkatan peluang kerja, e) latihan disiplin dan ketelitian, f) penyajian yang menarik dan kreatif, dan g) menghadapi tren kuliner modern.
Dengan memasukkan hibachi ke dalam program tata boga, mahasiswa dapat mempelajari lebih banyak teknik memasak dan keterampilan interpersonal yang berharga, memberikan mereka keunggulan kompetitif dalam industri kuliner yang semakin global dan dinamis.
Salah satu inisiasi program sebelum penyesuaian program Hibachi ke dalam kurikulum D3 Perhotelan adalah dengan menghadirkan Chef Danny sebagai narasumber dalam guest lecture yang bertajuk “Upskilling Cooking Technique with Hibachi”.
Kegiatan ini berlangsung di open stage IPB Internasional pada tanggal 24 Oktober 2024. Dengan mendatangkan praktisi dari industri, mahasiswa dapat mendapatkan wawasan langsung mengenai dunia kerja.
Chef Danny memberikan tips, membagikan pengalaman, dan memberikan bimbingan untuk mengatasi hambatan yang mungkin muncul ketika mahasiswa memasuki dunia kerja. Mahasiswa juga harus diperkenalkan dengan teknologi terbaru dan tren dalam industri terkait
Workshop dan pelatihan praktis dalam teknologi terkini akan meningkatkan daya saing mereka dan membuat mereka lebih siap menghadapi teknologi dan alat yang digunakan dalam profesi mereka.[T]
Editor: Jaswanto