30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Melihat Fatris dari Pinggir

Pranita DewibyPranita Dewi
November 3, 2024
inPersona
Melihat Fatris dari Pinggir

Fatris MF di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Rusdy

SIANG itu, saya dan Sonia (Kadek Sonia Piscayanti, penulis) datang ke Indus dengan terburu-buru. Udara Ubud yang biasanya tenang, rasanya malah seperti ikut mengejar kami. Mungkin karena acara Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) tahun 2024 ini punya magnet tersendiri, atau mungkin juga karena kami sedang mengejar sesuatu yang kami nanti-nantikan sendiri.

Tapi begitulah kami, suka tersesat dan terkadang terlambat, tapi selalu terkekeh menyaksikan apa yang membentang di hadapan kami.

Itu Sabtu, 26 Oktober 2024. UWRF sedang ramai-ramainya. Di depan kami, tangga putih menjulang, seperti jalur khusus untuk kami yang ingin mencicipi kejutan apa yang menanti di dalam. Itu adalah jalur menuju Indus Restaurant, salah satu tempat penyelenggaraan diskusi yang cukup istimewa di UWRF 2024.

Di ruang transit, ada deretan buku yang mengundang kami untuk berhenti sejenak. Buku-buku ini mengalihkan pandangan kami. Tapi misi kami sudah jelas: panel diskusi. Setelah puas melirik-lirik koleksi di rak, kami segera turun lagi menuju ruang panel.

Saat kami masuk, di panggung, ada sosok yang dari dulu namanya sering terdengar dan ceritanya sering kami baca, tapi baru kali ini wajahnya terpampang jelas di depan kami—Fatris MF. Ia duduk di tengah, wajahnya tampak segar.

Di sampingnya, duduk Juli Sastrawan (penulis) sebagai moderator, dan di sisi lain duduk Chriswan, si penerjemah legendaris UWRF, yang terkenal dengan gaya santainya: kaos putih, celana pendek cokelat, dan sandal jepit.

Chriswan adalah penerjemah yang cekatan dengan kata-katanya, lincah dan cepat, tanpa basa-basi.

Dari kiri: Juli Sastrawan, Fatris MF dan Chriswan dalam sesi diskusi Indonesia from The Edge | Foto: tatkala.co/Pranita Dewi

Dalam diskusi bertajuk “Fatris MF: Indonesia from The Edge” itu Fatris membuka cerita tentang petualangannya melintasi Indonesia yang jarang disorot media. Dari pulau-pulau yang hanya dikenal oleh mereka yang tinggal di sana, hingga desa-desa di mana tradisi terasa begitu kuat meski dunia semakin modern.

Kami—saya dan Sonia—berusahan duduk serius agak di pinggir, mendengar dan mencoba membaca sepenuh hati apa-apa yang dikatakan Fatris.

Salah satu cerita yang mencuri perhatian adalah tentang Lamalera, sebuah wilayah yang masih mempraktikkan tradisi berburu paus. “Lemafa,” katanya.

Dan saya mulai memperhatikan, mungkin saja ini nama yang hanya akan kita dengar di acara seperti ini. Lemafa bukan sekadar tokoh atau kisah, tapi sebuah simbol dari ketangguhan. Ia adalah sebutan bagi seorang ahli bidik paus di Larantuka—pemberani yang mampu menaklukkan ikan besar di laut dalam.

Tapi ini bukan soal pamer kekuatan, melainkan sebuah tradisi yang diwariskan turun-temurun. Bagi Lemafa, berburu paus adalah soal hidup bersama alam, tentang keseimbangan yang sulit dipahami orang kota.

Dalam tulisan Fatris pun, ia menuliskan bahwa pertarungan ini adalah pertarungan hidup dan mati, sehingga tidak susah menemukan Lamafa yang pulang dengan satu kaki, satu tangan, atau tubuh dengan luka sayatan.

Ini ang menarik. Di tengah cerita Fatris, ada yang bertanya tentang genre bukunya.

“Kalau buku ini masuk perpustakaan, rak mana yang cocok?”

Fatris sempat terdiam sejenak, tapi kemudian ia tersenyum dan menjawab, “Ini bukan buku ‘Travel How To’ yang cocok menghiasi ruang tamu Anda. Letakkan saja di mana pun, yang penting ada. Buku saya ini untuk mereka yang ingin tahu lebih dari sekadar pemandangan cantik.”

Ruangan langsung penuh dengan tawa ketika ia melanjutkan, “Indonesia ini bukan hanya Jakarta. Banyak sekali yang tak terlihat di luar sana, tapi hidupnya jauh lebih kaya dari yang kita kira.”

Fatris MF pada sesi diskusi yang berbeda di Rumah Kayu, UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Di sesi selanjutnya, Fatris menceritakan pertemuannya dengan seorang ibu di salah satu desa kecil. Ini salah satu cerita yang ia ingat betul dan tak pernah ia lupakan.

“Dulu, air bersih ada di mana-mana. Suamiku menjala ikan sebentar saja, dan itu cukup buat makan dua hari. Tapi sekarang? Ikan dibeli, air pun dibeli. Uang ada, tapi yang dulu gratis sekarang harus bayar,” ujar Fatris, menirukan keluhan si ibu dengan mimik serius, tapi penuh kesadaran.

Kata-kata itu terngiang di kepala saya. Ada ibu-ibu di luar sana yang mendadak harus beradaptasi dengan perubahan, bukan karena keinginan, tapi karena lingkungan yang tak lagi sama.

Mendengar cerita itu, saya bisa membayangkan bagaimana wajah ibu tersebut; matanya yang letih, mungkin sedikit kecewa, tapi tetap tangguh menghadapi realitas.

Tak lama kemudian, dalam diskusi itu, seorang bule mengangkat tangan dan bertanya tentang buku apa yang sebaiknya dibaca oleh pemerintah.

Pertanyaan itu membuat Fatris tertawa lepas. Dengan nada yang agak bercanda tapi tegas, dia menjawab, “Saya nggak tahu harus rekomendasi buku apa buat pemerintah. Saya nggak terbiasa ‘menjilat-jilat’ mereka,” ucapnya lantang, dan kami pun tertawa.

Chriswan dengan sigap menerjemahkan, “I do not want to ‘lick the ass’ of the government.”

Lagi-lagi ruangan penuh tawa.

Sesi diskusi Fatris yang selalu ramai di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Menyaksikan Fatris berbicara, rasanya seperti mendengar suara Indonesia yang mungkin tak pernah kita dengar sehari-hari—suara dari pinggir yang jarang sekali mendapat tempat.

Ia berbicara tentang realitas, tentang tanah air yang kaya akan budaya dan kisah, tapi sering kali hanya dilihat dari sudut yang sempit. Fatris bukan sekadar seorang penulis perjalanan, dia adalah penggali kisah, pendengar yang sabar, dan penyampai pesan yang jujur.

Melalui ceritanya, kami tidak hanya melihat pemandangan, tapi juga mendengar napas, melihat wajah, dan merasakan hidup mereka yang berada di pinggir-pinggir negeri ini. [T]

Reporter/Penulis: Pranita Dewi
Editor: Adnyana Ole

Saya Emerging Writer UWRF 2024, Namun Hidup Harus Tetap Berjalan: Sebuah Refleksi
Soesilo Toer, 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer, dan Cerita Tak Biasa di UWRF 2024
Berawal dari Musik, Puisi, Lalu Puisi-Musik: Perjumpaan Pertama dengan Tan Lioe Ie
Haru Menguar dengan Tetes atau Tanpa Tetes Air Mata : Dari Pemutaran Film Eksil di UWRF 2024
Bertemu Dee Lestari di UWRF 2024, Bertemu “Tanpa Rencana”, Sebuah Karya yang Jujur
Tags: Fatris MfUbudUWRF 2024
Previous Post

Masima Krama Toska: Membangun Kebersamaan

Next Post

Menikmati Musik dan Merayakan Motor Antik di Bali Rockin Blues Festival 2024

Pranita Dewi

Pranita Dewi

Penyair. Tinggal di Denpasar

Next Post
Menikmati Musik dan Merayakan Motor Antik di Bali Rockin Blues Festival 2024

Menikmati Musik dan Merayakan Motor Antik di Bali Rockin Blues Festival 2024

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co