10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Melihat Fatris dari Pinggir

Pranita DewibyPranita Dewi
November 3, 2024
inPersona
Melihat Fatris dari Pinggir

Fatris MF di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Rusdy

SIANG itu, saya dan Sonia (Kadek Sonia Piscayanti, penulis) datang ke Indus dengan terburu-buru. Udara Ubud yang biasanya tenang, rasanya malah seperti ikut mengejar kami. Mungkin karena acara Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) tahun 2024 ini punya magnet tersendiri, atau mungkin juga karena kami sedang mengejar sesuatu yang kami nanti-nantikan sendiri.

Tapi begitulah kami, suka tersesat dan terkadang terlambat, tapi selalu terkekeh menyaksikan apa yang membentang di hadapan kami.

Itu Sabtu, 26 Oktober 2024. UWRF sedang ramai-ramainya. Di depan kami, tangga putih menjulang, seperti jalur khusus untuk kami yang ingin mencicipi kejutan apa yang menanti di dalam. Itu adalah jalur menuju Indus Restaurant, salah satu tempat penyelenggaraan diskusi yang cukup istimewa di UWRF 2024.

Di ruang transit, ada deretan buku yang mengundang kami untuk berhenti sejenak. Buku-buku ini mengalihkan pandangan kami. Tapi misi kami sudah jelas: panel diskusi. Setelah puas melirik-lirik koleksi di rak, kami segera turun lagi menuju ruang panel.

Saat kami masuk, di panggung, ada sosok yang dari dulu namanya sering terdengar dan ceritanya sering kami baca, tapi baru kali ini wajahnya terpampang jelas di depan kami—Fatris MF. Ia duduk di tengah, wajahnya tampak segar.

Di sampingnya, duduk Juli Sastrawan (penulis) sebagai moderator, dan di sisi lain duduk Chriswan, si penerjemah legendaris UWRF, yang terkenal dengan gaya santainya: kaos putih, celana pendek cokelat, dan sandal jepit.

Chriswan adalah penerjemah yang cekatan dengan kata-katanya, lincah dan cepat, tanpa basa-basi.

Dari kiri: Juli Sastrawan, Fatris MF dan Chriswan dalam sesi diskusi Indonesia from The Edge | Foto: tatkala.co/Pranita Dewi

Dalam diskusi bertajuk “Fatris MF: Indonesia from The Edge” itu Fatris membuka cerita tentang petualangannya melintasi Indonesia yang jarang disorot media. Dari pulau-pulau yang hanya dikenal oleh mereka yang tinggal di sana, hingga desa-desa di mana tradisi terasa begitu kuat meski dunia semakin modern.

Kami—saya dan Sonia—berusahan duduk serius agak di pinggir, mendengar dan mencoba membaca sepenuh hati apa-apa yang dikatakan Fatris.

Salah satu cerita yang mencuri perhatian adalah tentang Lamalera, sebuah wilayah yang masih mempraktikkan tradisi berburu paus. “Lemafa,” katanya.

Dan saya mulai memperhatikan, mungkin saja ini nama yang hanya akan kita dengar di acara seperti ini. Lemafa bukan sekadar tokoh atau kisah, tapi sebuah simbol dari ketangguhan. Ia adalah sebutan bagi seorang ahli bidik paus di Larantuka—pemberani yang mampu menaklukkan ikan besar di laut dalam.

Tapi ini bukan soal pamer kekuatan, melainkan sebuah tradisi yang diwariskan turun-temurun. Bagi Lemafa, berburu paus adalah soal hidup bersama alam, tentang keseimbangan yang sulit dipahami orang kota.

Dalam tulisan Fatris pun, ia menuliskan bahwa pertarungan ini adalah pertarungan hidup dan mati, sehingga tidak susah menemukan Lamafa yang pulang dengan satu kaki, satu tangan, atau tubuh dengan luka sayatan.

Ini ang menarik. Di tengah cerita Fatris, ada yang bertanya tentang genre bukunya.

“Kalau buku ini masuk perpustakaan, rak mana yang cocok?”

Fatris sempat terdiam sejenak, tapi kemudian ia tersenyum dan menjawab, “Ini bukan buku ‘Travel How To’ yang cocok menghiasi ruang tamu Anda. Letakkan saja di mana pun, yang penting ada. Buku saya ini untuk mereka yang ingin tahu lebih dari sekadar pemandangan cantik.”

Ruangan langsung penuh dengan tawa ketika ia melanjutkan, “Indonesia ini bukan hanya Jakarta. Banyak sekali yang tak terlihat di luar sana, tapi hidupnya jauh lebih kaya dari yang kita kira.”

Fatris MF pada sesi diskusi yang berbeda di Rumah Kayu, UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Di sesi selanjutnya, Fatris menceritakan pertemuannya dengan seorang ibu di salah satu desa kecil. Ini salah satu cerita yang ia ingat betul dan tak pernah ia lupakan.

“Dulu, air bersih ada di mana-mana. Suamiku menjala ikan sebentar saja, dan itu cukup buat makan dua hari. Tapi sekarang? Ikan dibeli, air pun dibeli. Uang ada, tapi yang dulu gratis sekarang harus bayar,” ujar Fatris, menirukan keluhan si ibu dengan mimik serius, tapi penuh kesadaran.

Kata-kata itu terngiang di kepala saya. Ada ibu-ibu di luar sana yang mendadak harus beradaptasi dengan perubahan, bukan karena keinginan, tapi karena lingkungan yang tak lagi sama.

Mendengar cerita itu, saya bisa membayangkan bagaimana wajah ibu tersebut; matanya yang letih, mungkin sedikit kecewa, tapi tetap tangguh menghadapi realitas.

Tak lama kemudian, dalam diskusi itu, seorang bule mengangkat tangan dan bertanya tentang buku apa yang sebaiknya dibaca oleh pemerintah.

Pertanyaan itu membuat Fatris tertawa lepas. Dengan nada yang agak bercanda tapi tegas, dia menjawab, “Saya nggak tahu harus rekomendasi buku apa buat pemerintah. Saya nggak terbiasa ‘menjilat-jilat’ mereka,” ucapnya lantang, dan kami pun tertawa.

Chriswan dengan sigap menerjemahkan, “I do not want to ‘lick the ass’ of the government.”

Lagi-lagi ruangan penuh tawa.

Sesi diskusi Fatris yang selalu ramai di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Rusdy

Menyaksikan Fatris berbicara, rasanya seperti mendengar suara Indonesia yang mungkin tak pernah kita dengar sehari-hari—suara dari pinggir yang jarang sekali mendapat tempat.

Ia berbicara tentang realitas, tentang tanah air yang kaya akan budaya dan kisah, tapi sering kali hanya dilihat dari sudut yang sempit. Fatris bukan sekadar seorang penulis perjalanan, dia adalah penggali kisah, pendengar yang sabar, dan penyampai pesan yang jujur.

Melalui ceritanya, kami tidak hanya melihat pemandangan, tapi juga mendengar napas, melihat wajah, dan merasakan hidup mereka yang berada di pinggir-pinggir negeri ini. [T]

Reporter/Penulis: Pranita Dewi
Editor: Adnyana Ole

Saya Emerging Writer UWRF 2024, Namun Hidup Harus Tetap Berjalan: Sebuah Refleksi
Soesilo Toer, 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer, dan Cerita Tak Biasa di UWRF 2024
Berawal dari Musik, Puisi, Lalu Puisi-Musik: Perjumpaan Pertama dengan Tan Lioe Ie
Haru Menguar dengan Tetes atau Tanpa Tetes Air Mata : Dari Pemutaran Film Eksil di UWRF 2024
Bertemu Dee Lestari di UWRF 2024, Bertemu “Tanpa Rencana”, Sebuah Karya yang Jujur
Tags: Fatris MfUbudUWRF 2024
Previous Post

Masima Krama Toska: Membangun Kebersamaan

Next Post

Menikmati Musik dan Merayakan Motor Antik di Bali Rockin Blues Festival 2024

Pranita Dewi

Pranita Dewi

Penyair. Tinggal di Denpasar

Next Post
Menikmati Musik dan Merayakan Motor Antik di Bali Rockin Blues Festival 2024

Menikmati Musik dan Merayakan Motor Antik di Bali Rockin Blues Festival 2024

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co