Mulih Milih ke Buleleng
Gunakan hak pilih demi Buleleng
Mulih Milih Ke Buleleng
Yuk nyoblos memilih pemimpin Buleleng
Sambut Pilkada dengan gembira
Suara kita sangat berharga
Gunakan hak pilih (Nyoblos dengan semangat)
Ingat hari Rabu, 27 November 2024
LIRIK di atas merupakan sebuah jingle Pilkada Buleleng 2024 yang kerap diputar pada acara Debat Pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati yang digelar oleh KPU Buleleng pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Jingle atau lagu pendek KPU Buleleng itu, dengan liriknya yang sederhana dan mudah dihafal, telah menjadi hiburan tersendiri di Hotel Banyualit SPA’N Resort, tempat di mana acara debat pertama itu digelar. Pula selain bernada mengajak, jingle tersebut juga menanamkan satu spirit jika Pilkada ini benar-benar penting untuk diikuti.
“Debat pertama ini menjadi momentum yang luar biasa, di mana pasangan calon berdebat terkait isu krusial, khususnya di Kabupaten Buleleng,” kata Komang Dudhi Udayana, Ketua KPU Buleleng, saat memberikan sambutan.
Ia juga menjelaskan bagaimana demokrasi yang berkualitas itu adalah yang berkolerasi positif terhadap dua hal. Pertama, penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan kedua peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sejalan dengan itu, Pasangan 01 Sugawa Korry-Suardana, dan pasangan 02 Nyoman Sutjidra-Suprianta, dengan penuh mantap naik ke panggung, membawakan visi-misi serta hasil kajiannya tentang problematika yang ada di Buleleng, baik hari ini maupun pada waktu yang akan datang.
Mengembalikan Kejayaan Bali Utara
Di sesi pertama, sebelum Sugawa membeberkan visi-misinya, ia lebih dulu membuat pernyataan, mengungkapkan rasa bangganya terhadap Buleleng di masa lalu yang pernah menjadi ibu kota Provinsi Bali—saat itu masih bernama Sunda Kecil.
Buleleng mejadi tempat pendidikan terbaik, menjadi pusat ekonomi. Namun ia menilai satu persatu kejayaan itu justru diraskannya menghilang.
Untuk itu, ia bersama pasangannya, Suaradana, membawakan Visi Buleleng Sakti Berbudi. Dengan misinya itu pasangan calon tersebut yakin akan menyejahterakan masyarakat Buleleng, juga meningkatkan rasa aman, dan mememberi dukungan kreatifitas, SDM yang tangguh.
Sugawa Korry-Suardana, Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng saat menyampaikan visi-misinya | Foto: tatkala.co/Son
“Kemudian juga inovasi dari SDM Kita. Itupun tidak cukup, kita juga harus mengembangkan budaya kearifan lokal kita, dan output-nya adalah budi luhur dari masyarakat kita. Semua ini kami bingkai dengan komitmen untuk mewujudkan membangun Buleleng dan melayani Buleleng tanpa Korupsi. Untuk itulah kami mengetengahkan, bahwa pembangunan Buleleng ini kita dorong dengan: Trisula Investasi Plus Pembangunan Buleleng,” kata Sugawa Korry saat menyampaikan visi-misinya.
Janji pertama, mereka ingin membangun, mewujudkan bandara Bali Utara. Mengembangkan Pelabuhan Celukan Bawang menjadi pelabuhan barang, penumpang dan pariwisata. Di lain sisi, mereka juga ingin mendorong investasi lebih kuat pada produk pertanian. Kemudian perikanan dan peternakan. Selain itu, pasangan 02 itu juga akan melaksanakan upaya-upaya besar agar Singaraja jadi Kota Pendidikan—yang sebenar-benarnya.
Setelah Sugawa Korry selesai menyampaikan beberapa janjinya, Suardana segera menguatkan janji-janjinya itu, di mana ia berkomitmen untuk mewujudkan manusia Buleleng yang maju dan unggul. Maju dalam hal ini adalah kreatif, tangguh, dan inovatif.
“Untuk itulah kami bersepakat memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang paripurna. Pelayanan kesehatan dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan JKBS (Jaminan Kesehatan Buleleng Sakti) kepada seluruh masyarakat Buleleng,” kata Suardana melengkapi.
Tak sampai di situ, lelaki dengan udeng putih polos itu juga menyampaikan hal lain terkait pelayanan pendidikan yang akan dibuatnya paripurna—dengan memberikan fasilitas pendidikan yang terbaik buat seluruh masyarakat Buleleng dan memberikan pelayanan pendidikan bersubsidi mulai dari Tingkat TK, SD, dan SMP.
“Kami akan mewujudkan masyarakat Buleleng yang maju dan unggul, dan serta berbudaya dan berbudi luhur, serta menjaga akar budaya masyarakat Buleleng yang sangat unggul, terkenal, dan diakui di dunia internasional,” tutup Suardana, melengkapi, sekali lagi.
Tanah dan Kemerdekaan Rakyat
Sementara I Nyoman Sutjidra mengawali pembicaraannya dengan mengajak kembali audiens untuk merenungkan bagaimana segudang potensi terdapat di Buleleng dengan dianugrahi topografi nyegara gunung, dengan segala keindahan alam, potensi pertanian, perikanan, kelautan dan pariwisata yang dimilikinya.
Pula sebagai kabupaten terluas di Pulau Bali—dengan garis pantai terpanjang sekitar 157 KM yang membentang dari Kecamatan Grokgak hingga Tejakula. Kemudian populasi penduduknya juga merupakan yang tertinggi, dengan keanekaragaman adat dan budaya, tradisi dan kearifan lokal—sebagai potensi yang menjadi keunggulan komparatif tersendiri.
“Namun, keberadaan potensi tersebut tidak lantas melepaskan Buleleng dari sejumlah permasalahan dan tantangan, mulai dari pertumbuhan jumlah penduduk yang berimbas pada meningkatnya kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Persoalan air bersih, pendidikan, kesehatan, infrastruktur hingga persoalan lingkungan hidup, alih fungsi lahan, serta hilirisasi hasil-hasil pertanian, bonus demografi, dan kinerja sumber aparatu,” ujarnya.
Nyoman Sutjidra-Suprianta, Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng saat menyampaikan visi-misinya | Foto: tatkala.co/Son
Berdasarkan potret masalah tersebut, lanjut Sutjidra, ia membawakan visi “Mangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Buleleng” dengan 8 misi strategis: Menjamin tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan yang merata, terjangkau, adil dan berkualitas; mewujudkan tersedianya fasilitas, dan layanan kesehatan serta jaminan kesehatan yang inklusif, terjangkau, adil dan berkualitas.
Lalu, mewujudkan ekonomi produktif, inovatif dan inklusif; membangun kemandirian pangan dan terpenuhinya sandang dan papan bagi Krama Buleleng baik dari segi jumlah, mutu maupun kontinuitasnya; mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang kredibel dan akuntabel, serta menjamin kemudahan berinvestasi; memantapkan stabilitas keamanan, kepastian hukum, dan ketertiban umum.
Kemudian mewujudkan ketahanan sosial budaya dan pelestarian lingkungan hidup; dan memantapkan pembangunan infrastruktur dan kewilayahan yang merata dan berkeadilan.
Setelah keduanya selesai menyampaikan visi-misi, tepuk tangan menghujani mereka. Tidak ada yel-yel dalam sesi itu. Tenang. Sunyi.[T]
Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto