9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Geblek Pari, Wisata Kuliner Rasa Alam Pedesaan di Kulon Progo

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
October 13, 2024
inKuliner
Geblek Pari, Wisata Kuliner Rasa Alam Pedesaan di Kulon Progo

Rumah Makan Geblek Pari di Kulon Progo, ogyakarta | Foto: Nyoman Tingkat

SEBELUM meninggalkan Yogyakarta pada Kamis, 3 Oktober 2024, setelah menginap semalam di Embe 6 Kelurahan Condong Catur kami mengunjungi Candi Borobudur. Kawasan luar candi sampai area parkir sedang bersolek. Penataan sudah berlangsung sejak Mei 2024. Sekarang stand kuliner dan art shop sudah terpusat bersebelahan dengan area parkir sehingga tidak semrawut lagi.

Sebagai kawasan wisata kelas dunia dan salah satu dari tujuh keajaiban dunia berstatus cagar budaya sejak 1991, Candi Borobudur tampak makin elegan menyambut kedatangan wisatawan dengan sejuta kenangan sesuai dengan nilai-nilai Sapta Pesona (aman, tertib,bersih,sejuk, indah, ramah, dan kenangan).

Setelah berfoto-foto dari berbagai sisi candi, kami berkeliling berjalan kaki sambil menyaksikan bunga terompet (tabebuya) dari Brasilia berwarna merah kuning yang bermekaran sangat menarik menyambut Purnama Kartika. Tiba-tiba saja saya teringat kidung Warga Sari  menyambut Purnama Sasih Kapat, saat desa-desa adat di Bali melaksanakan karya Ngusaba Desa. “Kartika panedenging sari…”. Purnama Sasih Kapat (Kartika) diyakini sebagaiPurnama terindah oleh para Kawi Wiku Bali selain Purnama Sasih Kedasa.

Seusai berziarah, kami meninggalkan Candi Borobudur menuju Rumah Makan Geblek Pari sebelum ke Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kapenewon Temon Kulon Progo. Kami diantar Mas Mamad sebagai sopir sekaligus pemandu.

Menurutnya, Rumah Makan Geblek Pari terletak di Kampung Pronosutan Kelurahan Kembang Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. Jarak dari Borobudur ke rumah makan ini sekitar 24,5 km dengan waktu tempuh sekitar 35 menit melewati suasana alam pedesaan dengan udara segar. Kanan kiri terlihat persawahan hijau memukau dengan pepohonan besar dan kecil. Namun, jarang tampak petani.

Di rumah makan Geblek Pari | Foto: Dok. Nyoman Tingkat

Sampai di Rumah Makan Geblek Pari yang mulai buka.  kami disambut pemandangan alam pedesaan dengan Bukit Manoreh yang membentang bikin hati senang. Rumah Makan Geblek Pari ini dibuka pukul 08.00 – 20.00 WIB pada Senin-Jumat, sedangkan Sabtu – Minggu, buka mulai pk.07.00 – 20.00 WIB. Dibuka  sejak 2017 oleh pasangan  Popo Yuda dan Mericia Putri dari Sleman. Sejak itu, Geblek Pari langsung booming sebagai tujuan wisata kuliner yang terkenal.

Sesuai dengan namanya, Geblek Pari, menawarkan kuliner utama  geblek makanan khas Kulon Progo yang terbuat dari singkong dengan bumbu bawang rasanya gurih dan kenyal. Langsung nendang di lidah, membuat ketagihan. Inilah kekayaan gastronomi Indonesia yang hanya ada di Kulon Progo Yogyakarta. Rugi rasanya ke Yogyakarta tanpa merasakan gurihnya geblek.

Rumah Makan Geblek Pari sebagai bagian dari wisata kuliner memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Pertama, makanan yang disajikan masih fresh dari bahan segar yang dipetik dari alam sekitar.

Menu makanan terdiri atas sayur labu, brongkos tahu, oseng-oseng labu, ikan nila, lele, tahu goreng, tempe, dan ayam. Menu itu dapat diambil sendiri sesuai dengan keinginan masing-masing pembeli. Harga perporsi mulai dari Rp 12.000,00. Harga bergerak sesuai dengan pilihan lauk yang diambil menyesuaikan dengan isi dompet.

Kedua, semua bahan makanan dimasak secara tradisional dengan kayu bakar di atas  tungku api oleh juru masak dari kampung setempat. Jumlah karyawan memasak di sini ada 5 orang dengan Mbah Katinah sebagai juru masak senior. Pengunjung  dapat ikut merasakan sensasi memasak secara tradisional ala Geblek Pari. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan, Geblek Pari  dapat dikembangkan menjadi kelas kuliner. Pengunjung dapat merasakan sensasi memasak sendiri  di sini.

Ketiga, tempat makannya terbuka di Balai-balai klasik berbentuk joglo khas Yogyakarta dengan pemandangan alam persawahan di Kawasan Bukit Manoreh. Terlihat petani sedang bekerja di sawah sangat alami memenuhi citra alam pedesaan. Sangat cocok untuk tempat makan dengan kopi penutup bertimpal pisang goreng hangat. Duh, sungguh mengundang liur tergiur.

Proses pembuatan kuliner Geblek Pari | Foto: Dok. Nyoman Tingkat

Keempat, tidak hanya menawarkan makanan, Geblek Pari juga menyediakan lapak membatik di sela-sela Balai-Balai Joglo tempat makan. Pengunjung dapat merasakan serunya membatik sekaligus juga dapat membeli hasil karya pengrajin ini sebagai oleh-oleh. Ini tidak terlepas dari Kota Yogyakarta dengan ikon batik yang terkenal. Wisata kuliner dengan citarasa budaya membatik yang menarik simpatik menggugah empati wisatawan.

Kelima, pengelola Geblek Pari memadukan kuliner dengan petualangan keliling kampung melewati Bukit Manoreh dengan penyewaan sekuter, ATV, dan Jip. Harga sewa sekuter Rp 40.000,00, harga sewa  ATV Rp 45.000,00, dan harga sewa Jip Terbuka Rp 450.000,00 untuk 3-4 orang.  

Begitulah Geblek Pari sebagai tempat wisata kuliner yang baru 7 tahun dibuka mampu mempekerjakan 13 karyawan dari kampung setempat. Walaupun karyawannya orang kampung, pelayanannya tidak kampungan. Para karyawan ini juga sempat dimanjakan berlibur ke Bali sebagai wisatawan, seperti dituturkan Mbah Katinah.

Menurut Mbah Katinah, Geblek Pari dapat melayani rombongan sampai 400 orang sehari. Resiko pelayanan dalam jumlah banyak, Geblek Pari juga menerima tenaga Daily Worker (DW) yang disebut pocokan dalam Bahasa Jawa. Begitulah pariwisata bila dikelola dengan baik dan professional, dapat dilakukan intensifikasi dan diversifikasi sebagai diterapkan dalam budaya agraris.

Berfoto di tepi sawah di kawasan Rumah Makan Geblek Pari | Foto: Dok. Nyoman Tingkat

Dengan intensifikasi, pariwisata dikemas secara intensif akibat keterbatasan daya dukung sehingga tidak dapat divariasikan. Namun, yang dipasarkan adalah sektor jasa melalui pelayanan prima. Dengan diversifikasi, pariwisata dapat menawarkan kolaborasi dan sinergi dengan daya dukung yang tersedia.

Geblek Pari adalah contoh nyata yang menawarkan kuliner sebagai daya tarik utama, didukung bentang alam persawahan dan bukit Manoreh yang menyediakan arena petualangan. Maka penyewaan sekuter, ATV, dan Jip pun dapat dinikmati pengunjung untuk bertualang, selain bertualang menikmati kuliner memanjakan lidah. [T]

BACA artikel lain dari penulis NYOMAN TINGKAT

Heha Sky View, Taman Langitnya Yogyakarta
Berguru ke Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Shopping Puisi di Malioboro
Yang Tercecer dari Borobudur dan Prambanan
Tags: kulinerkuliner geblek pariKulon ProgoYogyakarta
Previous Post

Puisi-puisi Isbedy Stiawan ZS | Gemuruh, Hilang

Next Post

Museum Nasional Indonesia Kembali Dibuka, Apakah Publik Masih Butuh Museum?

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Museum Nasional Indonesia Kembali Dibuka, Apakah Publik Masih Butuh Museum?

Museum Nasional Indonesia Kembali Dibuka, Apakah Publik Masih Butuh Museum?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co