31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dodol Satuh : Memaknai Lebih Dalam Hari Suci Galungan

IK SatriabyIK Satria
September 23, 2024
inOpini
Dodol Satuh : Memaknai Lebih Dalam Hari Suci Galungan

IK Satria

HAJATAN besar dan meriah dalam 1 tahun Pawukon Bali kembali hadir, meriahnya penjor yang megah dengan berbagai ornament dan harga yang mentereng Kembali akan terpasang disetiap depan rumah umat Hindu di Bali. Kemeriahan berlanjut di pasar tradisional dan modern, umat hindu mengejar berbagai sarana ritual untuk perayaan hari suci Galungan.

Kemeriahan ini berlangsung setiap 210 hari sekali, dimana hari yang suci ini diyakini sebagai hari perayaan kemenangan Dharma atas Adharma. Persembahan hewan sebagai pelengkap yadnya seperti babi sangat banyak dilakukan, bukan hanya memeriahkan sebagai makanan, tetapi juga kemeriahannya sampai pada penggunaan sarana persembahan yang berisi berbagai olahan daging babi.

Tentu, karena hanya hari suci galunganlah yang memiliki rangkaian berupa Hari Penampahan Galungan, yaitu hari untuk memotong hewan kurban seperti babi. Kemeriahan sesajen ada pula yang sangat khusus yaitu mempersembahkan kue olahan dari ketan, baik ketan hitam maupun ketan putih yang dikenal dengan dodol dan satuh. Apa sebenarnya makna kedua kue olahan ketan ini? Mari kita simak dan dalami sebagai tambahan makna hari suci Galungan.

Sebelum kita memaknai dodol dan satuh, maka marilah kita melihat bagaimana kedua kue ini dibuat oleh masyarakat Hindu di Bali. Dodol merupakan adonan yang berasal dari gabungan tepung ketan hitam atau injin dengan tepung beras dan tepung ketan putih. Adonan ini diulen sedemikian rupa lalu dimasak selama kurang lebih 3 jam dalam jambangan besar dengan dicampur beberapa liter santan (air perasan kelapa murni).

Tambahan gula merah yang asli merupakan pelengkap yang membuat rasa dari kue ini sangatlah khas dan memang rasanya sangatlah menyentuh dan mengaitkan bahwa galungan telah tiba. Selama memasak kue ini membutuhkan energi untuk terus diaduk, sampai pada adonan matang, dan semakin terasa beratnya dalam mengaduk adonan. Semakin berat kita mengaduk, maka semakin matanglah dodol itu.

Setelahnya, didinginkan dan dibungus dengan kulit jagung. Berbeda dengan satuh, yang berbahan ketan putih yang disangrai, lalu dijadikan tepung yang kemudian dicampur dengan gula merah asli dan kemudian dibentuk bundar dan dibungkus dengan kraras (dauh pisang yang sudah kering). Kedua kue olahan tradisional ini sangatlah mutlak bagi Masyarakat Bali dalam menyambut Hari Suci Galungan. Seolah tiada galungan tanpa kedua kue ini. Dipersembahkan pada setiap bebantenan lalu didoakan sebagai persembahan kemudian setelahnya bisa dinikmati sebagai anugerah (pradham) atau lungsuran.

Kata dodol bisa kita temukan pada kamus Bahasa kawi karya zoetmulder. Dimana kata dodol berasal dari dua kata duad yang artinya kepalsuan atau ketidakbenaran, dan dual yang artinya benda atau barang-barang. Jadi kata dodol bisa berarti penganan yang terbuat dari tepung, namun juga memiliki arti lain yaitu benda atau barang yang memiliki nilai kepalsuan dan ketidakbenaran.

Sedangkan satuh juga adalah penganan yang terbuat dari tepung ketan, yang bisa juga bermakna dalam Bahasa bali satuwuh atau selamanya. Gabungan kedua kue ini memberikan makna tentang benda atau barang yang palsu atau mengandung ketidakbenaran selamanya. Tidak berhenti disana, kita mesti juga mencari makna dimana kedua kue ini dipersembahkan yaitu pada Hari Suci Galungan. Kata Galungan memiliki arti yang sama dengan dungulan, kadungulan dalam teks Bahasa kawi berarti pengerusakan dan penghancuran.

Jadi jika kita telisik dari arti ketiga kata ini, yaitu dungulan adanya persembahan dodol dan satuh, maka akan tersirat makna yang sangat mencengangkan yaitu hari suci yang mana pada hari itu kita seolah berupaya “menghancurkan benda atau sifat dan prilaku yang penuh dengan kepalsuan atau ketidakbenaran selamanya” dungulan, dodol, satuh. Apakah makna selama ini tentang Galungan menjadi hilang? Dengan lumbrahnya galungan sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma?

Tentu tidak, kemenangan itu sesungguhnya akan ada Ketika kita mampu menghancurkan kepalsuan (maya) ini selamanya. Selama maya masih ada dalam diri kita, maka kita selalu mengejar segala yang indria kita harapkan. Terisinya indria bukankah kita akan semakin maya? Semakin tidak baik? Maka dengan kesadaran makna sarana ritual berupa dodol dan satuh ini, maka kita sesungguhnya berupaya untuk menghilangkan segala ketidak benaran untuk menuju yang benar dan penuh pencerahan, dan itulah Galungan.

Bercermin pada teks Lontar Sundarigama tentang Galungan bisa kita lihat sebagai berikut : Bu,Ka, Galungan, nga, patitis ikang adnyana sandi,galang apadang maryakena sarwa byaparaning idep… (L.Sundarigama). Artinya: Buda Kaliwon Galungan adalah (hari suci) untuk memusatkan pikiran sehingga menjadi terang benderang dengan cara menghentikan segala kegelisahan pikiran.

Dalam keseharian kita sangat erat kaitannya dengan kepalsuan atau maya. Segala indria kita berkejaran meminta untuk dituruti dan pada akhirnya kita terjaduh pada lubang kegelapan atau avidya. Keseharian kita sesungguhnya adalah saat dimana peperangan terus berkecambuk antara kebenaran (dharma) dan ketidakbenaran (Adharma). Keseharian yang penuh peperangan inilah kepalsuan kita. Kita dibutakan oleh keinginan yang terus berkeinginan untuk diisi. Maka merayakan Hari Suci Galungan sesungguhnya adalah hari dimana kita diingatkan untuk menghancurkan segala kepalsuan dan ketidakbenaran selamanya dengan memohon untuk galang apadang.

Pemusatan fikiran untuk mencapai kemenangan Dharma juga bisa kita lihat dari pemaknaan rangkaian hari suci ini. Pertama adalah Sugihan Jawa jatuh pada hari Weraspati Wage Sungsang. Mempersembahkan sesajen kepada Sang Hyang Widhi. Tujuannya untuk penyucian bhuwana agung (alam semesta [badan kasar manusia =stula sarira]) dengan upacara marerebu di sanggah/mrajan. Mohon tirta pabresihan dan sebagainya. Kedua adalah Sugihan Bali jatuh pada hari Sukra Keliwon Sungsang. Hari penyucian bhuwana alit (mikrokosmos [badan halus manusia=suksma sarira]).

Upakara menurut kemampuan dan dilanjutkan dengan mohon tirta panglukatan. Dilanjutkan dengan hari Panyekeban. Jatuh pada hari radite Pahing Dungulan. nyekeb bahan upacara. “Anyekung jnana sudha nirmala”: mulai melakukan tapa: mengendalikan pikiran sehinga tetap tenang, tidak tergoda oleh sifat-sifat buruk. Karena saat ini diyakini mulai turunnya Sang Hyang Tiga Wisesa, yaitu (1) Sang Bhuta Dungulan (sifat destruktif, suka merusak). Selanjutnya adalah hari Panyajahan (panyajaan). Jatuh pada hari soma Pon Dungulan. Jajah (nyajaang raga) yaitu belakukan brata: janji diri dengan cara berusaha kuat untuk menaklukkan atau serius berusaha untuk melaksanakan (memperjuangkan) kebajikan.

Pada hari ini diyakini turunya sang Bhuta Galungan untuk menguasai diri kita dan menggoda tapa dan brata umat. Selanjutnya adalah hari Panampahan. Jatuh pada hari Anggara Wage Dungulan. Hari untuk menyembelih binatang kurban. Pada hari ini konon turun Sang Kala Amengkurat (nafsu kuasa, sok kuasa, suka bertengkar). Jadi sifat inilah yang mesti di-tampah (dikendalikan). Dilaksanakan upacara bhuta yadnya (byakala) dipekarangan rumah, lebuh, masang penjor dll. Barulah yang terakhir yaitu Galungan. Jatuh pada hari Buda Kliwon Dungulan. Hari pawedalan jagat. Hari pemusatan pikiran, bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi. Hari melaksanakan Yoga untuk pencerahan dan galang apadang.

Dodol satuh pada hari suci galungan atau dungulan memiliki pesan yang sangat dalam, dimana kemenangan bisa diperoleh jika kita mampu menghancurkan ketidakbenaran atau kepalsuan menuju pada pencerahan. Jadi jangan lupa menggunakan dodol dan satuh untuk persembahan sebagai symbol permohonan pencerahan di hari kemenangan. Selamat hari suci Galungan. Kemenangan dengan menghancurkan kepalsuan untuk pencerahan dan penuh anugerah kebaikan. [T]

Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih
Menyambut Galungan | Bangkitkan Cahaya Dharma dalam Hati
Memaknai Galungan
Tags: hari raya galunganhindutradisi baliTradisi Galungan
Previous Post

Klaim Nomor Kemenangan dan Yel-yel Penuh Gairah – Cerita Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada Buleleng

Next Post

GALUNGAN BELANDA DI BESAKIH

IK Satria

IK Satria

Penyuluh Agama Kementerian Agama Buleleng

Next Post
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

GALUNGAN BELANDA DI BESAKIH

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co