9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ketika WNA Pemelajar BIPA Beradu Pantun Berbahasa Indonesia

I Made SudianabyI Made Sudiana
September 1, 2024
inBahasa
Ketika WNA Pemelajar BIPA Beradu Pantun Berbahasa Indonesia

Peserta dari Mesir dalam Lomba Berpantun untuk pemelajar BIPA dalam Festival Handai Indonesia 2024

BOLEHLAH kita berbangga pantun berbahasa Indonesia mendunia.

Pernahkah Anda membayangkan orang Sudan atau Mesir berpantun dalam bahasa Indonesia?

Saya secara pribadi, sebelumnya saya tidak pernah membayangkan seorang perjaka Sudan dan seorang gadis Mesir berpantun dalam bahasa Indonesia. Kalau orang Malaysia atau orang Thailand selatan berpantun, saya tidak heran. Di kedua negara yang saya sebut itu ada bahasa Melayu dan ada budaya berpantun Melayu.

Dalam sebuah acara Festival Handai Indonesia (FHI) 2024 yang diadakan di Bali, 25–31 Agustus, terselip Lomba Berpantun pada tanggal 28 Agustus. Saya menyimak dan mencermati pantun-pantun mereka. Mereka adalah warga negara asing (WNA) yang merupakan pemelajar atau siswa Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dari berbagai belahan dunia yang sedang berlaga beradu kebolehan berpantun setelah sekian lama belajar bahasa Indonesia.

Sejumlah 13 orang pria dan wanita dari 9 negara mengikuti babak final Lomba Berpantun serangkaian FHI 2024. Selain Lomba Berpantun, FHI tahun ini menyajikan Lomba Berpidato, Lomba Bercerita, Lomba Berpuisi, Lomba Membawakan Reportase, dan Lomba Bernyanyi. Menurut panitia lomba, dalam babak penyisihan dari keseluruhan mata lomba tercatat 549 orang WNA dari 78 negara ikut serta. Seluruh peserta mengirimknan video dan surat kepada panitia.

Salah satu peserta lomba berpantung pada Festival Handai Indonesia di Bali | Foto: Dok. pantia

Setelah dilakukan penjurian di babak penyisihan, sebanyak 105 orang peserta dari 44 negara masuk ke babak final. Untuk Lomba Berpantun, babak penyisihan diikuti oleh 30 orang peserta.

Sejumlah 13 orang yang masuk babak final Lomba Berpantun terdiri atas peserta dari negara Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Timor Leste, Thailand, Kamboja, Malaysia, Mesir, dan Sudan. Luar bisa, dari berbagai belahan dunia, mereka berpantun dalam bahasa Indonesia.

Penampil pertama, peserta dengan nomor undi 1 dari Amerika Serikat. Perserta ini mengenalkan diri dan menyebutkan motivasi mengikuti lomba dengan bahasa Indonesia yang lancar. Selanjutnya, keluarlah pantun demi pantun dengan tema romantis. Pantun diawali dengan pantun pembuka, isi, dan diakhiri dengan penutup.

Semua yang hadir dalam lomba ini bertepuk tangan. Dewan juri yang terdiri atas Adnyana Ole (Komunitas Mahima), Made Sudiana (BRIN), dan Firman Susilo (Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa) menyimak dengan seksama satu demi satu pantun yang dilatunkan peserta pertama. Demikian selajutnya sampai peserta terakhir, yaitu peserta dari Rusia.

Peserta dari Rusia ini tampil bersahaja dengan gayanya yang khas. Ternyata peserta dari Rusia ini juga seorang wartawan dan juga penulis puisi. Peserta terakhir tidak kalah menarik dengan peserta pertama.

Apa yang menarik dari Lomba Berpantun ini?

Banyak hal tentunya yang menarik.

Yang pertama, peserta dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda. Mereka sama-sama belajar bahasa Indonesia. Dalam belajar bahasa Indonesia, mereka juga belajar tentang pantun.

Dalam mengikuti lomba FHI 2024 ini mereka juga harus mengikuti kisi-kisi lomba dan kriteria penilaian. Kriteria penilaian terdiri atas (1) isi  yang meliputi struktur pantun dan kualitas gagasan; (2) kebahasaan yang meliputi pelafalan, kosakata, dan penerapan tata bahasa; (3) performa yang meliputi pembawaan dan penampilan; serta (3) spontanitas yang meliputi kemampuan berinteraksi.

Yang kedua, peserta adalah WNA yang belajar BIPA di negara mereka masing-masing atau yang mengikuti kelas BIPA di perguruan tinggi (PT) maupun lembaga BIPA di Indonesia. Mereka sungguh-sungguh belajar bahasa Indonesia dengan berbagai alasan.

Yang ketiga, peserta belajar budaya Indonesia secara luas terbukti dari beragam tema yang disampaikan dalam lomba. Tema lingkungan merupakan tema yang banyak disampaikan oleh peserta, selain cinta.

Para peserta dan dewan juri Lomba Berpantun pada Festival Handai Indonesia 2024 | Foto: Dok. panitia

Yang keempat, sebagian besar peserta membuat pantun sendiri. Hanya satu orang yang mengaku dibuatkan pantun oleh pengajarnya. Salah seorang peserta mengaku membuat sendiri pantunnya dengan bantuan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sebagaian lagi membuat sendiri dan diperiksa oleh orang lain. Hal ini sangat menarik, ini membukatikan mereka serius belajar budaya Indonesia dan sungguh-sungguh pula belajar bahasa Indonesia. Ini terbukti dari pantun yang dibawakan yang tidak memulu pantun dengan kata “jalan-jalan” atau “buah-buahan”.

Serta yang lainnya.

Kalau Anda menonton penampilan mereka, Anda pasti juga terkesima seperti kami.

Perhatikan salah sebuah pantun berikut ini. Sebuah pantun yang sempat saya catat dari peserta berkebangsaan Thiland.

Sungguh berkilau sendok logam
walau sudah dimakan usia
Negeri ini penuh beragam
nuansa keindahan budaya nusantara

Walau secara umum, pantun peserta sudah luar biasa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, suku kata terakhir baris pertama dan ketiga sudah pas, tetapi tidak demikian dengan bunyi suku kata terakhir baris kedua dan keempat. Jumlah suku kata dalam setiap baris kadang kurang diperhatikan. Akan tetapi, secara keseluruhan luar biasa. Karena mereka memang belajar bahasa Indonesia, aturan kebahasaan mereka taati dengan baik.

Mengenai persamaan bunyi ini, ada hal yang bisa saya kutip dari buku Pantun Melayu terbitan Balai Pustaka sebagai berikut.

Persamaan bunyi cinta dan lintah tiadalah benar.

Pantun:

Dari mana datangnya lintah?
dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta?
dari mata turun ke hati

Pantun ini dicela oleh orang Melayu dan dan dikatakan bukan pantun Melayu. Pantun Melayu begini bunyinya.

Dari mana datangnya lintah?
dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta?
dari mata turun ke hati

Saya ingin mengatakan bahwa sebuah pantun yang baik semestinya megikuti aturan jumlah suku kata dalam tiap baris, dan bunyi suku kata tarakhir yang sama atau mirip dari sisi bunyi bahasa.

Dengan melihat antusias pemelajar BIPA di seluruh dunia yang mengikuti FHI 2024 ini, saya yakin bahasa Indonesia bisa mendunia. Semoga pantun sebagai warisan budaya Indonesia dan bahasa Indonesia mendunia. [T]

Tabuhan 4/4 Luh: Narasi Perlawanan dari Dua Naskah tentang Perempuan
Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film
Menelusuri Jejak Pembahasan Pertanian dalam Sastra Dulu dan Kini
Tribute to Cok Sawitri: Merawat Ingatan, Mengalirkan Pengetahuan
Jam Session Kolaborasi 9 Seniman Bali Utara di Singaraja Literary Festival 2024
Tags: apresiasi sastraBIPAlomba pantunpantun
Previous Post

Puisi-puisi I Nyoman Wirata | Sketsa Penyair Samar Gantang

Next Post

Ika Agustina, Keterbatasan Bukan Alasan untuk Tidak Berkarya

I Made Sudiana

I Made Sudiana

Lahir di Tabanan tahun 1974. Sekarang sebagai peneliti bahasa di Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sebelumnya bekerja di Balai Bahasa Provinsi Bali.

Next Post
Ika Agustina, Keterbatasan Bukan Alasan untuk Tidak Berkarya

Ika Agustina, Keterbatasan Bukan Alasan untuk Tidak Berkarya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co