- Artikel ini adalah materi dalam panel diskusi “Perempuan dalam Konteks Pengetahuan Tradisional dan Sastra Masa Depan”, serangkaian Singaraja Literary Festival (SLF), Minggu, 25 Agustus 2024, di areal Gedong Kirtya, Singaraja, Bali
- Artikel ini disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Singaraja Literary Festival (SLF), 23-25 Agustus 2024
***
PADA kemilau hitam rambutmu, ku simpan hasratku. Pada harum cempaka rambutmu, ku pendam cintaku. Pada gelombang rambutku, ku tautkan segala pujianku padamu kekasih hatiku. Adakah yang lebih indah selain mengecup mesra rambutmu. (Adaptasi Kekawin Smaradahana saat Bhatara Smara merayu Bhatari Ratih).
Tak seorang pun menginginkan rambutnya hanya menjadi kenangan. Rambut yang tumbuh subur, hitam, lebat menjadi dambaan setiap insan. Apa pun dilakukan untuk menjadikan rambut selalu terlihat sehat. Meski sesekali atau bahkan sering kali mengeluarkan biaya yang mahal untuk melakukan perawatan rambut, seperti tanam anak rambut, tato kulit kepala, atau menggunakan berbagai macam produk shampoo, kondisioner, tonik, serum rambut, vitamin rambut, bahkan parfum rambut. Macam-macam perawatan tersebut secara mudah didapatkan dengan membeli produk tersebut, karena sudah dijual di dalam kemasan yang sudah diproduksi massal.
Lontar Indrani Sastra menyebutkan, setiap titik dalam tubuh perempuan dihuni oleh para dewi, jika dihitung ada sekitar tiga puluh enam dewi di sana. Dewi Lomawati adalah dewi yang menghuni rambut, menjiwai rambut, dan memberikan kehidupan kepada akar, batang, dan ujung rambut. Loma dalam bahasa Sanskerta berarti seorang perempuan baik yang memiliki sifat murah hati dan dermawan.
Sementara itu, dalam kamus nama-nama Sanskerta, Lomasa tidaklah lain adalah pelayan Dewi Durga. Menurut kepercayaan seseorang yang bernama Lomasa juga berarti seorang ahli filsafat agung dan pencerita tentang sejarah. Dewi Lomawati yang menjiwai rambut seorang perempuan menjadi salah satu alasan mengapa rambut itu harus dirawat, alasannya tidaklah lain: memikat lawan jenis.
Indrani Sastra mengulas tentang perawatan rambut agar tetap tumbuh sehat, lebat, hitam, dan berkilau. Selain itu juga mengulas tentang menjadikan kulit kepala bebas minyak, ketombe, sehingga kulit kepala tetap sehat, karena kulit kepala yang sehat merupakan cikal bakal rambut sehat juga. Sebermula mencintai, seperti itu pula perempuan merawat rambutnya.
Dewi Lomawati menuturkan perjalanan dirinya dari memetik bahan-bahan untuk shampoo, meracik beberapa biji-bijian untuk tonik, dan menyangrai kemiri untuk masker rambut. Sesekali Dewi Lomawati mengibaskan rambutnya untuk memastikan angin berhembus sepoi-sepoi. Dari jemarinya yang lentik ia meremas beberapa daun untuk shampoo, begini katanya pada angin:
“Hai Angin, aku memetik daun waru, pun telah memetik daun kembang sepatu, tak lupa juga aku petik daun mangkokan, aku menjadikannya penyejuk di kepalaku, sebelum kekasihku datang.” Interpretasi bebas Lontar Indrani Sastra dan Lontar Rukmini Tattwa.
Konsep keseimbangan dianut dalam setiap ajaran kecantikan, bila kemudian kondisi kulit kepala panas maka keramaslah dengan bahan-bahan yang bersifat dingin. Begitu pula bila kondisi kulit kepala dingin keramaslah dengan bahan-bahan yang bersifat panas. Daun waru dan daun kembang sepatu memiliki kandungan unsur yang dingin sehingga sangat bagus untuk menyejukkan kulit kepala, ingatlah kulit kepala yang berketombe muncul karena tidak ketidakseimbangan kondisi kulit kepala itu sendiri. Sebaliknya bila kepala agak sakit keramaskan dengan daun kembang sepatu namun campurkan daun kembang sepatu tersebut dengan parutan jahe.
Nyan pacameng kesa, sunguning wedus padu, jambu hireng, gedang warangan, tunu ika katiga apisan, wamanuhu hening jeruk, pupurek, wekasan karamasemehan (hal 20a Lontar Indrani sastra).
Terjemahan:
Inilah penghitam rambut, tanduk domba, jambu hitam, pisang kekuning-kuningan, panggang ketiganya dan jadikan satu, basahi dengan air jeruk, dilumatkan hingga lembut, kemudian berkeramas.
Resep untuk menghitamkan rambut seperti kutipan di atas terdiri dari tanduk domba, jambu hitam, pisang kuning yang dihaluskan menjadi satu, kemudian disangrai. Setelah melalui proses sangrai hingga menjadi serbuk kemudian dilembutkan dengan campuran air jeruk hingga wujudnya seperti cream atau shampoo.
Perasan air jeruk berfungsi untuk menyuburkan rambut dan menyehatkan kulit kepala. Tanduk domba pada zaman sekarang bisa diganti dengan tanduk kerbau. Selain diparut, tanduk kerbau juga bisa direbus dan diminum airnya agar uban berangsur-angsur memudar. Tanaman-tanaman itu tumbuh di atas tanah yang dirawat dengan mantra serta upacara. [T]
- BACA artikel lain terkaitSINGARAJA LITERARY FESTIVAL 2024