2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Karya-karya Sastrawan Nyoman Tusthi Eddy Layak Diajarkan di Sekolah | Dari Acara Tribute to Maestro Nyoman Tusthi Eddy

tatkalabytatkala
August 19, 2024
inKhas
Karya-karya Sastrawan Nyoman Tusthi Eddy Layak Diajarkan di Sekolah | Dari Acara Tribute to Maestro Nyoman Tusthi Eddy

Made Sujaya (kiri), Tan Lioe Ie (tengah) dalam acara Tribute Nyoman Tusthi Eddy

KARYA-KARYA sastrawan almarhum Nyoman Tusthi Eddy, baik fiksi dan nonfiksi, layak diajarkan di sekolah. Dengan bahasa dan cara pengungkapan yang sederhana serta keluasan kandungan isinya, karya-karya Nyoman Tusthi Eddy dapat digunakan untuk memperkenalkan sastra sebagai sumber pengetahuan.

Pandangan ini dikemukakan penyair Tan Lioe Ie dan akademisi sekaligus jurmalis I Made Sujaya saat berbicara dalam diskusi bertajuk Tribute to Maestro Nyoman Tusthi Eddy serangkaian Beranda Pustaka Festival Bali Jani VI di Kalangan Ayodya Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Senin, 19 Agustus 2024. Diskusi yang dihadiri para siswa dan mahasiswa se-Kota Denpasar serta para pecinta sastra itu juga turut dihadiri istri almarhum Nyoman Tusthi Eddy, Ni Nengah Wijani dan putra-putri serta cucunya. Nyoman Tusthi Eddy merupakan salah satu penerima penghargaan Bali Jani Nugraha tahun 2023 untuk kategori kritikus sastra.

“Guru-guru atau sekolah-sekolah di Bali saya kira punya otonomi untuk menentukan karya-karya yang diajarkan di sekolah. Karya-karya sastrawan lokal seperti karya Pak Tusthi Eddy sangat layak diajarkan di sekolah, bahkan di kampus-kampus. Terlebih lagi buku-buku teori atau kritik sastranya,” kata Yoki, panggilan akrab Tan Lioe Ie.

Tak hanya karya teori dan kritik sastra, puisi-puisi Nyoman Tusthi Eddy juga layak diperkenalkan di sekolah-sekolah di Bali. Dia mencontohkan buku kumpulan puisi terbaru karya Nyoman Tusthi Eddy yang terbit secara anumerta tahun 2023 lalu, Pertapaan Embrio.  Menurut Yoki, kumpulan puisi itu kaya dengan pengetahuan atau referensi. Mulai dari anatomi tubuh, filsafat, sejarah, bahkan teori-teori eksak. Dengan membaca puisi-puisi karya Nyoman Tusthi Eddy, siswa belajar berbagai pengetahuan dengan cara yang sederhana dan menarik.

“Walaupun ada rekomendasi buku sastra dari Kemendikbud, sekolah dan guru saya kira punya otonomi atau kebebasan untuk mengajarkan karya-karya sastrawan lokal, termasuk karya-karya Pak Tusthi Eddy maupun karya sastrawan Bali lainnya,” kata penyair yang sedang merilis buku puisi terbarunya, Eksprasis.

Sujaya yang juga dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali juga menegaskan bahwa dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan karya sastra yang akan diajarkan kepada siswanya. Kalau pun ada karya sastra yang direkomendasikan, keputusan tetap ada di tangan guru. “Kuncinya ada pada guru. Tentu guru harus membaca dulu karya-karya sastra yang akan ditawarkan kepada siswanya,” kata Sujaya.

Senada dengan Yoki, Sujaya juga menyebut buku-buku karya Nyoman Tusthi Eddy layak digunakan sebagai bahan ajar sastra di sekolah. Buku teori, sejarah dan kritik sastra karya Tusthi Eddy disajikan dengan gaya bahasa sederhana serta cara penyajian yang cenderung didaktis. Beberapa karya teori, sejarah dan kritik sastra karya Nyoman Tusthi Eddy yang layak dipakai bahan ajar di antaranya Pengantar Singkat Keragaman dan Periodisasi Pembaruan Puisi Indonesia (1984, Gumam Seputar Apresiasi Sastra (1985), Kamus Istilah Sastra Indonesia (1991) serta Mengenal Sastra Bali Modern (1991). Pada setiap esai dan kritiknya, Tusthi Eddy senantiasa menyisipkan aspek-aspek teoretis atau konseptual tentang sastra sehingga kritik dan esainya kaya wawasan sastra.

“Kritik Nyoman Tusthi Eddy mengombinasikan kritik impresionistik dan kritik akademik, bahkan terkadang juga historis. Ini yang membuat kritik-kritiknya agak berbeda dengan kritik HB Jassin yang cenderung impresionistik, walau Tusthi Eddy termasuk menjadikan kritik-kritik HB Jassin sebagai rujukan dalam menulis kritik,” kata Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID), FBS, UPMI Bali ini.

Menurut Sujaya, pandangan Nyoman Tusthi Eddy mengenai sastra juga relevan dan patut dijadikan refleksi. Misalnya, pandangannya tentang tidak ada jalan pintas dalam dunia sastra. Ungkapan ini memang bukan orisinal, tapi penting dijadikan refleksi para pengarang muda bahwa tangga karier sastrawan tak bisa dicapai dengan rekayasa atau manipulasi. Pada akhirnya kualitas karya yang akan menentukan masa depan seorang sastrawan.

Nyoman Tusthi Eddy dikenal sastrawan Bali yang lahir pada 12 Desember 1945 dan meninggal pada 17 Januari 2020. Sejak tahun 1970-an, Tusthi Eddy menulis berbagai genre karya sastra, seperti puisi, cerpen, esai, maupun kritik sastra. Dia juga menerjemahkan berbagai puisi dunia dan mengadaptasi karya sastra tradisional Bali. “Pak Tusthi merupakan sastrawan multidimensi. Dia penyair, cerpenis, esais, kritikus, penerjemah, bahkan linguis juga,” kata Sujaya.

Karena itu, imbuh Yoki, kemaestroan Nyoman Tusthi Eddy tidak dapat dilihat pada karya-karyanya secara terpisah, namun justru pada keberagaman karyanya serta kesetiaan pada dunia sastra. Tidak mudah menemukan sosok seperti Nyoman Tusthi Eddy yang seorang guru sastra, tetapi juga menulis karya sastra dan kritik sastra dengan tekun.

Istri Nyoman Tusthi Eddy, Ni Nengah Wijani menyampaikan terima kasih atas apresiasi para sastrawan, para siswa dan mahasiswa terhadap sosok suaminya. Dia juga mengajak para siswa dan mahasiswa tekun belajar menimba pengetahuan dari karya sastra, bahkan mungkin bisa menjadi sastrawan juga. [T]

Kenangan Singkat tentang Nyoman Tusthi Eddy, Nyari Bukunya Susah, Hilangnya Gampang
Menyemai Asa Perbukuan pada Beranda Pustaka Festival Seni Bali Jani
Mengapa Kumpulan Cerpen “Nglekadang Meme” Mendapat Hadiah Sastera Rancage 2021?
Analisis Strukturalisme Dinamik dalam Novel “Sentana Cucu Marep” Karya I Made Sugianto
Pesan Kemanusiaan dalam Cerita Pendek “Dongeng Sebelum Tidur” Karya Seno Gumira Ajidarma
Kumpulan Cerpen “Ngantosang Ulungan Bulan” Karya Carma Mira Raih Hadiah Sastra Rancage 2023: Apa Saja Keunggulannya?
Ngurah Parsua dan Karyanya: Prosa yang Reflektif, Puisi yang Jernih
Tags: apresiasi sastraFestival Seni Bali JaniFestival Seni Bali Jani 2024Made SujayaNyoman Tusthi EddyTan Lioe Ie
Previous Post

Pentingnya Menulis Sejak Dini bagi Anak SMA: Menyiapkan Generasi dengan Kemampuan Literasi yang Kuat

Next Post

Patung Buddha Tidur, Pesona Vihara Dharma Giri di Pupuan-Tabanan

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Patung Buddha Tidur, Pesona Vihara Dharma Giri di Pupuan-Tabanan

Patung Buddha Tidur, Pesona Vihara Dharma Giri di Pupuan-Tabanan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co