PADA Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI tahun 2024 ada kesenian Jawa yang dimainkan oleh Komunitas Indonesia Colorado Amerika Serikat dan ARCINDA (The Arts and Culture of Indonesia), Colorado,USA. Nuansa akulturasi budaya pun terasa di Kalangan Madya Mandala, Sabtu (29/6/2024).
Sajian budaya seni tradisional kolaborasi Jawa, Makasar dan Bali itu tak hanya menjadi hiburan, tetapi ajang untuk mengenal kesenian daerah lain di Indonesia. Pergelaran kesenian Jawa itu sendiri merupakan bagian dari ajang Bali World Culture Celebration (BWCC).
Pergelaran itu diawali dengan penampilan Gamelan Jawa yang halus. Penonton yang mendengarna seperti terbawa dalam suasana sebuah kerajaan Jawa. Gending yang dimainkan berjudul Kebo Giro, sebuah musik untuk menyambut para tamu.
Selanjutnya dimainkan seni kolaborasi antara Gamelan Jawa dan Makasar (Toraja) yang didominasi dengan permainan kendang Toraja dan biola yang mengalun saat dipadu dengan gamelan Jawa.
Penampilan yang ketiga, berupa kolaborasi antara gamelan Jawa dan musik modern (piano) dan biola. Dalam penampilannya, para penabuh memainkan lagu Gambang Suling yang dikomposisi oleh Ki Narto Sabdo. Kemudian dilanjutkan dengan lagu Perahu Layar yang juga tak kalah menariknya. Setiap nada itu mengundang kehadirian penonton untuk datang.
Komunitas ini kemudian menampilkan Petilan Tari Raksasa Cakil dan Arjuna yang berperang sebagai simbol karakter kasar bersifat jahat dan Arjuna sebagai simbol kesatria dan baik hati. Pada penampilan selanjutnya, kembali kolaborasi gamelan Jawa dan Bali yang dikomposisi oleh Saptono. Lalu dilanjutkan dengan Tari Kandi Raras yang sarat pesan moral.
Pergelaran ARCINDA itu kemuidan diakhiri dengan Sendratari Arjuna – Srikandi yang mengangkat kisah dari Epos Mahaberata. Sendratari ini mengisahkan Arjuna dan Srikandi sebagai pasangan yang bahagia. Pada saat Arjuna bertapa, terdapat banyak godaan oleh mahluk. Sampai pada suatu saat, Mardeya dari kerajaan Jungkung mencoba menghacurkan hubungan mereka.
Mardeya jatuh cinta dengan Srikandi. Mardeya melamar Srikandi dengan hadiah 100 Kg emas. Tetapi, Srikandi menolak dengan mengatakan tidak. Mardeya lalu mengancam untuk membunuh Srikandi dan Arjuna. Bahkan, menghancurkan kerajannya. Srikandi mengeluh pada dayang-dayang kemudian menghiburnya. Ia juga mengeluh kepada garuda kendaraan dan binatang kesayangannya.
Srikandi kemudian belajar berperang dari Arjuna. Srikandi lalu mengajarkan dayang-dayangnya berperang. Setelah siap terjadilan perang antara Srikandi pasukan dayang-dayang dengan pasukan Mardeya. Arjuna kemudian membantu pasukan dayang-dayang, sehingga Mardeya akhirnya terbunuh. [T][Pan]