30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Darah Memerah di Catuspata | Cerpen IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa KenitenbyIBW Widiasa Keniten
April 28, 2024
inCerpen
Darah Memerah di Catuspata | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Ilustrasi tatkala.co

HARI itu, 28 April, Gede Wijaya duduk mematung di pinggiran Catuspata Semarapura. Di Catuspata, berdiri kokoh patung nyama catur, Anggapati, Mrajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja. Empat kekuatan alam yang seakan menjaga kota Semarapura itu dari timur, selatan, barat, dan utara.

Kebetulan, hari itu tidaklah terlalu ramai. Hanya beberapa mobil dan sepeda motor menuju pasar Semarapura membawa dagangan. Satu dokar masih setia menemani kota Semarapura dengan irama gemerincingnya. Transportasi tanpa polusi ini telah terberangus oleh kemajuan tekanologi. Satu dokkar itu sebagai pencatat bahwa di kota Semarapura pernah ada transportasi yang mencintai lingkungan.

Mata Gede Wijaya seakan tak pernah diam. Ia perhatikan taman Kertagosa yang sudah menjadi objek wisata. Taman itu tepat berada di samping Catuspata seakan sebagai penguat bahwa Catuspata itu sakral. Ia merasakan Catuspata itu membagi kota Semarapura menjadi empat, yang membangun keseimbangan semesta.

Ia alihkan matanya ke utara. Ia lihat bangunan berbentuk lingga. Ia pernah memasuki bangunan itu di dalamnya ada relief perjalanan Semarapura. Di sebelah timur, bangunan pertokoan, ada yang masih menyisakan ukiran khas Bali, ada juga yang tak terlihat lagi nuansa kebaliannya.

Tiba-tiba, Gede Wijaya merasa merinding. Ketakutan merasuki jiwanya. Ia melihat lautan darah di Catuspata itu. Matanya dikucek-kuceknya. Hatinya terseret dalam ketakutan teramat sangat. Ia mau menjerit, tapi takut. Takut karena hanya ia saja yang melihatnya.

Orang-orang lain masih terlihat nyaman lalu lalang di sana. Tubuhnya berkeringat. Ia mengelap tubuhnya. “Ini darah siapa?” tanyanya. “Apa darah ini, darah kesatria yang gugur saat Puputan Klungkung? Atau ini hanya ilusi saja?”

Istrinya yang berada tidak terlalu jauh dipanggilnya. “Tu, apa yang kau lihat di Catuspata itu?”

“Bli ini gimana? Memangnya saya ini tidak waras. Ia jelas empat patung nyama catur yang menjaga keseimbangan Semarapura. Memangnya kenapa?”

“Oh, ndak. Bli juga melihatnya seperti itu.” Gede Wijaya menyembunyikan mata hatinya.  “Ayo kita pergi dari sini. Kita ke sana saja ke lapangan Puputan. Kita olahraga ringan saja di sana.”

Istrinya semakin tidak mengerti dengan perubahan suaminya. “Katanya mau menikmati Catuspata. Kenapa tiba-tiba berubah?”

“Ya, sudah cukup. Nanti Bli lanjutkan.”

Selama dalam perjalanan, ia mendengar teriakan, “Puputaaaaaaaaaaaaaaaaaaan! Puputaaaaaaaaaaaaaaaaan!” Irama kekawin Bharatayuddha tergiang-ngiang di telinganya, Sang Shura mrihayadnya ring samara mahyun manghilangaken ikang parang mukha….” Suara tembakan  terasa menembak jantungnya. Ia dekap jantungnya. Getarannya masih ada.

Jeritan dan bau amis darah seperti mengikuti langkahnya. Peluhnya semakin merembes saja. Istrinya mengira bahwa itu sebagai dampak dari jalan kaki dari Catuspata ke lapangan Puputan. Ia bersama istrinya mengitari lapangan Puputan beberapa kali.

“Gimana Bli, apa lagi ke Catuspata?”

Ia pegang tangan istrinya. Ia susuri trotoar. Ia lihat di samping Kertagosa, Pemedal Agung sebagai saksi sejarah Puri Semarapura. Hatinya semakin bergetar melihat bangunan tua itu menyimpan sejarah Semarapura.  Kembali, ia menatap Catuspata. Kembali matanya melihat lautan darah.

Ia bertanya-tanya dalam hati,”Ada apa sebenarnya hari ini?”  Ia berusaha menenangkan hatinya. Ia minum air putih dalam beberapa tegukan. Ia ingin memastikan kebenaran matanya. Ia lawan kata hatinya. Ia kelilingi Catuspata itu tiga, murwadaksina. Ia merasakan jeritan-jeritan puputan menggema di sana.

“Di sinilah darah kami tumpah demi tanah tercinta ini. Ratusan jiwa membela bumi ini demi sebuah harga diri. Di bawah kakimu itu ada darah memerah yang masih basah. Lihatlah telapak kakimu.” Gede Wijaya mengangkat kakinya. Ia perhatikan telapak kakinya. Tak ada tetesan darah. Tak ada yang kurang dengan telapak kakinya.

Canang sekar yang masih mengharumi Catuspata menusuk hidungnya. Ia hirup keharuman itu hingga menyusuri pori-pori tubuhnya. Ia sedikit merasakan ketenangan. Orang-orang menuju pasar Semarapura semakin ramai saja.

“Bli di sini dulu. Tiang mau ke tengah pasar sebentar.” Istrinya meninggalkan dirinya di Catuspata. Setelah hitungan ketiga kali, ia menepi. Diperhatikanlah patung nyama catur dari atas sampai ke bawah. Ia rasakan getaran sampai ke tubuhnya. Ia rasakan nyama catur itu memasuki tubuhnya.

“Sering-seringlah ke sini. Aku adalah saudaramu. Itu saudaramu telah mengorbankan jiwanya demi tanah tercintanya. Kau sendiri apa sudah diperbuat? Apa tidak malu dengan saudaramu yang jiwanya dibaktikan pada bumi ini? Ini demi cintanya pada Semarapura. Kau sudah diberikan kemudahan dengan segala pelayanan. Apa yang sudah kau berikan? Kau hanya menggerogti tanah kelahiranmu saja.”

Gede Wijaya mau menjerit. Syukur titik kesadarannya masih ada. Ia kendalikan hatinya. Ia merasa selama ini tak pernah memberikan sesuatu pada tanah kelahirannya. Ia merasa bersalah. Di usia yang sudah seperti dirinya dengan istri yang setia menemaninya, tak pernah memberikan apapun pada tanah kelahirannya. “Apa itu yang menyebabkan ia seperti melihat darah memerah di Catuspata?”

Ia langkahkan kakinya mau menyusul istrinya. Tapi, hatinya tersedot untuk tetap berdiri di Catuspata. Ada sepasang mata yang memerhatikannya sedari awal. Ia dekati Gede Wijaya. “Pak Gede ada apa. kok dari tadi terus di Catuspata?”

“Oh, ndak. Hanya ingin mengelilinginya saja.”

“Tapi, Pak  Gede sedari pagi di sini? Itu matahari sudah meninggi.”

Gede Wijaya tak menjawab. Ia tatap wajah laki-laki itu. Semakin ditatap semakin memudar. Gede Wijaya mengucek-ngucek matanya. Ia tadi berbicara dengan siapa? Ia langkahkan kakinya mau meninggalkan Catuspata, tapi setiap melangkah telinganya mendengar terikan, “Puputaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan! Puputaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan! Puputaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!” [T]

Yogyakarta, 23 April 2024

KLIKuntukBACAcerpen lain

Mors Vincit Omnia | Cerpen Kiki Sulistyo
Tukang Sulap dan Bocah Pemain Biola | Cerpen Hasan Aspahani
Sedihku Berakhir di Verona | Cerpen Putu Arya Nugraha
Maksan dan Moncong Senapan Belanda | Cerpen Helmy Khan
Tags: Cerpen
Previous Post

Festival The (Famous) Squatting Dance: Merayakan Marya—Usaha Merawat Ingatan tentang sang Maestro

Next Post

Belajar dari Natalia, Perempuan yang Hobi Donor Darah

IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa Keniten

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Geria Gelumpang, Karangasem. 20 Januari 1967. Buku-buku yang sudah ditulisnya berupa karya sastra maupun kajian sastra. Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dari Presiden, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 27 November 2013 di Istora Senayan Jakarta. Tahun 2014 ikut Program Kunjungan (Benchmarking) ke Jerman, selanjutnya ke Paris (Prancis), Belgia, dan Amsterdam (Belanda). 2014 menerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali. Tahun 2015 memeroleh Widya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.

Next Post
Belajar dari Natalia, Perempuan yang Hobi Donor Darah

Belajar dari Natalia, Perempuan yang Hobi Donor Darah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co