11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buleleng pun Punya Seniman Ogoh-ogoh dengan Karya yang Keren : Juni Pariawan dari Bengkala

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
March 13, 2024
inPersona
Buleleng pun Punya Seniman Ogoh-ogoh dengan Karya yang Keren : Juni Pariawan dari Bengkala

Komang juni Pariawan (kanan) dan ogoh-ogoh hasil karyanya

BICARA ogoh-ogoh pada hari-hari menjelang Nyepi, sepertinya banyak orang lebih fokus membicarakan kehebatan bentuk dan rupa ogoh-ogoh di Denpasar dan Gianyar, lengkap perangkat mesin, dengan nama-nama seniman muda yang hebat dan populer bak artis ibukota.  Jarang orang menyebut-nyebut nama Buleleng, apalagi menyebut nama-nama seniman muda di balik pembuatan ogoh-ogoh di Bali utara.

Tradisi membuat dan mengarak ogoh-ogoh saat Hari Pengerupukan di Buleleng memang datang belakangan. Di wilayah Bali bagian selatan, ogoh-ogoh sudah muncul, ramai dan heboh, pada sekitaran tahun 1980-an. Sedangkan di Buleleng tradisi itu baru benar-benar memasyarakat secara luas pada sekitaran tahun 2000-an. Namun begitu, semangat pemuda dan seniman Buleleng untuk mengejar kehebohan teman-temannya di Bali selatan, secara kuantitas maupun kualitas, terus dipompa. Ogoh-ogoh di Buleleng, baik di desa maupun di kota, juga tak pernah sepi.  

Selain jumlah ogoh-ogoh terus bertambah setiap tahun, kualitas dalam bentuk, rupa, estetika, dan lain-lain, pun meningkat dari tahun ke tahun. Hingga, pada tahun 2024 ini, pada perayaan menyambut Hari Nyepi Tahun Saka 1946, muncul sejumlah ogoh-ogoh yang cukup mengundang perhatian, dan bisa dikata unggul secara kualitas.  Salah satunya adalah ogoh-ogoh dari Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan.

Ogoh-ogoh di Desa Bengkala diberi nama Bhuta Kala Pengulun, yakni bhuta kala yang menjaga area Pura Dalem. Dari segi bentuk, rupa, dan keselarasan anatomi, ogoh-ogoh ini bisa dibilang punya kualitas jauh di atas rata-rata.

Pembuat ogoh-ogoh di Desa Bengkala itu adalah seniman muda, yang meski namanya belum setenar seniman ogoh-ogoh di Denpasar, tapi ia punya akal dan kreatifitas, tentu juga punya semangat tinggi untuk berkarya, dalam kondisi sedikit modal dan minim sarana. Ia menciptakan ogoh-ogoh berkualitas dengan biaya yang amat rendah.

Seniman itu, Komang Juni Pariawan. Ia memang pemuda asli Desa Bengkala. Ia adalah tamatan S1  Pendidikan Seni Rupa, Undiksha Singaraja, yang saat ini menjadi guru seni rupa di SMPN 2 Kubutambahan.

“Ogoh-ogoh ini saya kerjakan bersama anak-anak didik saya di SMP,” kata Juni Pariawan memulai cerita tentang ogoh-ogoh yang dibuatnya itu.

Ogoh-ogoh itu mereka kerjakan selama kurang lebih sebulan dan sempat berkali-kali terhenti karena kesibukan Juni sebagai guru. Namun, dengan semangat yang terus membara, ogoh-ogoh Bhuta Kala Pengulun itu pun selesai.

Komang Juni Pariawan | Foto: Dok. pribadi

Ogoh itu sempat diikutkan dalam lomba ogoh-ogoh yang diadakan Komunitas Bli Braya dan diarak keliling Desa Bengkala pada saat Hari Pengerupukan, Minggu, 10 Maret 2024.

“Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini cukup menguras isi kepala,” kata Juni Pariawan.

Selain karena biaya yang tersedia sangat minim untuk ukuran ogoh-ogoh besar, Juni juga dihadapkan pada alat-alat dan fasilitas pengerjaan yang tergolong sederhana dan seadanya. Rangka yang digunakan untuk ogoh-ogoh itu sepenuhnya menggunakan bahan kayu, dan hanya beberapa saja menggunakan besi ulir seperti pada bagian pembuatan jempol di tangan ogoh-ogoh. Bambu dicari sendiri dan dibelah sendiri secara manual.

“Sejujurnya, dari awal tidak ada ekspektasi bisa memaksimalkan karya ogoh-ogoh ini,” kata Juni.

Proses pembuatan ogoh-ogoh karya Juni Pariawan di Desa Bengkala, Buleleng | Foto: Dok, pribadi

Dana yang tersedia pada awalnya hanya 2 juta rupiah. Dari modal sekecil itu Juni berpikir terus, darimana lagi bisa mendapatkan uang untuk menyelesaikan ogoh-ogoh yang telanjur dikerjakan dengan serius itu. Akhirnya ia bersama anak-anak meminta sumbangan sukarela kepada warga saat sembahyang pada Hari Raya Galungan. Sumbangan terkumpul 600 ribu rupiah.

Dana sebesar itu tentu saja belum cukup. Juni akhirnya memutuskan menyumbangkan sendiri uang yang didapatkan dari hasil orderan membuatkan ogoh-ogoh untuk orang lain. Sehingga dana yang terkumpulkan secara keseluruhan mencapai sekitar 4 juta rupiah. Tentu dana sekecil itu tidak cukup untuk membuat ogoh-ogoh dalam ukuran besar. Namun Juni punya akal.

“Saya ajak anak-anak di SMP tempat saya mengajar untuk diajak ikut mengerjakan ogoh-ogoh itu, sekalian belajar juga,” katanya.

Dengan dana yang kecil, Juni Pariawan terus memutar akal agar ogoh-ogoh bisa selesai dengan hasil karya yang tak mengecewakan.

“Saya terus berusaha dan belajar bagaimana caranya dengan dana sekian bisa memaksimalkan sebuah karya dan semoga apa yang sudah saya lakukan berbuah positif terhadap generasi-generasi mendatang terutama anak-anak yang sudah ikut bekerja untuk menciptakan karya ogoh-ogoh ini,” ujar Juni Pariawan.

Dalam proses berkarya, Juni tampaknya memang lebih mengutamakan manfaat dan makna-makna, serta nilai-nilai pengetahuan, ketimbang menciptakan nilai fisik secara kuantitas.

“Kami tetap menciptakan karya seni yang indah sekaligus belajar ikhlas dan tanpa pamrih untuk sebuah karya seni, budaya dan tradisi,” ujarnya dengan tegas.

Tapel ogoh-ogoh karya Juni Pariawan | Foto: Dok. Pribadi

Meski masih tergolong muda, Juni Pariawan memiliki proses dan pengalaman yang cukup panjang di bidang seni rupa. Ia sudah bergelut dengan bidang seni rupa sejak masih duduk di bangku SD.

“Sama seperti sama halnya dengan anak kecil pada umumnya, saya suka menggambar,” kata Juni yang lahir di Desa Bengkala, 26 Juni 1996, itu.

Saat SD ia sempat mewakili sekolah dalam lomba menggambar di tingkat gugus serta kecamatan.  Bakat seninya terus berkembang, dan setamat SMA ia melanjutkan pada program pendidikan seni rupa di Unduksha.

Belakangan ini, selain tetap disiplin mengajar di sekolah, ia terus menekuni karya seni ogoh-ogoh, entah ogoh-ogoh besar maupun ogoh-ogoh mini, terutama tapel atau kepala ogoh-ogoh. Ia ikut aktif dalam banyak event dan lomba tapel ogoh, misalnya yang sering diadakan di areal Garuda Wisnu Kenaca (GWK).

Kesukaannya pada pembuatan karya ogoh-ogoh dilatari juga oleh pendidikan yang ditempuhnya di Undiksha. Pada saat masih kuliah, ia mengambil keahlian konsentrasi seni patung dan sempat berpameran di galeri kampus bawah Undiksha. Selain itu, ia juga pernah berpameran di Galeri Monkey Forest di Ubud, serta di Kulidan Space di Gianyar. Saat ini ia juga mengikuti pameran tapel ogoh-ogoh di GWK.

“Pada saat itu saya memamerkan hasil kerja tugas akhir (TA), yakni patung yang terbuat dari sabut kelapa,” katanya.

Juni memang tertarik membuat ogoh-ogoh sejak masih kelas 1 SD. Saat itu ia sering membuat ogoh-ogoh dari sabut kelapa dan botol bekas air mineral. Saking tertariknya pada proses pengerjaan ogoh-ogoh. Ia selalu minta diantar kakaknya ke balai banjar untuk melihat sekaa teruna membuat ogoh-ogoh.

“Lambat laun, saat Hari Pengrupukan ketika saya remaja, saya mencoba membuat ogoh-ogoh yang ukurannya besar bersama teman-teman sebaya,” kata Juni.

Ogoh-ogoh yang dibuat saat remaja itu tentu saja hanya sekadar saja, karena Juni bersama teman-temannya masih sekolah dan belum memiliki cukup uang. Namun, setelah pengalaman pertama itu, ia bersama teman-temannya secara rutin membuat ogoh-ogoh pada setiap perayaan Nyepi, dengan modal rata-rata 150 ribu sampai 300 ribu rupiahj.

“Dari proses itulah saya sangat tertarik sekali dengan dunia seni tiga dimensi khususnya ogoh-ogoh serta patung,” katanya.

Dari keluarga, kata Juni, tidak ada satupun yang memiliki darah dan bakat di bidang seni rupa. Namun, bakatnya di bidang pembuatan ogoh-ogoh terus mengundang perhatian orang. Selain membuat ogoh-ogoh untuk dadia atau banjar, ia juga terbiasa menerima pesanan ogoh-ogoh untuk orang lain. Sering juga ia menerima pesanan kepala ogoh-ogoh, baik dengan bahan ulatan bambu, maupun dari bahan styrofoam.

Bicara soal dunia seni ogoh-ogoh di Buleleng, Juni mengatakan ia selalu berdoa semoga seni di Buleleng bisa dihargai sebanding dengan karya seni lain dari daerah lain, dan semoga memiliki tempat di hati masyarakat.

Ogoh-ogoh Bhuta Kala Pengulun karya Juni Pariawan | Foto: Dok. pribadi

“Seni di Buleleng sangat minim apresiasi dibandingkan dengan di daerah Bali selatan, dan untuk seni di bidang ogoh-ogoh, khususnya untuk di Buleleng semoga semakin berkembang dan mendapat perhatian lebih dari pemerintah setempat, misalnya dengan memberikan bantuan pembinaan atau dengan diadakannya lomba ogoh-ogoh yang cukup serius,” kata Juni Pariawan dengan nada suara serius. [T]

Reporter/Penulis: Adnyana Ole
Editor: Wayan Sumatika

“Meamuk-amukan” di Padangbulia: Percik Amarah yang Padam oleh Percik Api
Ogoh-Ogoh, Arena Kreativitas Kolektif Anak Muda Bali : Inovasi dari Tahun ke Tahun
Teriakan Pengarak Ogoh-Ogoh: Ekspresi Budaya atau Histeria?
Tags: balibulelengDesa BengkalaHari Raya Nyepiogoh-ogohSeni RupaUndiksha
Previous Post

Merawat Solidaritas Lewat Keterbukaan Angka Keuangan : Sisi Unik di Balik Upacara di Pura Prajapati Ubud

Next Post

Sahur Bersama di Masjid Jami’ Singaraja, Hal yang Ditunggu Saat Bulan Puasa

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Sahur Bersama di Masjid Jami’ Singaraja, Hal yang Ditunggu Saat Bulan Puasa

Sahur Bersama di Masjid Jami' Singaraja, Hal yang Ditunggu Saat Bulan Puasa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Satire Visual Wayan Setem

by Hartanto
May 11, 2025
0
Satire Visual Wayan Setem

KARYA patung Wayan Setem bertajuk Kapitalosen. Istilah ini dicetuskan oleh sejarawan lingkungan Jason W. Moore yang mengkritik Antroposen dengan mengalihkan...

Read more

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co