BULELENG | TATKALA.CO – Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng melakukan konservasi dan identifikasi lontar di sebuah rumah di Desa Panji, Sukasada, Buleleng, Kamis (8/2/2024).
“Kami berhasil mengidentifikasi sebanyak 15 cakep naskah lontar, dengan 17 judul,” kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng, Putu Pertamayasa.
Lontar tersebut milik keluarga Komang Agus Darmawan di Banjar Dinas Kembang Sari, Desa Panji, dan tampaknya lontar itu cukup lama tak terurus dan jarang dibaca.
Agus Darmawan menuturkan, lontar itu merupakan warisan dari para leluhurnya, yang konon dari kumpinya, namun tak mendapat perawatan dengan baik. Kondisi awalnya dalam keadaan “sambrag” (terlepas dari berbagai judul dan dijadikan satu ikat), sehingga mesti sabar untuk mengidentifikasinya.
Dengan kondisi yang sambrag itu Penyuluh Bahasa Bali memang sulit untuk mengindentifikasi judul dan jumlahnya, namun dengan ketelitian semua lontar yang tercecer itu, akhirnya kembali menjadi satu sesuai dengan judulnya. Artinya, lontar yang awalnya tergabung menjadi satu, kini sudah sesuai jenis, dan judulnya.
“Ketika kami menanyakan apa saja judul dan isi lontar yang diwarisi leluhurnya, pemilik lontar mengaku belum mengetahui,” ujar Pertamayasa.
Alasannya, sangat sederhana karena ia dan anggota kaluarga lainnya belum pernah membacanya. Jangan saja membacanya, membersihkan pun jarang dilakukan.
“Setelah melakukan identifikasi, Penyuluh Bahasa Bali ini kemudian menemukan sebanyak 15 cakep naskah lontar dengan 17 judul. Dari klasifikasi yang dilakukan maka, ada beberapa jenis lontar, seperti Kanda, Wariga, Usada, dan Embat-embatan,” paparnya.
Untuk embat-embatan itu pun dengan berbagai judul, seperti, penerang, penyarang, piwelas, kawisesan, pipil dan lainnya.
Konservasi dan identifikasi naskah lontar serangkaian dengan Bulan Bahasa Bali (BBB) VI itu dilaksanakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melaui Penyuluh Bahasa Bali sebagai upaya penyelematan dan pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali.
“Lontar milik Komang Agus Darmawan ini hanya ditempatkan pada suatu tempat, dan diupacarai pada setiap Hari Raya Saraswati,” kata Pertamayasa. [T][Ado]