1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Citragopta, Citrakara, Prabangkara: Menelaah Asal-Muasal Seni Dalam Lontar Wiswakarma

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
January 4, 2024
inEsai
Citragopta, Citrakara, Prabangkara: Menelaah Asal-Muasal Seni Dalam Lontar Wiswakarma

Foto: Purwita Sukahet

TULISAN ini ringkas, ya memang diniatkan untuk ringkas. Isinya mengajak kita untuk kembali menelaah tentang terminologi, diksi, leksikografi seni, khususnya seni rupa pada kitab lontar berjudul Wiswakarma milik Griya Gede Delod Pasar, Intaran, Sanur.

Menariknya, membaca kalimat pembuka pada kitab ini kita dihadapkan pada asal-muasal kitab ini ditulis, berdasarkan kitab babonnya, yaitu Usana Jawa. Setelah itu prolog menjelaskan tentang dua dewata, yaitu Hyang Brahma dan Wisnu, yang menciptakan tiga manusia yakni manusia kdi (kedi), jalu, dan wadwan—mereka terus berkembang hingga menumbuhkan keturunan manusia yang banyak.

Manusia-manusia tersebut tidak tahu akan apa-apa, tidak tahu caranya mencari makan, tidak tahu caranya berbusana (asal-muasal ditemukannya fashion?), tidak tahu caranya bersosial, tidak tahu caranya membuat rumah sehingga hidupnya dibawah terik matahari, kadang-kadang di bawah pohon, dll.

Singkat kata, kemudian turunlah Hyang Wiswakarma ke dunia untuk mengajari para manusia ini untuk membuat rumah, membuat perabot rumah tangga yang tajam-tajam, tata cara membangun tempat suci, dll. Sehingga manusia dapat hidup dengan layak dan mengingat asal-muasal penciptaan manusia.

Selanjutnya oleh para manusia tersebut, apa yang diajarkan oleh Hyang Wiswakarma disebut sebagai Citragopta yang membawa ajaran tentang menatah, punggu (?), palu, kisa, membuat busana-pakaian yang dapat dipergunakan dengan layak.

Seturut kemudian, turunlah Hyang Citrakara dengan berbagai rupa yang kemudian bersatu menjadi hamrabangkara. Narasi ini kemudian ditutup dengan penjelasan bahwa begitulah para dewata ketika turun di dunia dengan membebaskan manusia dari kebodohan dengan Aji Sastra, mengetahui baik dan buruk, kurang dan lebih.

Secara ringkas pada bagian awal narasi kitab Wiswakarma ini menyajikan kosmologi, sebuah narasi tentang asal mula manusia, proses memahami akan ruang dan waktu pada alam yang evolutif hingga bagaimana keahlian diturunkan.

Yang hendak digaris bawahi adalah adanya tiga frasa kata yang berhubungan dengan keahlian manusia, yaitu citrakara, citragopta, dan prabangkara—tiga frasa ini sering dikaitkan dengan seni sebagaimana yang dipahami di Indonesia bahwa seni dipadankan dengan kata “art” (eng. Spesifik dimaknai khusus pada seni lukis, rupa, visual).

Seni di Indonesia dipergunakan untuk merangkum keseluruhan seni sekaligus ragam jenis-jenisnya, lahirlah kemudian seni rupa dan seni pertunjukan dengan berbagai cabangnya. Khusus pada seni rupa dibagi kembali menjadi seni rupa murni dan seni rupa terapan, tujuannya untuk mengklasifikasikan yang mana seni murni untuk ekspresi dengan kerajinan.

Sialnya, seni terapan tersebut dibelokan maknanya dengan kriya sekaligus kriya dipadankan pada bentuk-bentuk kerajinan tangan padahal pada kerajinan itu juga ada ekspresinya. Bahkan pada kitab Wiswakarma itu jelas tertulis tatah; hatatah-tatahnya.

Kata tatah bagi orang Bali dipahami dengan keterampilan tangan mengolah pahat dengan kulit, biasanya dipergunakan di dalam istilah pembuatan wayang atau mengukir dengan teknik tembus pada bidang dua dimensi.

Pada entri Jawa Kuna dalam bukunya Zoetmoelder & Robson pun menuliskan arti katanya sebagai memahat; pahat kecil; untuk anatah, tinatah juga dimaknai sebagai memberikan bentuk kepada sesuatu; merencanakan; mempersiapkan.

Dengan demikian, apakah asal-mula citra yang diartikan sebagai lukisan (term Jawa Kuna) dimulai dari hanatah/tinatah? Sebelum dipikirkan ulang ada baiknya kita kembali ke judul yaitu Citrakara, Citragopta, dan Prabangkara.

Yang pertama adalah Citrakara. Di dalam kitab Wiswakarma disebutkan dengan menambahkan kata Hyang di depannya sehingga menjadi Hyang Citrakara dan sejalan dengan itu, maka Hyang Citrakara adalah dewata pujaannya para pelukis, merujuk kepada term citrakāra pada Jawa Kuna diserap dari bahasa Sansekerta berarti pelukis.

Yang kedua adalah Citragopta, kata ini secara langsung tidak saya temukan dalam bukunya Zoetmulder & Robson. Terminologi ini ada sebagai diksi dari citraloka yang berarti penulisan yang mencatat apa yang terjadi di dunia ini, atau kita dapat membaginya dengan citra dan gopta, arti kata gopta merujuk kepada sesuatu yang sifatnya rahasia seperti ajaran, mungkin disakralkan(?).

Yang ketiga adalah Prabangkara dalam Jawa Kuna berarti matahari, dalam konteks yang lain berarti pelukis, seniman, artist. Prabangkara juga disamakan dengan Citrakara oleh Berg di dalam mengartikan kata ini dalam Kidung Sunda, “katur punang pĕṭa sang rajaputri dene si prabangkara”.

Kitab Wiswakarma tersebut medeskripsikan bahwa turunnya Hyang Citrakara dengan berbagai macam rupa (hamancarupa), berpadu kemudian hamrabangkara (melukiskan berbagai hal/mewujudkan berbagai bentuk kesenian).

Jadi, secara kosmologi, asal mula seni adalah pelajaran ilahiah berdasarkan pada Aji Sastra yang diturunkan oleh Hyang Citrakara, lekatnya pada ajaran Hyang Wiswakrma mengenai bagaimana konsep proses mencipta ala Bali.

Secara terminologi, citrakara, citragopta, dan prabangkara—acuan Kawi-nya—berasal dari kata citra atau citraka yang berarti lukisan, gambar, sketsa. Lantas bagaimana kalau hari-hari ini jika kita ingin menyatakan lukisan kita sebutkan dengan citraka? Atau justru kita lebih nyaman mempergunakan painting? Atau biarlah sebut lukisan saja biar tidak ribet?

Ah, apa pentingnya juga di masa kontemporer ini berbicara tentang terminologi? Rasanya hanya akan menambah beban hidup saja, bukan?[T]  

Pohmanis, 4 Januari 2024

Gaya Lukisan I Gusti Made Deblog dan Jalan Panjang Penetapan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda 2023
Tata Ruang Kota, Tiang dan Kabel-kabel, dan Persoalan Estetika
Seni Rupa Bali dan Persoalan Arsip
Kepekaan Estetika Kita dan Cagar Budaya Gedong Kirtya
Tags: kesenian balilontarSeni Rupa
Previous Post

Bukit Ser, Tempat Terbaik untuk Menenangkan Diri

Next Post

Bilingualisme dan Diglosia di Lingkungan Keluarga

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
Bilingualisme dan Diglosia di Lingkungan Keluarga

Bilingualisme dan Diglosia di Lingkungan Keluarga

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co